'Afi Kancil' Pemain Sepakbola Muda Berbakat Asal Surabaya, Meninggal Dunia di Usia 17 Tahun
Pemain sepakbola muda berbakat asal Surabaya, Ahmad Faruq Idhom Afi meninggal dunia di usia 17 tahun karena penyumbatan darah di otak.
IDWS, Kamis, 10 Februari 2022 - Afi menghembuhkan nafas terakhirnya di RSUD Dr Soewandi Surabaya pada Rabu (9/2/2022) pukul 08.00 WIB. Ia sebenarnya mendapat panggilan mengikuti seleksi Tim Nasional Sepakbola Indonesia U16. Sayangnya sebelum sempat mengikuti seleksi, Afi terjatuh di depan kamar mandi di rumahnya.
Karier Afi di sepak bola sudah dimulai sejak kanak-kanak. Sang ayah Abdurrohman yang melihat bakat sepak bola Afi mengikutkannya ke sekolah sepak bola (SSB) di Surabaya. Meski berpostur kecil, Afi sangat lincah sehingga ia dijuluki "Afi kancil" oleh rekan-rekannya.
Afi juga disebut sempat menyabet juara harapan Piala Wali Kota Surabaya 2016 dan juara Turnamen Piala Mitra Surabaya menurut Abudrrohman, ayah Afi.
Abudrrohman kemudian terus mendukung Afi untuk ikut seleksi timnas U16 dan akhirnya dipanggil memperkuat skuad dari pelatih Bima Sakti.
"Sebelum Afi sakit itu, dia dapat panggilan timnas U16. Seleksi pertama Afi lolos, tetapi seleksi kedua tidak bisa hadir karena sakit," tutur Abdurrohman.
Mendiang pesepak bola muda asal Surabaya, Ahmad Faruq Idhom Afi.(Foto: Kompas.com/PSSI Jatim)
Kronologi Afi jatuh sakit
Kejadian itu terjadi pada 24 Juni 2021. Melansir laporan Kompas.com, Abdurrohman. menceritakan kronologi penyakit kronis yang diderita Afi.
Awalnya Afi terpeleset di depan kamar mandi di rumahnya hingga tidak sadarkan diri. Sejak saat itu setiap kali hendak makan atau minum langsung kejang, menurut Abdurrohman. Keluarga pun kebingungan karena tidak ada luka apa pun di tubuh Afi sehingga ia pun dibawah ke Rumah Sakit Mitra Keluarga di Surabaya. .
Awalnya Afi masih bisa berkomunikasi dengan normal. Akan tetapi lima hari usai insiden terpeleset di kamar mandi tersebut, ia tidak bisa berkomunikasi lagi. Afi hanya bisa merespon ketika ada orang lain yang memanggil atau mengajaknya berinteraksi.
Keluarga pun membawa Afi ke RSAL Surabaya dan menjalani perawatan sekitar dua bulan. Dari hasil pemeriksaan, Afi kemudian diketahui mengalami penyumbatan darah di otak.
"Dari hasil pemeriksaan, baru diketahui bahwa Afi mengalami penyumbatan darah di otak. Oleh dokter mau di-scan, keluarga saat itu tidak mau karena harus dioperasi," ucap Abdurrohman.
Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi mendatangi langsung rumah Ahmad Faruq Idhom Afi yang menderita penyakit kronis di Jalan Simorejo 11/11A RT 05 RW 02 Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Rabu (19/1/2022).(KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)
Setelah menjalani pengobatan medis yang tak kunjung mengubah kondisi Afi, keluarga lalu mencoba pengobatan alternatif. Keluarga bahkan membawa Afi kepada kiai hingga dukun, tetapi upaya tersebut tak satu pun membuahkan hasil. Hal tersebut dilakukan Abdurrohman karena ia hanya ingin putra sulungnya sembuh dan kembali mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola.
"Saya berharap Afi bisa sembuh, bisa main bola lagi. Dia sangat ingin main di Persebaya, dia juga ingin main bersama timnas sampai ke luar negeri," tutur sang ayah.
Kondisi Afi yang tak kunjung pulih pun sempat mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Surabaya, Rini Indriyani, datang langsung ke rumah Afi bersama ambulans yang siap mengantar Afi melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Soewandhie.
Afi juga mendapatkan bantuan berupa tempat tidur medis untuk memudahkan keluarga merawat Afi.
"Melalui cara itu, nanti bisa diketahui juga apa saja yang harus kami lakukan untuk membantu Adik Afi ini, yang pasti kami akan terus dampingi hingga dia sembuh. Jadi, mohon doanya agar Adik Afi bisa lebih baik lagi ketika mendapatkan pengobatan dari Rumah Sakit Soewandhie," kata Rini Indriyani seperti dikutip dari Kompas.com.
"Salah satu yang sudah dibantu adalah tempat tidur medis yang diberikan kepada Adik Afi supaya aktivitas sehari-harinya bisa lebih mudah dan yang jaga juga lebih gampang," kata Rini yang juga adalah istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Namun, Tuhan berkehendak lain, Afi mengembuskan napas terakhir di RSUD dr Soewandhie Surabaya pada Rabu (9/2/2022) pukul 08.00 WIB. Rini yang bertakziah ke rumah duka pun langsung memeluk ibunda Afi, Farida, sambil menguatkan hatinya.
"Ya Allah, hati saya runtuh melihat Mama (Ibu) ananda Afi yang begitu kuat dan tangguh. Ibu (Farida) harus kuat nggih," kata Rini Indriyani kepada Ibunda almarhum Afi. Rini terlihat beberapa kali menepuk bahu ibunda Afi yang terisak. Dia meminta agar ibunda Afi mengikhlaskan kepergian putranya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com