Pesepakbola Iran, Amir Nasr-Azadani, Terancam Hukuman Gantung Dari Pemerintah Iran
Pesepakbola Iran, Amir Nasr-Azadani, disebut terancam hukuman gantung karena diduga terlibat dalam kasus tewasnya seorang kolonel Iran dalam aksi protes memperjuangkan hak-hak perempuan.
IDWS, Selasa, 13 Desember 2022 - Berita mengejutkan tersebut diungkap oleh asosiasi persatuan pemain sepakbola profesional dunia, FIFPRO.
"FIFPRO terkejut dan muak akan laporan bahwa pemain sepakbola profesional Amir Nasr-Azadani terancam hukuman eksekusi (gantung) di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya. Kami beridiri bagi solidaritas bersama Amir dan menyerukan pencabutan hukuman kepadanya," tulis FIFPRO di akun resmi Twitternya pada Selasa (13/12/2022).
Melansir laporan IranWire, sistem peradilan Republik Islam Iran memberi hukuman gantung kepada pesepakbola berusia 28 tahun itu karena dianggap telah melakukan tindak kriminal yang disebut "moharebeh" (berperang melawan Tuhan) di mana ia dituduh bertanggung jawab atas kematian Kolonel Esmaeil Cheraghi dan dua anggota Basij (milisi sukarelawan paramiliter Iran) yang bernama Mohammed Hossein Karimi dan Mohsen Hamidi.
Sekedar informasi, Iran saat ini sedang mengalami protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi pada bulan September. Amini, 22, dilaporkan telah ditahan oleh polisi karena diduga melanggar aturan ketat seputar hijab atau penutup kepala untuk perempuan lalu disiksa hingga tewas.
Kronologi penangkapan Amir Nasr-Azadani
Kolonel Esmaeil Cheraghi dari Korps Penjaga Revolusi Iran (IRGC) dan dua anggota Basij dilaporkan tewas terbunuh pada 17 November lalu dalam sebuah aksi protes. Pada 20 November, media Iran yang dibeking pemerintah, IRIB, merilis video di mana tiga orang dipaksa mengaku bersalah atas pembunuhan Cheraghi dan dua anggota Basij pada 17 November. Ketiganya disebut-sebut ditangkap di Kota Isfahan.
Identitas dari ketiga terduga pelaku pembunuhan Cheraghi dan dua anggota Basij tersebut tidak dipublikasikan, namun dari video tersebut diketahui bahwa mereka adalah Amir Nasr-Azadani, Saleh Mirhashmi, dan Saaed Yaghoubi.
Sumber anonim IranWire menyebutkan bahwa pesepakbola Nasr-Azadani diketahui memang kerap mengikuti aksi protes yang terjadi di berbagai kota besar Iran. Akan tetapi ia tidak pernah hadir di area yang dijaga oleh IRGC dan Basij. Sumber anonim itu menyebutkan bahwa Nasr-Azadani hanya sebatas menyanyikan slogan selama beberapa jam saja setiap kali mengikuti aksi protes, tak pernah terlibat dalam aksi kekerasan.
Sebelum kasus Nasr-Azadani, timnas Iran di Piala Dunia juga melakukan protes dengan menolak menyanyikan lagu kebangsaan sebelum pertandingan pembukaan melawan Inggris pada 21 November lalu.
(Stefanus/IDWS)