Kiper Timnas Wanita Iran Dituduh Sebagai Pria oleh Yordania Usai Tampil Bagus Dalam Adu Pinalti
Kiper timnas sepakbola wanita Iran, Zohreh Koudaei dituding berkelamin laki-laki usai laga Iran kontrak Yordania dalam laga kualfikasi Piala Asia Wanita 2022.
IDWS, Kamis, 18 November 2021 - Tuduhan tersebut dilayangkan oleh Presiden Federasi Sepakbola Yordania (JFA), Pangeran Ali bin Al-Husein usai laga Grup G antara Iran vs. Yordania di Stadion Bunyodkor, Uzbekistan, yang berakhir dengan kemenangan Iran 2-4 lewat drama adu pinalti.
Dalam drama adu pinalti itulah, Zohreh Koudaei tampil luar biasa dengan menepis dua tendangan pemain timnas Yordania. Kemenangan itu membuat Iran lolos ke Piala Asia Wanita 2022,
Zohreh Koudaei (32), kiper timnas sepakbola wanita Iran yang dituduh Yordania sebagai pria.
Husein kemudian menuduh bahwa Zohreh Koudaei adalah pria yang menyamar sebagai wanita. Ia bahkan meminta AFC (Konfederasi Sepakbola Asia) untuk melakukan pemeriksaan gender terhadap kiper Iran itu, seperti dilansir dari laporan Dailymail.
Pelatih timnas sepakbola wanita Iran, Maryam Irandoost, mengatakan kepada portal berita olahraga Varzeah3 pada Minggu pekan lalu bahwa staf medis telah memeriksa setiap pemain dari timnas Iran dengan seksama hingga tingkat hormon dan tidak ada masalah yang ditemukan pada Zohreh Koudei.
Zohreh Koudaei (32), kiper timnas sepakbola wanita Iran yang dituduh Yordania sebagai pria.
Tak hanya itu, Koudei juga sudah pernah membela timnas sepakbola wanita Iran sebelumnya, yakni pada kualifikasi Piala Asia Wanita 2008 dan 2010. Irandoost mengaku pihaknya siap memberikan dokumen apapun terkait keaslian gender Koudei.
"Tuduhan ini hanyalah alasan karena tidak bisa menerima kekalahan melawan timnas wanita Iran," tegas Irandoost.
Surat dari JFA kepada AFC yang meminta diadakannya penyelidikan terkait keaslian gender Koudei.
Tuduhan Husein itu sebenarnya bukannya tanpa dasar. Iran sebelumnya juga pernah dituduh menurunkan delapan pemain pria yang hendak menjalani operasi pergantian kelamin pada 2015 silam. Selain itu, operasi perubahan kelamin juga sudah dilegalkan di Iran sejak tahun 1980an. Bahkan pemerintah Iran dilaporkan memberi dukungan berupa pendanaan untuk terapi hormon dan operasi pergantian kelamin bagi rakyatnya yang ingin melakukannya.
Menanggapi tuduhan tersebut, Zohreh Koudaei buka suara dan menegaskan bahwa dirinya benar-benar wanita.
"Saya adakah seorang wanita. Ini adalah perundungan dari Yordania. Saya akan menuntut JFA," tegas Koudaei melansir laporan harian Turki, Hurriyet.
Sedangkan menurut laporan Dailymail, seorang juru bicara dari AFC mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berkomentar mengenai tuduhan Al-Husein tersebut.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Dailymail