Laga Inggris Kontra Denmark Sarat Kontroversi, Dari Dua Bola di Lapangan Hingga Tim VAR yang Seolah Tidak Berguna
Penantian Inggris selama 55 tahun untuk mencapai final dari turnamen besar sepakbola antar negara akhirnya usai setelah mengalahkan Denmark 2-1 di Wembley hari Kamis (8/7/2021) dini hari WIB tadi. Namun kemenangan itu bisa dibilang, sangat memalukan karena insiden pinalti yang keterlaluan serta fenomena dua bola di lapangan.
IDWS, Kamis, 8 Juli 2021 - Di depan 66 ribu pendukungnya di stadion kandangnya, Inggris memastikan diri melaju ke final Piala Eropa 2020 melawan Italia pada Senin (11/7/2021) dini hari WIB.
Meski mendominasi pertandingan hampir sepanjang waktu, Inggris kesulitan menjebol gawang Denmark yang dijaga kiper Kasper Schmeichel yang tampil brilian dengan berkali-kali menghalau tembakan para pemain Inggris ke gawangnya. Bahkan ia juga sanggup menghentikan sepakan Raheem Sterling yang berhadapan satu lawan satu dengannya.
Meski terus bertahan, Denmark secara mengejutkan membuka skor lewat tendang bebas luar biasa dari Mikkel Damsgaard di menit ke-30, sekaligus menjadikan gol itu sebagai gol pertama yang dicetak lewat tendangan bebas langsung selama pagelaran Piala Eropa 2020.
Akan tetapi Inggris tak butuh waktu lama untuk membalas. Serangan bertubi-tubi para pemain Inggris yang dipimpin oleh Sterling, Mason Mount, dan kapten Harry Kane akhirnya bisa menjebol gawang Shcmeichel dengan memaksa kapten Denmark Simon Kjaer malah memasukkan bola hasil umpan silang Bukayo Saka ke gawang timnya.
Simon Kjaer secara tak sengaja mencetak gol bunuh diri dan membuat skor 1-1 di laga Denmark vs. Inggris dini hari tadi. (Alex Morton/UEFA/Getty)
Selebihnya, Inggris terus menggempur Denmark dan memaksa skuad asuhan Kasper Hjulmand itu lebih sering menghabiskan waktu di setengah lapangan mereka. Untungnya kedisiplinan para pemain Denmark dan ketangguhan Schmeichel membuat Denmark tetap mampu bertahan dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan.
Di babak tambahan inilah terjadi kontroversi di mana wasit Danny Makkelie langsung menunjuk titik putih ketika Raheem Sterling terjatuh di kotak pinalti Denmark tanpa berusaha memastikan lewat VAR terlebih dahului. Setelah protes dari para pemain Denmark, Makkelie pun meminta VAR mengecek ulang keputusanya. Di sinilah kejanggalan terjadi. Dari rekaman ulang dari berbagai sudut, nampak sangat jelas Sterling terjatuh sendiri. Namun anehnya, VAR merestui keputusan wasit untuk memberi tendangan pinalti bagi Denmark.
Harry Kane yang menjadi eksekutor sempat gagal melesakkan tendangan pinalti karena Schmeichel berhasil membaca arah tendangannya, akan tetapi bola tepisannya bergulir ke arah tengah sehingga dengan mudah Kane langsung memasukkannya ke gawang Denmark. Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Inggris di menit 103. Luar biasa memang keputusan VAR.
Harry Kane menendang bola liar tepisan Kasper Schmeichel yang menepis tendangan pinalti Kane. (Laurence Griffiths/Getty)
Dengan gol kontroversial tersebut, Harry Kane menyamai rekor eks pemain sepakbola Inggris Gary Lineker yakni mencetak total 10 gol di turnamen besar antar negara. Sungguh sempurna sekali bagi Inggris,
Hingga waktu pertandingan menunjukkan 120 menit, Denmark gagal menyamakan kedudukan dan harus relah kalah secara tidak sportif. Namun mereka pantas bangga, karena telah memberikan perlawanan yang sangat sengit.
Memalukan
Rekor Harry Kane tertutup oleh kontroversi dari keputusan pinalti yang diambil oleh wasit Makkelie dan tim VAR. Seperti yang disebutkan di atas, Sterling jelas terlihat jatuh sendiri, bahkan kemungkinan besar ia melakukan diving alih-alih jatuh secara tidak sengaja. Pasca pertandingan pun ia tetap ngotot bahwa keputusan memberi pinalti bagi timnas Inggris itu tepat kepada ITV.
Momen ketika Sterling "terjatuh" di dalam kotak pinalti Denmark pada babak tambahan di laga semifinal Piala Eropa 2020 dini hari tadi. (Getty)
"Itu jelas pinalti, saya masuk ke kotak [pinalti], ia (Joakim Maehle) menjulurkan kakinya dan itu jelas pinalti," aku Sterling.
Selain insiden pinalti itu, ada juga kejanggalan di mana sempat ada dua bola di lapangan tak lama sebelum insiden "jatuh" Sterling terjadi. Padahal seharusnya sesuai aturan, jika ada dua bola di lapangan, pertandingan harus dihentikan.
Bola kedua bergulir masuk ke lapangan ketika Raheem Sterling tengah menggiring bola masuk ke kotak pinalti Denmark. Baik Sterling dan para ofisial pertandingan seperti tidak peduli akan bola kedua itu dan laga tetap berlanjut. (Getty)
Nyatanya pertandingan tetap dilanjutkan, Sterling menggiring bola melewati bola kedua itu, dan terjadilah insiden "terjatuh" yang berujung pada pinalti tersebut.
Belum berhenti di situ saja, Kasper Schmeichel juga tertangkap kamera sempat disorot dengan sinar laser tepat sebelum ia sukses memblokir tendangan pinalti Harry Kane.
(Optus Sport/Getty)
Berikut ini adalah komentar dari eks pemain sepakbola. atlet, dan netizen di media sosial terkait insiden pinalti tersebut.
No penalty !!!!! — Bixente Lizarazu (@BixeLizarazu) July 7, 2021
Raheem Sterling has been absolutely spectacular this tournament, but that should never, ever be given as a penalty. Clear and obvious error and a shameless dive from Sterling — Denmark have been robbed blind with that call. — Zach Lowy (@ZachLowy) July 7, 2021
An absolute disgrace that it goes to VAR and they can’t see that is no penalty and utter shambles — Michael Stewart (@mstewart_23) July 7, 2021
England totally deserve to be ahead but I don’t think that’s a penalty. Put it this way, if the ref doesn’t give it, there’s no way VAR reviews it and awards it.
Fair enough if you say ‘who cares.’ But if that’s the case, don’t moan when it happens against you! — Stuart James (@stujames75) July 7, 2021
That's not a penalty but the game is at Wembley. — Roy Nemer (@RoyNemer) July 7, 2021
I still can’t believe they gave England that penalty. What a joke — Nikola Vucevic (@NikolaVucevic) July 7, 2021
This is the most rigged penalty ever for sure, feel bad for Denmark — Marcel Kiefer (@marcelkiefer_) July 7, 2021
No way that penalty stands if this game isn't at Wembley. — Manuel Veth (@ManuelVeth) July 7, 2021
(Stefanus/IDWS)