Rasisme Terhadap Pemain Dorong Klub-klub Liga Inggris Boikot Media Sosial
Jangan heran apabila tidak mendapati update hasil pertandingan olahraga kelas dunia yang biasanya ramai ditemui di akhir pekan seperti saat ini.
IDWS, Minggu, 2 Mei 2021 - Hal itu disebabkan sejumlah organisasi, badan olahraga, hingga klub sepakbola sengaja tidak mengupdate hasil-hasil kompetisi mereka di akun sosial media masing-masing.
Fenoemna ini merupakan bagian dari boikot terhadap media sosial sebagai bentuk protes atas kasus rasisme yang dialami para atlet dan olahragawan. Berbagai organisasi, badan olahraga, hingga klub sepakbola tersebut meminta platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain untuk lebih serius memberantas rasisme di dunia maya.
AKsi boikot ini diprakarsai dari ranah sepakbola, antara lain adalah Induk Sepakbola Eropa (UEFA), Liga Primer Inggris (EPL), hinga Women's Super League.
Klub-klub elit Liga Inggris, seperti Manchester United, Liverpool, Chelsea, dsb, juga ikut serta dalam boikot ini. Jangan heran jika akhir pekan ini anda tidak mendapatkan update berita seputar pertandingan mereka. Aksi boikot media itu snediri akan digelar selama empat hari, mulai dari 30 April hingga 3 Mei 2021 mendatang.
(Twitter/@ManUtd)
Menariknya, gerakan boikot media sosial dari olahraga sepakbola itu juga didukung oleh berbagai pihak dari cabang-cabang olahraga lain.
Beberapa di antaranya termasuk Rugby Players' Association, British Cycling, Professional Cricketers' Association, dan British Horseracing. Selain itu, dukungan juga datang dari akun media sosial Formula 1, serta pembalap F1 seperti Lando Norris dan Lewis Hamilton.
Salah satu tujuan diadakannya boikot ini antara lain agar para atlet, khususnya pemain sepak bola, dapat terhindar dari aksi rasisme yang marak beredar di media sosial. Setidaknya begitu menurut Professional Footballers’ Association (PFA).
(Twitter/@F1)
"Upaya ini diharapkan dapat membendung pesan diskriminatif, dan memastikan akan adanya konskuensi bagi pelaku penyebar pelecehan online di media sosial," ujar pihak PFA dalam sebuah pernyataan tertulis, seperti dikutip dari Kompas.com.
Rasisme terhadap atlet sepakbola
Platform media sosial memang merupakan jembatan utama bagi para pemain sepakbola dalam berinteraksi dengan para penggemarnya. Namun, aksi rasisme terhadap pesepak bola kulit hitam telah marak beredar di media sosial.
Adapun pemain yang diketahui menjadi korban unggahan rasisme ini di antaranya termasuk pemain Liverpool, yakni Trent Alexander-Arnold, Naby Keita, dan Sadio Mane. Ketiga pemain klub sepak bola ini menjadi sasaran rasisme yang dibagikan secara online melalui media sosial. Mereka dihina dan mendapat cemoohan paska klub sepak bola mereka, Liverpool, kalah dari Real Madrid pada awal April lalu. Selain ketiga personel klub sepak bola Liverpool tadi, winger asal Manchester City, Rahem Sterling juga mendapat serangan rasisme.
Pemilik akun Twitter dengan jumlah followers mencapai 2,7 juta itu dilecehkan paska-memposting tanggapan atas kekalahan timnya dari Leeds United, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Guardian, Minggu (2/5/2021). Aksi boikot media sosial ini juga turut membuat sejumlah sponsor acara olahraga ikut turun tangan.
Aksi ini pertama kali disetujui oleh sponsor tim Inggris, Budweiser, yang diketahui menghentikan bentuk promosi yang umumnya dipublikasi melalui akun media sosialnya. Vendor perlengkapan olahraga dunia, Adidas pun juga dilaporkan ikut mengambil langkah serupa.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com