Selamat Liverpool, Juara Liga Premier Inggris! Berakhir Sudah Penantian Tiga Dekade
Penantian panjang 30 tahun Liverpool untuk menjadi juara Liga Premier Inggris akhirnya berakhir setelah Manchester City kalah 2-1 atas Chelsea
IDWS, Jumat, 26 Juni 2020 - Dulu, saya (penulis) sering kali mengelak saat ditanyai kapan mau nikah dengan menjawab, "Sampai Liverpool juara Liga Inggris." Karena seumur hidup saya, sudah terpatri fakta bahwa Liverpool seperti dikutuk tidak bisa juara liga. Sebagai penggemar Manchester United, saya senang-senang saja menggunakan Liverpool sebagai alasan untuk tidak menikah, sebagai bentuk sarkasme. Namun sepertinya jawaban itu sudah tidak bisa dipakai lagi.
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (AFP via Getty Images)
Kedatangan Jurgen Klopp seperti suatu roda gigi yang selama ini telah dicari The Reds setelah hilang sejak musim 1989-90 — terakhir kali The Reds juara liga Inggris atau sebelum era Liga Premier. Pelatih asal Jerman itu tegas sekaligus sosok kebapakan bagi para pemainnya, punya prinsip dalam taktik namun tidak kaku, serta mau memanfaatkan pemain muda akademi klub serta lihai dalam transfer pemain.
Sedikit banyak, saya sebagai penggemar Manchester United melihat sosok legendaris Sir Alex Ferguson dalam diri Jurgen Klopp. Dan mungkin itu sebabnya ketika Liverpool dinyatakan juara, saya tidak terlalu kesal seperti yang saya kira sebelumnya. Semua karena respek saya kepada Jurgen Klopp sebagai seorang manajer sepakbola.
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (Action Images via Reuters)
Sebelum kekalahan The Citizen atas The Blues, Liverpool masih butuh satu kemenangan lagi untuk memastikan gelar juara. Namun Chelsea seperti menjadi Dewi Fortuna bagi Liverpool dengan mengalahkan skuad arahan Josep Guardiola 2-1 pada pertandingan yang digelar tanpa penonton di Stamford Bridge, kandang Chelsea, dini hari tadi.
Kepastian juara Liga Premier Inggris ini membuat ribuan suporter Liverpool membludak di Anfield — stadion kandang Liverpool, meski walikota setempat telah meminta warga agar tetap di rumah sebagai protokol kesehatan pandemi COVID-19. Saya dapat memaklumi mereka, meski tetap mengakui bahwa tindakan mereka melanggar protokol itu tidaklah tepat. Bagaimana tidak, sudah 30 tahun lamanya para penggemar Liverpool jadi bulan-bulanan suporter tim lainnya.
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (Reuters)
Saya yakin bukan hanya saya saja yang menggunakan Liverpool sebagai alasan untuk tidak menikah. Seperti itulah hinaan dan rasa malu yang harus ditanggung suporter The Reds dalam tiga dekade terakhir. Wajar apabila mereka ingin merayakan gelar juara kali ini sekalipun situasi di Inggris tidak terlalu kondusif akibat COVID-19. Untungnya para suporter yang datang ke Anfield masih mengenakan masker, meski tidak semua.
Jurgen Klopp, mengenakan kaos Liverpool, dengan emosional mengungkapkan perasaannya kepada Sky Sports saat klubnya dinyatakan juara Liga Inggris.
"Saya tidak bisa berkata apa-apa, ini sulit untuk dipercaya," kata Klopp seperti dikutip dari BBC.
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (AFP via Getty Images)
"Saya tidak menunggu selama 30 tahun — saya baru di sini (Liverpool) selama empat setengah tahun, namun ini adalah pencapaian luar biasa, terutama setelah kompetisi berhenti tiga bulan, karena tidak ada yang tahu apakah kami masih bisa terus melangkah. "
Sulit dipercaya, bahkan manajer Liverpool sendiri mengakuinya. Bagaimana para suporter dari tim-tim lain tidak berpendapat demikian bukan?
Kejar rekor poin terbanyak dalam satu musim
Sayangnya Liverpool masih harus menunggu cukup lama untuk bisa merayakan juara liga karena kondisi pandemi global dan Inggris yang masih belum memungkinkan mereka dan para suporter melakukan selebrasi juara secara tradisional, seperti konvoi naik bus di sepanjang jalanan Liverpool sambil memamerkan trofi Liga Premier Inggris diikuti oleh luapan suporter yang sulit dihitung jumlahnya.
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (PA)
Kini target Jurgen Klopp dan anak asuhnya adalah memecahkan rekor juara dengan poin tertinggi yang masih dipegang oleh Manchester City, yakni 100 poin. Dengan sisa 8 pertandingan lagi, sangat besar kemungkinan bagi Liverpool untuk memeahkan rekor tersebut. Saat ini mereka telah bertanding 29 kali dengan rekor 28 kali menang, 2 kali imbang, 1 kali kalah, yang berarti mereka telah membukukan 86 poin. Mereka hanya tinggal memenangkan 5 laga lagi untuk menyalip rekor The Citizen secara tipis (101 poin dengan 5 kemenangan lagi).
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (PA)
Meski begitu sulit bagi mereka menyamai rekor total gol per musim yang masih dipegang City, yakni 106 gol pada musim 2017-18. Dengan hanya mencetak 70 gol saat ini, Liverpool harus mencetak rata-rata 4,5 gol per laga dalam 8 laga sisa mereka, hal yang sulit untuk dilakukan. Sedangkan rekor kebobolan paling sedikit dalam satu musim juga tidak mungkin bisa mereka pecahkan karena The Reds telah kebobolan 21 gol, sedangkan rekor saat ini adalah kebobolan 15 gol saja yang dipegang Chelsea pada musim 2004-05.
Ribuan suporter rayakan Liverpool menjuarai Liga Premier Inggris di kompleks Stadion Anfield. (PA)
Akan tetapi yang paling terpenting bagi klub berlogo burung bangau ini tentu adalah kepastian juara Liga Premier Inggris. Penantian tiga dekade akhirnya usai, meski sempat dihantui oleh pandemi COVID-19. Selamat, Liverpool dan para suporternya. Selamat bagi Jurgen Klopp, anda luar biasa!
(Stefanus/IDWS)