Bawa Timnya Menang 27-0, Pelatih Tim Junior di Suatu Klub di Italia Ini Justru Dipecat
IDWS, Selasa, 19 November 2019 - Bagi penggemar sepakbola, siapa yang bisa melupakan kekalahan telak 7-0 yang dialami Timnas Brazil oleh Timnas Jerman pada Piala Dunia 2014?
Atau yang paling baru ini, bagaimana Leicester menghancurkan Southampton di Stadion St. Mary dengan skor 9-0, menyamai rekor skor tertelak dalam sejarah Liga Primer Inggris?
Bicara soal skor tertelak dalam sepakbola, rekor kemenangan terbanyak masih dipegang oleh Timnas Australia yang membantai American Samoa 31 gol tanpa balas pada laga kualifikasi Piala Dunia 2002 silam. Skor tersebut masih menjadi skor terbesar dalam sejarah pertandingan timnas sepakbola di dunia dan kemungkinan besar tidak akan terlampaui dalam waktu dekat.
Kemenangan pastinya adalah tujuan utama bagi seluruh tim sepakbola, entah timnas atau level klub. Dan cara untuk menang dalam sepakbola hanya satu: Mencetak gol lebih banyak dari lawan. Tolak ukur ini sudah jadi hukum wajib untuk mengukur seberapa kuat sebuah tim sepakbola.
Akan tetapi skor-skor pertandingan dengan selisih yang sangat jauh antara kedua tim juga menimbulkan pertanyaan baru, "Apakah membantai tim lawan dengan jumlah gol yang tak masuk akal itu perlu?"
Ada dua pendapat yang kontras satu dengan yang lain dalam perdebatan akan pertanyaan tersebut. Namun Klub Invictasauro di Italia menegaskan bahwa mereka merasa membantai lawan itu tidaklah perlu.
Eks pelatih tim junior Invictasauro, Massimiliano Riccini dipecat karena membawa tim junior asuhannya membantai lawan dengan skor telak 27-0. (Foto: Brilia.net)
Baru-baru ini, tim junior Invictasauro menghancurkan lawannya Marina Calcio dengan skor telak 27-0 pada Sabtu (16/11). Tim lawan didera krisis cedera hingga memaksakan pemain bukan kiper untuk bermain sebagai kiper. Dua pemain tim junior Invictasauro mencetak masing-masing enam gol dalam laga itu, dan satu pemain lagi mencetak hingga tujuh gol.
Akan tetapi, bukannya memuji sang manajer Massimiliano Riccini, Invictasauro justru memecatnya karena dianggap memberi contoh yang buruk bagi para pemain junior.
"Kami sangat terkejut dan sangat menyesal mendengar tim junior kami mengalahkan Marina Calcio 27-0," tutur Presiden Invictasauro, Paolo Brogelli pada Sabtu, 16 November lalu dilansir dari Football Italia.
"Nilai dari tim junior sepakbola bertentangan dengan hal seperti itu (membantai lawan dengan skor tak wajar). Tim lawan juga harus selalu kita hormati dan sayangnya hal itu tidak terjadi hari ini. Sebagai Presiden [dari Invictasauro], saya dengan tulus meminta maaf kepada Klub Marina Calcio. Saya umumkan bahwa jajaran direksu kami telah memutuskan dengan bulat untuk memecat pelatih [Massimiliano] Riccini," ungkap Brogelli.
"Para pelatih kami punya tanggung jawab untuk melatih pemain muda, namun di atas segalanya, adalah untuk mengedukasi mereka. Dan itu tidak terjadi pada hari ini," lanjunya.
Bila kita pikirkan kembali, memang tidak ada manfaatnya menginstruksikan pemuda belasan tahun untuk memperlakukan lawannya. Terkadang, satu tim memang memiliki kelas jauh di atas lawannya, namun kadang ada saatnya bahwa cukup adalah cukup.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Givemesport.com