Simak Sejarah Kesenian Batik di Indonesia Jelang Hari Batik Nasional 2 Oktober
Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober akan segera datang. Yuk kita tilik lagi sejarah budaya batik di Indonesia!
IDWS, Jumat, 1 Oktober 2021 - Pemilihan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional karena pada tanggal itu batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.
Proses peresmian batik sebagai Warisan Budaya Bukan Benda itu berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab di mana batik Indonesia masuk dalam 76 warisan budaya nonbenda dunia.
Dari 76 seni dan budaya warisan dunia yang diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), Indonesia menyumbangkan satu warisan. Sementara itu, China menyumbang 21 dan Jepang 13 warisan.
Seni batik tulis. (Clenipedia)
Menurut UNESCO, teknik, simbolisme, dan budaya terkait batik dianggap melekat dengan kebudayaan Indonesia. Bahkan, UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian.
Batik juga menjadi refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia, yang terlihat dari sejumlah motifnya. Pengaruh Arab dalam motif hias yang biasa ditemui di seni kaligrafi, pengaruh Eropa dalam bentuk motif bunga, pengaruh China dalam motif phoenix (burung api), hingga pengaruh India dan Persia dalam motif merak.
Sarat simbol
UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia karena memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol dan makna filosofi kehidupan rakyat Indonesia. Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Lasem Heritage Yulia Ayu mengatakan, setidaknya ada tiga kriteria di balik penetapan UNESCO terhadap batik. Menurut dia, kriteria pertama yang berhasil dipenuhi dan membuat batik Indonesia diakui oleh UNESCO adalah ilmu membatik.
“Ilmunya diturunkan dari generasi ke generasi. Dari pemilihan canting, cara mencanting, desainnya, motifnya, hingga cara pewarnaannya,” kata Yulia pada 2020 silam, dikutip dari Kompas.com.
Berbagai motif batik. (brilio.net)
Kedua, batik Indonesia juga digunakan sebagai bagian dari kehidupan manusia, khususnya di Pulau Jawa.
“Sejak lahir, batik digunakan untuk menggendong bayi. Lalu dalam proses khitanan, pernikahan, hingga untuk menutup jenazah orang yang sudah meninggal,” kata Yulia.
Ketiga, batik juga kerap digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kegiatan sehari-hari sejak dulu hingga saat ini seperti pakaian. Batik Indonesia, baik yang berfungsi sebagai pakaian sehari-hari, pakaian mode, atau yang lainnya bahkan juga digunakan oleh masyarakat di sejumlah negara termasuk Myanmar, Singapura, Malaysia, dan Afrika.
Di Indonesia, batik digunakan sebagai busana sehari-hari dalam lingkungan formal seperti bisnis atau akademik, juga informal seperti merayakan pernikahan. Namun, sekarang batik tidak hanya identik dengan acara tradisional atau kegiatan budaya.
Batik sudah menjadi fashion sehari-hari yang bisa dikenakan semua umur termasuk anak muda. Pengakuan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional diiringi perayaan di Indonesia. Pada 7 September 2009, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) saat itu, Aburizal Bakrie, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin masyarakat Indonesia menggunakan batik pada 2 Oktober 2009.
"Presiden meminta tanggal 2 Oktober nanti masyarakat Indonesia memakai batik sebagai bentuk penghargaan terhadap batik," ujar kata Aburizal seperti dikutip dari Kompas.com.