Dosen UNJ Diduga Minta Cium dan Tidur Bersama Mahasiswi Untuk Permudah Urusan Kuliah
Salah satu dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya. Dosen Prodi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik itu mengirim pesan bernuansa pelecehan seksual, seperti minta ciuman hingga mengajak tidur bareng.
IDWS, Senin, 13 Desember 2021 - Koordinator Study and Peace (Space) UNJ, komunitas yang mendampingi korban kekerasan seksual, Aprilia Resdini mengatakan aduan pelecehan seksual oleh DA pertama kali mereka terima pada 2019. Pihaknya mengantongi banyak bukti tangkapan layar yang membuktikan pelecehan seksual oleh DA.
"Tahun 2019 itu aduan pertama yang masuk ke kita bahwa dosen DA melakukan pelecehan seksual melalui WhatsApp. Setelah aduan satu masuk itu ternyata ada aduan lain yang masuk dengan pelaku yang sama yaitu dosen DA," kata Aprilia pada Senin (13/12) kepada CNNIndonesia.com.
Menurut Aprilia, dalam bukti tangkapan layar itu, DA meminta mahasiswi yang hendak izin tidak mengikuti kelas untuk dicium terlebih dahulu.
DA bahkan mengajak tidur bersama agar urusan mahasiswi di jurusannya bisa ia permudah.
"Dosen DA tuh bilang kalau mau dapat izin harus cium dulu, kalau bibir kamu merah, saya mau cium. Terus bilang kalau kamu mau dipermudah segala urusan kamu di prodi ini, tidur bareng saya dulu nanti kita curhat-curhat baru saya permudah semuanya," kata Aprilia mengutip chat DA.
"Tahun 2019 itu aduan pertama yang masuk ke kita bahwa dosen DA melakukan pelecehan seksual melalui WhatsApp. Setelah aduan satu masuk itu ternyata ada aduan lain yang masuk dengan pelaku yang sama yaitu dosen DA," kata Aprilia saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (13/12).
Ilustrasi pelecehan seksual. (Shutterstock)
Syarat tidur bersama jika ingin dipermudah
Menurut Aprilia, dalam bukti tangkapan layar itu, DA meminta mahasiswi yang hendak izin tidak mengikuti kelas untuk dicium terlebih dahulu.
DA bahkan mengajak tidur bersama agar urusan mahasiswi di jurusannya bisa ia permudah.
"Dosen DA tuh bilang kalau mau dapat izin harus cium dulu, kalau bibir kamu merah, saya mau cium. Terus bilang kalau kamu mau dipermudah segala urusan kamu di prodi ini, tidur bareng saya dulu nanti kita curhat-curhat baru saya permudah semuanya," kata Aprilia mengutip chat DA.
Dosen yang disebut bakal dikukuhkan sebagai guru besar pada tahun depan itu juga diduga melakukan pelecehan seksual verbal di kelas.
Ia pernah melontarkan candaan di kelas namun membuat mahasiswanya tidak nyaman. Menurut Aprilia, tindakan DA diketahui semua mahasiswa di kelas itu.
Tidak hanya itu, DA bahkan menggunakan kekuasaannya sebagai dosen untuk mengancam mahasiswi yang tidak menuruti permintaannya.
"Kalau mahasiswinya menolak itu dia bakalan enggak lulusin atau kasih nilai E di ijazahnya," kata Aprilia.
Aprilia menyebut salah satu alumni angkatan 2009 mengaku tidak lulus mata kuliah yang diajarkan DA karena menolak ajakannya. Kesaksian serupa juga disampaikan alumni angkatan 2007 yang mendapatkan nilai E karena menolak ajakan DA untuk berkencan.
"Dia enggak dilunasi atau dikasih nilai E karena dia enggak mau jalan sama dosen DA," tuturnya.
Kampus: Dosen hanya bercanda
Aprilia mengatakan korban telah menyampaikan kasus ini kepada pihak Fakultas Teknik dan Prodi Pendidikan Tata Rias.
Menurutnya, pihak Fakultas menyatakan akan menyelesaikan masalah ini secara internal. Sementara, lata Aprilia, pihak prodi menganggap kelakuan DA sebagai bercanda dan meminta korban bersabar.
"Respons dari pihak kampus itu kayak bilang kalau dosen DA hanya bercanda dan kebanyakan korbannya disuruh sabar dan memaklumi perilaku dosen DA karena dosen DA diketahui belum menikah jadi memang suka bercanda-canda centil sama mahasiswa gitu," ungkap Aprilia.
Dia juga mengatakan bahwa pihak rektorat akan mengimplementasikan peraturan rektor mengenai pembentukan Satuan Tugas (Satgas) yang menangani kekerasan seksual.
"Sedang dalam proses," kata Rektor UNJ Komarudin saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui aplikasi WhatsApp, tanpa menjelaskan lebih lanjut.