SMPN 16 Surakarta Nekat Berangkatkan Siswa Study Tour ke Bali, Pulang-pulang 4 Siswa Demam
IDWS, Kamis, 19 Maret 2020 - Lebih dari seratus siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta, Jawa Tengah, nekat melanjutkan study tour ke Bali meski wabah virus corona (COVID-19) semakin menyebar di Indonesia. Study tour tersebut tetap dijalankan karena orangtua siswa kebanyakan ngotot agar acara sekolah itu tetap digelar sesuai jadwal.
Melansir laporan dari CNNIndonesia.com pada Kamis (19/3), setidaknya ada 118 siswa yang bertolak ke Bali pada Sabtu (14/3) atau sehari setelah Pemkot Solo menetapkan COVID-19 sebagai kejadian luar biasa (KLB). Kepala Sekolah SMPN 16 Surakarta, Sri Wulandari mengaku telah menerima informasi penetapan KLB di Solo 8 jam sebelum jadwal keberangkatan. Persiapan study tour sudah 99 persen.
Foto siswa-siswa SMPN 16 Surakarta tengah baris-berbaris. (Foto: online.siapsekolah.com)
"Orang tua saya kumpulkan di halaman sekolah. Secara kedinasan saya sudah mengimbau agar kegiatan ini ditunda, tapi orang tua menghendaki tetap lanjut," katanya seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (19/3).
Setelah berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Solo, diputuskan siswa tetap diberangkatkan dengan syarat orang tua menyatakan siap bertanggung jawab secara tertulis. Wulan mengaku tak bisa berbuat banyak untuk melarang keinginan orang tua tersebut, karena study tour ke Bali itu sepenuhnya dibiayai oleh orang tua siswa.
"Akhirnya semua berangkat 118 plus 8 guru pendamping," lanjut Wulan.
118 siswa itu telah kembali ke Solo pada Rabu (18/3). Setibanya di sekolah, semua peserta study tour langsung menjalani pemeriksaan kesehatan, yang berujung ditemukannya empat siswa mengalami demam.
"Mungkin karena kurang minum, capek karena perjalanan jauh. Kita positive thinking saja," kilah Wulan.
Siti Wahyuningsih mengatakan Pemkot Solo tidak akan mengarantina mandiri kepada peserta study tour sepulang dari Bali. Hanya saja Dinkes telah membagi tugas puskesmas sesuai domisili 118 siswa dan 8 pendamping untuk memantau.
"Mereka laporan ke Puskesmas Ngoresan karena SMP 16 itu masuknya di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. Baru nanti Ngoresan lapor ke kami," katanya.
Diketahui, Pemkot Solo menetapkan virus corona sebagai kejadian luar biasa pada Sabtu (14/3). Dengan demikian, ada pembatasan kegiatan, termasuk pendidikan. Pemerintah pusat juga telah meminta semua pihak untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah guna menekan penularan virus corona. Sejauh ini, hingga Rabu (18/3), ada 227 orang telah positif mengidap virus corona.
Dipantau Dinkes Surakarta
Melansir Kompas.com, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, Jawa Tengah, memantau empat orang siswa SMPN 16 Surakarta yang baru pulang study tour dari Bali karena kondisi badannya demam. Kepala DKK Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan keempat siswa yang kondisi badannya panas tersebut dimungkinkan karena kelelahan dan kurang minum setelah menempuh perjalanan jauh.
Mereka juga akan dipantau oleh petugas kesehatan dari Puskesmas terdekat dari rumahnya. Petugas puskesmas yang memantau kondisi siswa tersebut harus melaporkan ke Puskesmas Ngoresan. Hal tersebut karena SMPN 16 Surakarta berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan.
"Jadi ini (siswa) domisilinya di mana kita tugaskan yang mantau puskesmas mana," ungkapnya.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, kondisi kesehatan semua siswa SMPN 16 Surakarta yang pulang study tour dari Bali sudah diperiksa. "Tadi sudah dicek kesehatannya semua. Yang batuk pilek ya disarankan untuk periksa ke dokter," ungkap pria yang akrab disapa Rudy itu, seperti dikutip dari Kompas.com pada Kamis (19/3).
Sumber: CNNIndonesia.com, Kompas.com