Indodax Bantah Tudingan Kebocoran dari Dark Tracer, Akan Tuntut Dark Tracer Karena Dianggap Sebar Hoaks
Platform transaksi kripto, Indodax, membantah pernyataan akun Twitter Dark Tracer terkait kebocoran data puluhan ribu anggotanya di situs gelap atau darkweb.
IDWS, Selasa, 20 September 2022 - Pernyataan ini dinilai sebagai kabar bohong atau hoaks, sehingga Indodax melaporkan Dark Tracer ke pihak berwajib.
"Berhubungan dengan kasus isu hoaks Twitter kemarin, saya membantah hal tersebut karena kami sudah pastikan bahwa server Indodax aman dan tidak ada data leaked sebesar 50.000 dari server Indodax seperti yang diberitakan," tutur CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam keterangannya, Selasa (20/9/2022), seperti dikutip dari Kompas.com.
Sebagai informasi, pada Rabu (14/9/2022) pekan kemarin, akun Twitter Dark Tracer @darktracer_int mengunggah cuitan yang menyebutkan, Indodax mengalami kebocoran data akibat malware. Sekitar 50.000 data pengguna Indodax disebut bocor ke darkweb oleh malware pencuri. Namun demikian, cuitan tersebut sudah dihapus oleh @darktracer_int. Saat ini cuitan tidak lagi bisa ditemukan di akun tersebut.
(Dok. Indodax)
Oscar mengatakan, langkah hukum ditempuh karena pernyatanaan Dark Tracer dinilai telah menciderai citra Indodax sebagai perusahaan kripto. Unggahan itu juga disebut telah menimbulkan keresahan bagi member Indodax.
"Kami selaku manajemen Indodax menilai bahwa Dark Tracer menyebarkan isu yang tidak benar tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada kami," katanya.
"Dengan unggahan isu hoaks di akun sosial media dari Dark Tracer dan dilihat oleh banyak orang, tentu sangat menyerang brand yang sudah kami bangun selama ini sebagai perusahaan kripto terpercaya di Indonesia," tambah Oscar.
Lebih lanjut Oscar menambahkan bahwa Indodax akan mempidanakan akun Dark Tracer dengan pasal pencemaran nama baik dan manipulasi informasi elektronik. Adapun Indodax dalam praktiknya diklaim sudah menjamin kerahasiaan dan keamanan data member. Ini ditandai dengan kepemilikan tiga sertifikasi ISO, yaitu ISO 9001, ISO 27001, dan ISO 27017.
Untuk menjaga keamanan anggotanya, Oscar menjelaskan, pihaknya mengandalkan sistem multi factor authentication atau MFA, serta menggunakan teknologi multi-party computation atau MPC dan transaction authorization policy atau tap. Sistem-sistem tersebut diterapkan dengan tujuan aset member tidak dapat diakses tanpa persetujuan.