Kebijakan Pembedaan Tarif KRL Bagi Masyarakat 'Mampu' Tuai Kritikan
Rencana pemerintah pusat Indonesia membedakan tarif kereta api listrik (KRL) bagi masyarakat mampu menuai kritikan.
IDWS, Senin, 2 Januari 2023 - Melansir laporan Kompas.com, tarif asli KRL berkisar pada Rp10.000 hingga Rp15.000 untuk sekali jalan. Hanya saja pemerintah pusat telah mengalokasikan subsidi untuk tarif KRL tersebut sejak lima tahun lalu sehingga tarif KRL menjadi jauh lebih murah, di mana pengguna di Jabodetabek hanya perlu membayar Rp3.000 untuk 25 kilometer pertama dan Rp1.000 untuk setiap 10 kilometer berikutnya.
Sedangkan dalam kebijakan pembedaan tarif yang tengah diwacanakan ini, masyarakat yang tergolong mampu akan dikenai tarif asli KRL Rp10.000 hingga Rp15.000.
Kebijakan itu sepertinya kurang mendapat respon antusias dari masyarakat mampu. Salah seorang pengguna KRl bernama Dharma (20) kepada Kompas.com mengatakan bahwa wacana tersebut harusnya dipertimbangkan kembali karena besarnya biaya yang harus ia keluarkan hanya untuk perjalanan pulang-pergi saja.
"Misalnya jadi Rp 10.000-Rp 15.000, itu juga lumayan walau buat yang mampu. Soalnya uang enggak cuma buat keperluan naik KRL, ada kebutuhan lainnya," jelas Dharma pada Senin (2/1/2023).
Ilustrasi KRL. (goodnewsfromindonesia.id/Media Indonesia)
Penumpang KRL lain bernama Fida (25) menyebut, tarif KRL non-subsidi cukup mahal dan lebih baik dimanfaatkan untuk membeli bensin. Menurut Fida, nominal tersebut lumayan besar untuk sekali perjalanan, serta dapat membuat pengguna KRL beralih ke kendaraan pribadi.
"Kalau misalnya nanti jadi Rp 10.000-Rp 15.000 per perjalanan, ya mending dibuat beli bensin kali," ujar Fida kepada Kompas.com.
"Udah bagus kita naik kendaraan umum, daripada nanti kalau dinaikin tarifnya, 'si kaya' bisa pindah haluan ke motor atau mobil dan bikin macet nantinya," ucap Fida.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com