Korban Jiwa Gempa Cianjur Capai 268 Orang, Ini Alasan Kenapa Bencana Alam Itu Bisa Telan Begitu Banyak Korban
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan alasan banyaknya korban meninggal dan betapa signifikannya kerusakan akibat gempa tektonik bermagnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
IDWS, Rabu, 23 November 2022 - Alasan yang pertama adalah karena episenter yang dangkal. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dari Kompas TV, menerangkan, gempa itu memiliki karakteristik shallow crustal earthquake atau jenis tektotik sangat dangkal.
"Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," kata Daryono seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Selain itu, struktur bangunan di wilayah terdampak juga tidak memenuhi standar tahan gempa.
"Mayoritas bangunan yang terdampak karena dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa yang menggunakan besi tulangan dengan semen standar. Akibatnya, bangunan tersebut tidak mampu menahan guncangan gempa," kata kepala (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi, Selasa (22/11/2022) dikutip dari Tribunnews.com.
Kondisi Pondok Pesantren di Kampung Garogol Desa Cibulakang, Kecamatan Cugenang yang ambruk usai diguncang gempa bumi. (Tribunnews.com/ Fauzi Noviandi)
"Perlu dipahami, bahwa banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam gempabumi Cianjur bukan diakibatkan guncangan gempa bumi, melainkan karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempa bumi," lanjut dia.
Ketiga, gempa tersebut sangat merusak adalah lokasi permukiman berada pada tanah lunak (local site effect-efek tapak) dan perbukitan (efek topografi).
"Gempa itu sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tapi bangunan yang tidak standar aman gempa yang kemudian roboh yang menimpa penghuninya itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dan luka," ujar Daryono.
Data sementara yang berhasil dihimpun BNPB hingga Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB, terdapat ratusan jiwa meninggal dunia
Hal ini diungkap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur.
"Korban meninggal dunia 268 jiwa, yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah, masih ada korban hilang sejumlah 151 orang, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan," ucap Suharyanto.
Kemudian data masyarakat yang mengungsi sejumlah 58.362 orang, luka-luka 1.083 orang, kerusakan infrastruktur seperti rumah rusak total berjumlah 22.198 unit.
Artikel Asli: Tribunnews.com