Misteri Hilangnya Rekaman CCTV Tragedi Kanjuruhan Temuan TGIPF
Polri mengaku sudah menerima rekomendasi temuan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terkait ada rekaman CCTV yang hilang saat Tragedi Kanjuruhan.
IDWS, Rabu, 19 Oktober 2022 - Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya kini akan mendalami informasi tersebut.
"Nanti penyidik yang cek dan dalami," kata Dedi seperti dikutip dari Suara.com, Rabu (19/10/2022).
Diketahui, berdasarkan temuan TGIPF mulanya CCTV merekam pergerakan rangkaian Barracuda yang akan melakukan evakuasi Tim Persebaya.
Suasana di dalam Stadion Kanjuruhan saat tragedi terjadi usai Arema FC vs Persebaya. Setidaknya 127 orang meninggal karena tragedi ini. (CNNIndonesia.com/AFP)
"Pergerakan awal rangkaian Barracuda yang akan melakukan evakuasi Tim Persebaya, dapat terekam melalui CCTV yang berada di Lobby utama dan Area Parkir," tulis TGIPF dalam laporannya seperti dilihat pada Senin (17/10/2022).
CCTV tersebut hanya memperlihatkan rekaman dengan durasi 1 jam 21 menit. Sedangkan durasi 3 jam 21 menit berikutnya hilang. TGIPF mengaku tengah berupaya untuk meminta rekaman lengkap ke Polri.
Gas air mata ditembakkan polisi usai pertandingan antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10) lalu. Akibatnya dalam tragedi itu bukan hanya menyebabkan korban meninggal sebanyak 132 jiwa, namun terdapat ratusan korban mengalami luka ringan hingga berat.
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai Arema vs Persebaya. Insiden ini membuat penumpukkan massa terjadi hingga suporter terinjak-injak. (CNNIndonesia.com/ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.)
Sebelumnya Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, mengatakan hilangnya rekaman CCTV memiliki pola yang sama dengan kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo. Pada kasus Brigadir J guna bebas dari jeratan hukum, Ferdy Sambo memerintahkan sejumlah anggota polisi untuk menghilangkan rekaman CCTV yang berkaitan dengan kasus pembunuhan yang dirancangnya.
"Jadi Komnas HAM sampai saat ini masih mendalami soal CCTV yang hilang itu, rekaman itu. Karena ini kan polanya saya kira pola berulang ya, seperti kemarin mau dikaitkan dengan Sambo juga ada seperti itu," kata Beka kepada wartawan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (18/10/2022), dikutip dari Suara.com.
Seorang petugas keamanan membawa salah satu suporter yang terluka karena insiden bentrokan suporter dengan petugas keamanan usai laga Arema vs Persebaya. (CNNIndonesia.com/AP Photo/Yudha Prabowo)
Bagi Komnas HAM, bagian yang hilang dari rekaman CCTV itu sangat penting, terutama untuk menyandingkan hasil penyelidikan.
"Menjadi lebih detail. Itu yang pertama. Yang kedua juga kita bisa tahu kronologi seperti apa sehingga memperjelas. Saya kira memperjelas latar belakang, kenapa korban yang jatuh itu sangat banyak. Itu yang kedua," papar Beka.
Artikel Asli: Suara.com