Sempat Ingin Bikin Mesin Pencari Lokal, Menkominfo Kini Akui Susah dan Mahal
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) kembali menjadi sorotan masyarakat, terutama warganet usai Menkominfo Johnny G Plate mengklaim pihaknya bisa membangun search engine sendiri di podcast Deddy Corbuzer 3 Agustus lalu.
IDWS, Rabu, 10 Agustus 2022 - Jawaban Menkominfo itu tentunya membuat Deddy tercengan, terutama melihat bagaimana Menkominfo begitu percaya diri menyatakan kesanggupan pihaknya membangun search engine.
Sekedar informasi, pernyataan Johnny G Plate tersebut merupakan jawaban bagi masyarakat mengenai skenario apabila mesin pencari (search engine) milik Google yang sudah digunakan secara luas diblokir oleh Kominfo karena tidak mendaftar sebagai Penyedia Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat di Kominfo.
Belum lagi, Menkominfo juga membeberkan telah memanggil suatu tim untuk membuat mesin pencari yang dinamai Gatotkaca.
“Saya pada saat menjadi menteri pertama saya panggil tim. Saya panggil tim, bisa ga kita membuat search engine. Name it Gatotkaca,” sambungnya.
Mesin pencari "lokal" yang dinamai Gatotkaca itu sempat viral di kalangan warganet setelah jadi ramai di Twitter.
"Alhamdulillah akhirnya bisa rilis. rilis di hari jumat adalah semangat pi in is. silakan, mesin pencari karya anak bangsa, demi mendukung pak plate. https://gatotkaca.mooo.info," bunyi caption akun Twitter @lantip, dikutip Minggu (7/8/2022).
Mesin pencari bernama "Gatotkaca" itu adalah mesin pencari yang dibuat pemilik akun Twitter @lantip untuk menyindir pernyataan Menkominfo yang mengaku bisa membuat mesin search engine sendiri menggantikan Google.
Mesin pencari Gatotkaca buatan akun Twitter @lantip untuk menyindir Kominfo (Tangkapan layar Gatotkaca.moo.info)
Akibat unggahan dari akun @lantip tersebut, mesin pencari Gatotkaca pun jadi viral di kalangan warganet. Namun dari pantauan Indowebster, Gatotkaca viral dalam artian negatif karena banyak warganet yang menyemooh dan menyindir mesin pencari itu karena tidak berfungsi seperti seharusnya.
Menkominfo ingin Indonesia memiliki mesin pencari sendiri seperti beberapa negara maju lainnya, yakni China (Baidu), Amerika Serikat (Google), dan Rusia (Yandex). Hanya saja beliau lupa bahwa negara-negara tersebut sudah termasuk negara maju (developed country), sedangkan Indonesia masih berstatus negara berkembang (developing country).
Dan jangan lupa bahwa Bing, yang merupakan mesin pencari dari Microsoft saja belum bisa menyaingi mesin pencari Google. Sekedar mengimbangi saja, Bing belum mampu.
Pada akhirnya Menkominfo harus menerima kenyataan betapa sulitnya membuat mesin pencari dengan skala masif seperti milik Google.
"Lebih susah lagi karena sangat besar dan mahal. Idealnya untuk ke independensi tentu punya search engine," kata Plate dalam konferensi pers di Kantor Kominfo, Jakarta, Senin (8/8/2022), seperti dikutip dari Suara.com.
Selain itu, Menkominfo beralasan kementeriannya belum siap membuat search engine yang berfungsi karena biaya pemerintah saat ini ditujukan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia.
"Namun kami tentu suatu saat nanti kalau bisa mempunyai search engine kan baik juga. Saat ini kami belum menyiapkannya karena memang kami punya waktu dan biaya selama ini kan lebih banyak perhatiannya untuk menangani Covid-19," jelasnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Suara.com