SD Tempat Siswa Dibunuh Pamannya Sendiri di Deli Serdang, Sumut, Diliburkan Sepekan, Pelaku Masih Buron
Sekolah Dasar (SD) Yayasan Baiti Jannati di Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Sumatra Utara, diliburkan selama sepekan pasca pembunuhan keji salah satu siswanya yang dilakukan oleh paman dari siswa itu sendiri.
IDWS, Rabu, 10 Agustus 2022 - Diharapkan masa liburan itu dapat menyembuhkan para siswa dan guru yang menyaksikan perbuatan keji pembunuhan siswa berinisial SRB (10) di ruang kelas sekolah itu secara langsung.
"Nanti pasti ada edukasi, untuk trauma healing-nya. Kita koordinasi dengan Polda Sumut. Karena ini libur, belum bisa. Nanti pas kegiatan mengajar belajar (KMB) baru ada trauma healing," sebut Kepala Kepolisian Sektor Sunggal Kompol Chandra Yudha Pranata kepada Kompas.com, Rabu (10/8/2022).
Sedangkan paman korban yang merupakan pelaku pembunuhan hingga artikel ini ditulis, masih diburu oleh polisi. Ia diketahui melarikan diri usai menikam keponakannya sendiri di ruang kelas SD Yayasan Baiti Jannati hingga tewas.
"Kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku. Mohon doanya semoga cepat tertangkap," kata Pranata.
Ruang kelas sekolah Yayasan Baiti Jannati tempat korban ditikam pamannya sendiri. (Foto: TribunMedan)
Motif pelaku belum diketahui
Diketahui, ibu korban diketahui bekerja di Malaysia, sedangkan korban tinggal bersama keluarga ibunya termasuk pamannya. Selain itu, ternyata pelaku juga swudah pernah melakukan tindak kekerasan terhadap korban. Belum diketahui motif pelaku memperlakukan keponakannya sendiri dengan kejam selama ini hingga akhirnya membununhnya.
Nadya, kakak kandung korban, menyebutkan pelaku sebelumnya memang pernah mengancam bahkan mencekik korban di sekolahnya. Peristiwa itu pernah diceritakan korban kepada Nadya dan neneknya.
Karena korban sampai ketakutan, keluarganya sampai terpikir untuk memindahkan ke sekolah lain.
"Saya konfirmasi ke ibu guru, 'gimana ini bu, si Sultan dipindahkan ke sekolah lain saja? karena sudah diancam kaya gitu. Takut ada apa-apa ke depannya'. Tapi kata gurunya, 'enggak apa kak, takutnya nanti sekolahnya kaya mana-mana karena sudah kelas 6'. Karena meyakinkan gurunya bilang gitu, ya makanya ya sudahlah lanjut sekolah, kalau gurunya mampu menjaga. Terakhir kejadian juga," katanya.
Nadya tidak menyangka pelaku yang masih punya hubungan keluarga dengannya tega membunuh sang adik.
"Saya rasa mungkin ada ucapan yang tidak mengenakkan didengar dia. Mungkin pikiran sampai membunuh adik saya," sebut Nadya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com