Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Sayangkan Penolakan Penyandang Disabilitas Masuk KRL Di Stasiun Balapan
Rekaman video seorang penyandang disabilitas yang mendapat penolakan ketika hendak naik KRL di Stasiun Balapan Solo belakangan ini jadi viral hingga menarik perhatian dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming.
IDWS, Jumat, 29 Juli 2022 - Difabel yang menderita cerebral palsy tersebut ditengarai ditolak karena alat bantu kursi roda tiga yang dipakainya terlalu panjang dan tidak bisa dilipat.
Dalam video yang pertama kali diunggah akun TikTok @NavRlangga itu (sebelum kemudian dihapus), terdengar percakapan antara beberapa petugas KRL dengan penyandang disabilitas itu. Petugas menyarankannya agar menggunakan transportasi lain karena alat bantu berjalannya tidak bisa masuk ke dalam KRL.
"Kita menyarankan mas e naik transportasi yang lain karena ini perintah atasan," kata salah satu petugas dalam rekaman video tersebut.
Penyandang disabilitas itu awalnya hendak naik KRL dari Stasiun Solo Balapan menuju Yogyakarta. Namun setelah cukup lama berdebat dengan petugas, akhirnya ia meninggalkan lokasi.
Manager Externtal Relations & Corporate Image Care KAI Commuter, Leza Arlan, mengonfirmasi bahwa memang benar bahwa difabel tersebut ditolak naik KRL di Stasiun Balapan Solo karena menggunakan kursi roda tiga yang tampaknya hasil modifan sendiri.
"Jadi selama ini standarnya kursi roda saja. Karena kan di dalam KRL sendiri itu ada aturan kan barang bawannya gitu. Standar kami kalau naik sepeda ya sepeda lipat kan," katanya seperti dikutip dari Kompas.com.
"Jadi selama ini standarnya kursi roda saja. Karena kan di dalam KRL sendiri itu ada aturan kan barang bawannya gitu. Standar kami kalau naik sepeda ya sepeda lipat kan. Kita akan berkoordinasi ke komunitas difabel yang berhubungan difabel bahwa seperti apa sih standarnya alat bantu difabel (naik KRL)," tambahnya.
Sedangkan dari penelusuran IDWS, bentuk alat bantu yang digunakan penyandang difabel yang mengaku bernama Ilham itu mirip seperti bentuk kursi roda tiga yang digunakan dalam balap kursi roda ajang olahraga multinasional bagi penyandang disabilitas, Paralimpik. Bentuknya bisa kalian lihat di fotgo di bawah ini.
Atlet balap kursi roda pelatnas Asean Para Games Zaenal Arifin (depan) dan Doni Yulianto (belakang) berlatih di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin (8/5). (Foto: Kompas.com/ERWIN EDHI PRASETYA)
Gibran angkat suara
Di sisi lain, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa dirinya akan mencari informasi lebih lanjut mengenai video penolakan difabel masuk KRl di Stasiun Solo Balapan tersebut. Apalagi mengingat, Kota Solo akan menjadi tuan rumah bagi ASEAN Para Games 2022.
"Numpak BST rak po-po (naik BST ya tidak apa-apa)," ungkapnya, dikutip dari Kompas.com.
Gibran menyayangkan adanya insiden penolakan terhadap penyandang disabilitas naik KRL karena kursi rodanya terlalu panjang. Terlebih saat ini Solo sedang menjadi tuan rumah pelaksanaan ASEAN Para Games 2022.
"Iya, kita tuan rumah ASEAN Para Games terus ada kaya gitu. Nanti saya coba saya cari. Harusnya boleh. Coba nanti kita komunikasikan ya," terang Gibran.
(stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com