Geger Guru Pesantren di Bandung Perkosa dan Hamili Belasan Santriwati, Gubernur Jabar Kutuk Tersangka
Sebuah kasus perkosaan mengguncang Kota Bandung hingga mengundang kecaman keras dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
IDWS, Kamis, 9 Januari 2021 - Seorang guru pesantren di Kota Bandung berinisial HW terungkap telah melakukan memperkosa 12 santrinya hingga sebagian besar di antaranya hamil dan melahirkan. Kasus itu sedang disidangkan di pengadilan dan masih dalam tahap pemeriksaan saksi.
Melansir pemberitaan kumparan, hingga berita ini ditulis tercatat ada sembilan santri yang sudah melahirkan akibat perbuatan bejat pelaku, sedangkan dua santri lainnya masih dalam kondisi hamil.
'Jumlahnya (saat pra penuntutan) ada delapan anak. Itu dari hasil perbuatan si HW tadi. Jumlahnya ada delapan dan ada dua yang masih hamil," kata Asisten Pidana Khusus Kejati Jabar Riyono di Kantor Kejati Jabar, Rabu (8/12), seperti dikutip dari kumparan.
"Pada waktu itu ternyata ada delapan dan pada saat sidang ini sudah jadi sembilan," tambahnya.
Riyono menambahkan, para korban mengalami trauma akibat aksi cabul yang dilakukan oleh pelaku. Sebagai tindak lanjut, para korban telah mendapat pendampingan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK.
"Kalau dari laporan sidang yang kami terima, dari jaksanya, tentu saja mereka ini kan masih kategori anak-anak sehingga tentu saja ada trauma itu, pasti," jelasnya.
Gubernur Jabar mengutuk tersangka
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengutuk keras aksi pelecehan seksual yang dilakukan HW terhadap belasan santriwati. Ia meminta aparat penegak hukum bisa memberi hukuman berat kepada pelaku.
Pria yang akrab disebut Emil itu mengatakan, pelaku sedang menjalani proses hukum dan sekolahnya pun sudah ditutup.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, kutuk tersangka perkosaan terhadan 12 santriwati di sebuah pesantren di Bandung. (Dok. Pemprov Jabar)
"Semoga pengadilan bisa menghukum seberat-beratnya dengan pasal sebanyak-banyaknya kepada pelaku yang biadab dan tidak bermoral ini," kata Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (8/12/2021) malam, dikutip dari Kompas.com.
Emil pun memastikan semua korban telah mendapat pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat.
Anak-anak santriwati yang menjadi korban, sudah dan sedang diurus oleh tim DP3AKB Provinsi Jawa Barat untuk trauma healing dan disiapkan pola pendidikan baru sesuai hak tumbuh kembangnya," tuturnya. Menyikapi insiden tersebut, Emil meminta institusi pendidikan dan forum pesantren untuk memberikan perhatian khusus atas kasus seperti ini.
"Meminta forum institusi pendidikan, forum pesantren untuk saling mengingatkan jika ada praktik-praktik pendidikan yang di luar kewajaran," ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta aparat desa dan kelurahan selalu memonitor setiap kegiatan publik di wilayah masing-masing.
"Kepada para orang tua, diminta rajin dan rutin memonitor situasi pendidikan anak-anaknya di sekolah berasrama, sehingga selalu up to date terkait keseharian anak-anaknya," ujar Emil.
"Semoga kejadian ini tidak terulang lagi dan keadilan bisa dihadirkan oleh pengadilan kepada kasus ini," tutupnya.
Para Korban trauma berat
Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, sebagai bagian dari Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jawa Barat yang telah mendampingi para korban dari HW mengungkapkan dirinya merasa terpukul saat berbincang dengan para korban yang berkumpul di rumah aman Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar.
Istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya saat menghadiri konferensi pers Buka Bersama on The Screen (Bubos) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (16/4/2021).(Humas Pemprov Jabar)
"Saya sendiri sedih ya karena saat ngobrol sama mereka. Bahkan saat saya tanya, mereka itu tidak tahu kelas berapa. Mereka juga di sana dipekerjakan," aku Atalia seperti dikutip dari Kompas.com.
Atalia pun khawatir psikologis korban kembali terganggu saat insiden ini kembali mencuat. Karena itu, ia meminta kepada semua pihak tidak mengorek cerita korban yang sudah mendapatkan trauma healing.
"Mereka sedang trauma healing. Saya khawatir membuka luka lama mereka. Kita fokus saja pelaku mendapat hukuman setimpal tanpa harus membuka kembali ceritanya. Yang pasti semua sudah mendapat penanganan dari tim kita dan Pemda setempat," jelas Atalia.
Atalia pun meminta pelaku kekerasan seksual terhadap belasan santri di Bandung mendapat hukuman berat. Sebab, tindakan tersebut sangat tidak manusiawi dan mencoreng lembaga pendidikan di Jawa Barat. "Ini bejat sekali ya. Dia harus diberi hukuman berat agar jadi contoh bagi siapa pun," kata Atalia.
(Stefanus/IDWS)