Netizen Ramai Bahas Tingginya Kandungan Paracetamol di Air Teluk Jakarta, Pemprov DKI Beri Tanggapan
Belakangan ini kalangan netizen Indonesia tengah ramai membahas konsentrasi Paracetamol yang tinggi di air Teluk Jakarta.
IDWS, Sabtu, 2 Oktober 2021 - Salah satunya yang menarik cukup banyak perhatian adalah cuitan dari akun @apathoni pada 30 September 2021, yang hingga artikel ini ditulis telah disukai sebanyak 4.886 kali dan dibagikan sebanyak 1.411 kali. Cuitan itu jadi ramai karena membagikan sebuah jurnal penelitian dari ScienceDirect mengenai tingginya kandungan Paracetamol di air Teluk Jakarta.
Jurnal yang diterbitkan pada Agustus 2021 itu memiliki judul "Konsentrasi tinggi paracetamol dalam limbah yang mendominasi perairan Teluk Jakarta, Indonesia," serta masuk ke dalam Buletin Polusi Laut, dilansir dari laman ScienceDirect.
Dalam jurnal itu dijabarkan hasil penelitian yang datanya didapat dari lokasi yang didominasi limbah cair di Indonesia, yakni empat lokasi di Teluk Jakarta dan satu lagi di pantai utara Jawa Tengah. Penelitian itu sendiri menyelidiki kadar kontaminasi dalam air di lokasi-lokasi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter nutrisi melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia, dan beberapa logam juga ada. Menariknya, konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke (610 ng/L) dan Ancol (420 ng/L), keduanya di Teluk Jakarta.
Peneliti mengklaim bahwa hingga saat ini, ini adalah studi pertama yang melaporkan keberadaan paracetamol (acetaminophen) di perairan pesisir di sekitar Indonesia. Konsentrasi tinggi yang terdeteksi, dibandingkan dengan tingkat lain yang dilaporkan dalam literatur ilmiah, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait dengan paparan jangka panjang dan, terutama, dampak pada peternakan kerang di dekatnya.
"Mengingat pertimbangan obat-obatan sebagai kontaminan yang muncul, data ini menunjukkan penyelidikan lebih lanjut diperlukan," pungkas jurnal itu.
Kondisi Teluk Jakarta usai dibersihkan di Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (24/3/2018). Sampah plastik yang sebelumnya menumpuk, kini sudah dibersihkan dan menyisakan lumpur tebal.(MAULANA MAHARDHIKA)
Tanggapan Pemprov DKI Jakarta
Seiring dengan viralnya jurnal tersebut, Pemprov DKI Jakarta lewat humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, telah memberi tanggapan. Menurutnya, pihak pemprov akan mengusut sumber pencemaran yang menyebabkan air di Teluk Jakarta memiliki kandungan paracetamol yang tinggi.
"Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarannya," kata Yogi pada Jumat (1/10/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Yogi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta berterima kasih kepada para peneliti yang melakukan penelitian di Teluk Jakarta. Dinas LH sendiri, kata Yogi, secara rutin memantau kualitas air di Jakarta, tetapi tidak mencantumkan variabel pencemaran berupa paracetamol.
Prediksi asal kandungan parasetamol di air Teluk Jakarta
Sementara itu Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan, ada dua kemungkinan asal kandungan parasetamol yang ada di Teluk Jakarta. Menurut Zainal kandungan tersebut bisa jadi berasal dari limbah farmasi atau pun berasal dari limbah hasil konsumsi obat.
"Jadi sumber bisa dari industri (farmasi) atau pemakaian," kata Zainal.
Zainal mengatakan, parasetamol merupakan obat yang bebas dijual di tengah masyarakat dan tidak memerlukan resep dokter untuk dikonsumsi. Parasetamol yang dikonsumsi, kata Zainal, akan dikeluarkan melalui cairan seni dan kotoran yang diproduksi manusia dan mencemarkan air limbah.
"Dan juga pengelola limbahnya yang tidak bagus atau mungkin masyarakat ekonomi lemah ya, sistem pengelolaan limbahnya langsung dibuang ke sungai aja," ujarnya.
Untuk menghindari penggunaan parasetamol yang sering digunakan untuk obat pereda nyeri atau analgesik, Zainal berharap pemerintah bisa memperhatikan kesehatan masyarakatnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com