Berbagai Keluhan Masyarakat Mengenai Aplikasi PeduliLindungi
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang diterapkan pemerintah memang bertujuan demi kebaikan masyarakat, namun pada praktiknya muncul keluhan-keluhan terkait performa dari aplikasi tersebut.
IDWS, Jumat, 17 September 2021 - Seperti yang sudah diketahui, aplikasi PeduliLindungi merupakan syarat bagi masyarakat untuk bisa keluar masuk ke fasilitas publik seperti mal, supermarket, transportasi umum, hingga tempat-tempat wisata. Hanya saja performa dari aplikasi tersebut masih mendapat komplain dari masyarakat. Apa saja keluhan-keluhan mereka?
Berikut ini adalah keluhan-keluhan masyarakat mengenai aplikasi PeduliLindungi seperti dikutip dari Kompas.com pada 17 September 2021.
Sering error
Pada awal Juli 2021, para pengguna aplikasi PeduliLindungi mengeluhkan smartphone dengan sistem Android tidak bisa mengakses aplikasi tersebut. Muncul notifikasi bahwa smartphone telah di-jailbreak/root padahal menurut pengakuan, hal itu belum pernah dilakukan.
PeduliLindungi mendeteksi bahwa ada kemungkinan ponsel yang Anda gunakan telah di-jailbreak/root. Sehingga ponsel Anda rentan terhadap gangguan keamanan dan tidak bisa digunakan untuk mengakses PeduliLindungi demi alasan keamanan," "Kami menyarankan Anda untuk tetap menggunakan PeduliLindungi menggunakan ponsel lain.
Pada bagian bawah notifikasi itu terdapat tombol "Keluar PeduliLindungi" yang bila diklik akan menutup aplikasi. Kendala tersebut menyulitkan masyarakat yang mengecek atau mengunduh sertifikat vaksinasi Covid-19 melalui aplikasi PeduliLindungi. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat itu mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak Telkom untuk menyelesaikan kendala akses aplikasi PeduliLindungi.
Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan SafetyNet dan perbaikan (debugging) yang hasilnya akan segera diperbarui ke dalam aplikasi.
"Dalam masa perbaikan ini, masyarakat dapat mengakses layanan website PeduliLindungi melalui tautan https://pedulilindungi.id," kata Dedy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (5/7/2021).
Sertifikat vaksin tidak muncul
Hal yang sering dialami masyarakat saat menggunakan aplikasi PeduliLindungi adalah tidak munculnya sertifikat vaksin di aplikasi tersebut sekalipun pengguna sudah divaksin dan mendapat sertifikat.
Sertifikat vaksin juga akan diperoleh oleh peserta melalui SMS dari 1199 yang berisi tautan sertifikat vaksin Covid-19.
Dedy mengatakan, penerbitan sertifikat vaksin dilakukan secara otomatis oleh sistem setelah petugas fasilitas kesehatan melakukan input/entry informasi pelaksanaan vaksinasi dalam sistem PeduliLindungi. Namun, jika tidak mendapatkan SMS dan sertifikat vaksin belum muncul di aplikasi PeduliLindungi, peserta dapat menyampaikan keluhannya secara langsung dengan menghubungi helpdesk nomor 119 ext 9. Peserta juga bisa menyampaikan kendala terkait sertifikat vaksin melalui e-mail sertifikat@pedulilindungi.id. E-mail dikirim dengan format nama lengkap, NIK, KTP, tempat tanggal lahir, dan nomor handphone.
Cara masuk (login) ke aplikasi PeduliLindungi.(KOMPAS.com/Kevin Rizky Pratama)
Kemudian, peserta dapat menuliskan biodata lengkap dengan melampirkan foto selfie dengan KTP serta menjelaskan keluhan yang dialami secara terperinci.
Tidak melingkupi seluruh lapisan masyarakat
Karena merupakan aplikasi yang otomatis diakses lewat smartphone, maka lapisan masyarakat yang tidak memiliki smartphone tentunya tidak bisa memanfaatkan aplikasi tersebut meski sudah divaksin.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap penggunaan aplikasi PeduliLindungi. "Kita akan terus melakukan evaluasi terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang pada prinsipnya melindungi masyarakat saat melakukan aktivitas di tempat publik," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi tanpa menggunakan smartphone, kata dia, masih harus didiskusikan lebih lanjut oleh pemerintah. Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan, pihaknya akan menoleransi pihak-pihak yang tidak dapat menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat untuk mengakses transportasi. Dengan catatan, mereka dalam hal ini tidak memiliki smartphone dan dalam gangguan jaringan ini menggunakan cara manual, yaitu mencetak bukti sertifikat vaksinasi.
Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo Mencoba Aplikasi PeduliLindungi di Pinus Sari, Mangunan, Dlingo, Kamis (16/9/2021)(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)
"Kita masih bisa menerima materi-materi yang lebih manual, mau itu cetak atau yang lain yang bisa ditunjukkan kepada petugas," kata Adita dalam diskusi daring yang ditayangkan YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (15/9/2021).
Adita meminta semua pihak untuk memberikan dokumen asli karena tidak ingin toleransi tersebut dimanfaatkan untuk memalsukan dokumen persyaratan.
Status tak kunjung berubah
Keluhan warga juga terjadi terhadap status di aplikasi PeduliLindungi yang tak kunjung berubah meski sudah mendapat vaksinasi Covid-19 dosis kedua. Status vaksinasi pada aplikasi PeduliLindungi berdampak pada warna ketika melakukan scan barcode. Keluhan ini bahkan sudah dilaporkan melalui call center 119 dan e-mail, tetapi tidak ada perubahan status di aplikasi PeduliLindungi. Menanggapi hal tersebut, Chief Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Setiaji mengakui, keluhan masyarakat melalui e-mail saat ini masih banyak yang tertunda dan sedang dalam penanganan tim call center.
"Dan kami terus menambah kapasitas tim call center agar e-mail segera dijawab," kata Setiaji melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (16/9/2021).
Kendati demikian, Setiaji meminta masyarakat melakukan cek mandiri terlebih dahulu terhadap status vaksinasi melalui situs web https://www.pedulilindungi.id/.
"Pastikan NIK dan nama sesuai KTP pada saat cek statusnya," ujar dia.
Ia mengatakan, setelah menginput NIK dan nama, tetapi tetap tidak ditemukan informasi terkait vaksinasi, maka dapat menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pada saat melakukan vaksinasi.
"Lokasi faskes pada saat melakukan vaksin untuk dilakukan input data vaksinnya," ucap dia.
Khawatir kebocoran data
Keamanan data pribadi dalam aplikasi PeduliLindungi menjadi sorotan masyarakat menyusul beredarnya sertifikat vaksin Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate meminta masyarakat mengunduh aplikasi PeduliLindungi karena keamanan aplikasi tersebut terjamin.
"Masyarakat tidak perlu khawatir karena PeduliLindungi dijamin keamanannya dan akan terus dikembangkan serta dimutakhirkan," kata Johnny dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/9/2021). Johnny mengatakan, dengan mengunduh aplikasi PeduliLindungi, masyarakat ikut berpartisipasi dalam penanganan pandemi Covid-19.