Tragis, 5 Anak Punk di Kaltim Tewas Usai Menenggak sebotol Hand Sanitizer yang Dikira Miras
Lima anak punk di Berau, Kalimantan Timur, kehilangan nyawa setelah meminum hand sanitizer yang dikira miras.
IDWS, Rabu, 15 September 2021 - Ironisnya, tragedi itu diinisiasi oleh HK, seorang remaja yang kerap dipalak oleh kelima anak punk itu. HK memberi botol berisi hand sanitizer dan mengaku itu adalah miras.
Mereka minum bersama di kos salah satu korban. Tersangka hanya minum beberapa teguk tapi langsung memuntahkannya di dapur, sedangkan ketiga korban meminum sampai habis satu botol hand sanitizer ini yang dikira miras," jelas Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono, melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Putra Samodra saat dihubungi, Selasa (14/9/2021), seperti dikutip dari detikcom.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (11/9/2021) malam pukul 23.00 WITA.
"Kepada ke tiga korban, tersangka (HK) mengaku bahwa yang dibawanya itu adalah miras," jelas Anggoro Wicaksono.
Korban tewas akibat pesta minuman keras (miras) dicampur cairan hand sanitizer bertambah jadi lima orang. Begini momen horor tewasnya para korban. (detikcom/dok Istimewa)
HK sendiri mengaku sempat ikut minum bersama kelima anak punk tersebut, namun ia tidak menelan cairan hand sanitizer itu, dan memuntahkannya.
Satu botol berisi hand sanitizer itu habis diminum para korban. Tak lama kemudian, salah satu korban seorang wanita berinisial ST (18) langsung tewas di tempat.
Disusul korban lainnya, AG (17), yang sempat mengalami kejang-kejang dan mulut mengeluarkan busa. Belum sempat dilarikan ke rumah sakit, AG dinyatakan meninggal dunia.
"Untuk satu korban lainnya, PU (20), sudah sempat kita larikan ke rumah sakit lantaran mengeluh mengalami panas di dada, tapi setelah sehari mendapatkan perawatan, nyawa PU tidak dapat tertolong," ungkapnya.
Meski memang hand santizer pada umumnya mengandung kadar alkohol yang cukup tinggi, ada juga kandungan metanol yang sangat berbahaya bagi tubuh. Terpapar metanol dalam jumlah besar dapat menyebabkan kebutaan permanen, kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf, dan bahkan kematian.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: detikcom