Viral Wisatawan Keluhkan Harga Pecel Lele Malioboro, Berpotensi Berujung ke Meja Hijau?
Baru-baru ini viral seorang wisatawan mengeluhkan harga dari dagangan penjual lesehan di sekitar Malioboro yang dinilai tidak wajar.
IDWS, Jumat, 28 Mei 2021 - Video tersebut diunggah melalui media sosial Instagram oleh akun @cetul.22 pada Rabu (26/5/2021) dan jadi viral di kalangan netizen Indonesia.
Dagangan yang dimaksud adalah seporsi pecel lele, yang dibanderol seharga Rp 37.000 dengan rincian Rp 20.000 untuk lele, Rp 7.000 untuk nasi putih, dan Rp 10.000 untuk lalapan.
mungkin mbaknya cuma salah satu aja yg ngomongin soal harga yg ga masuk akal..
padahal kenyataannya bwanyak mungkin dan gak mau speak up..
karena, percumaaa tidakk adaa yg menindakk lanjutiii.. ??pic.twitter.com/wUB8eTMl05 — txtdarijogja (@txtfromjogja) May 26, 2021
Ketua Paguyuban Lesehan Malam Malioboro Sukidi mengatakan, harga normal seporsi pecel lele seharusnya antara Rp 15.000 hingga Rp 18.000, menurut hasil survei yang dilakukan pihaknya di pedagang sekitar Malioboro, Kota Yogyakarta.
"Hasil survei kami harga tertinggi di lapangan pecel lele Rp 15 ribu- Rp 18 ribu per porsi. Tapi tadi di medsos disebut harga per porsi lebih dari Rp 20 ribu ditambah lalapan Rp 10 ribu," katanya pada, Rabu (26/5/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Ia menyampaikan, pedagang di sekitar Malioboro sudah tidak seperti dulu lagi. Sekarang ini menurutnya para pedagang telah mengutamakan pelayanan.
"Walaupun ini masih masa pandemi, teman-teman pedagang masih bisa berpikir positif. Dalam arti persiapan-persiapan menghadapi musim liburan lebaran tetap terkontrol, baik tentang harga dan pelayanan," kata Sukidi.
Pengunjung berjalan di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Kamis (11/3/2021). Libur Isra Miraj 2021 kawasan Malioboro yang merupakan destinasi wisata andalan di Yogyakarta padat pengunjung.(ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO)
Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada para wisatawan untuk lebih cermat kembali saat berbelanja di sekitar kawasan Malioboro, khususnya saat akan membeli makanan di lesehan Malioboro.
"Harusnya calon konsumen yang makan di Malioboro bisa baca, berapa harga yang tercantum di daftar harga. Saran kami jangan terus ngomongnya di medsos. Kan juga ada sarana pengaduan konsumen, baik lewat UPT Pemkot dan kami sebagai pengurus juga siap membantu untuk menyelesaikan jika ada yang kurang puas," tambahnya.
Siap tuntut wisatawan yang keluhkan harga mahal di Malioboro
Setelah lewat beberapa hari, video itu makin viral saja, hingga kemudian berpotensi dibawa ke ranah meja hijau setelah Paguyuban Lesehan Malam Malioboro disebut siap menuntut wisatawan bersangkutan apabila tidak segera menarik ucapannya atau memberi klarifikasi, seperti dilaporkan Kompas.com.
Sukidi menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan gugatan hukum kepada wisatawan bersangkutan karena menurutnya, ada kesalahan informasi yang disampaikan wisatawan tersebut.
"Teman-teman merasa dirugikan dengan statement Mbaknya yang pengen viral itu mungkin. Teman-teman berencana kalau tidak segera ditarik atau klarifikasi akan kita gugat balik karena mencemarkan nama Malioboro, Itu di luar Malioboro tetapi yang disebut di Malioboro," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (27/5/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Sukidi menjelaskan, bahwa yang bersangkutan membeli pecel lele di sirip-sirip Malioboro tepatnya di Jalan Perwakilan. Di mana sirip-sirip Malioboro itu sudah bukan termasuk kawasan Malioboro.
"Saya mau konfirmasi, itu kan Mbaknya beli di jalan-jalan sirip di Jalan Perwakilan sebenarnya teman-teman bisa membantu, Mbaknya itu memberitakan berita yang salah. Walaupun tahunya sirip-sirip itu juga masuk kawasan Malioboro," ujarnya.
Dia menjelaskan, kawasan Malioboro di bawah UPT Malioboro di mana merupakan bagian Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Sedangkan sirip-sirip Malioboro pengaturan berada di wilayah yakni di 3 kecamatan yaitu Danurejan, Gedongtengen, dan Gondomanan.
"Kemarin kita bahas ini dengan Kepala UPT dibantu camat sudah mencari info di lapangan terjadinya di Jalan Perwakilan," katanya.
Dia menyebut bahwa pedagang di sekitar Malioboro sudah memasang harga, ia juga menyebut wisatawan yang berada di video tersebut salah menyebut lokasi.
"Kita koreksi juga pedagang sudah pasang daftar harga kalau merasa dijebak, Mbaknya itu salah bicara karena sudah bilang di medsos bilang di Malioboro padahal itu sudah tidak di Malioboro," kata dia. "Itu di luar Malioboro tetapi yang disebut di Malioboro," ucap Sukidi.
(Stefanus/IDWS)