Kronologi Anak Driver Ojol yang Meninggal Setelah Makan Sate yang Ternyata Telah Diracun
Anak seorang driver ojek online (ojol) meninggal setelah menyantap sate jadi bikin heboh masyarakat.
IDWS, Rabu, 28 April 2021 - Nasib nahas dialami Naba Faiz Prasetya alias NFP (10), warga Padukuhan Salakan, RT 07, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Anak seorang driver ojek online ini meninggal dunia setelah menyantap makanan sate. Jenazah dimakamkan tadi siang, Senin, 26 April 2021.
Diminta antar sate oleh seorang wanita misterius
Saat ditemui di rumah duka, ayah korban yang bernama Bandiman (36), menceritakan peristiwa pahit yang dialami anaknya ini. Kejadian ini bermula saat Bandiman sedang menunggu orderan aplikasi di sekitar Lapangan Mandala Krida, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta pada Minggu, 25 April 2021 sore.
Ayah dari dua anak ini kemudian menunaikan ibadah shalat Ashar di masjid sekitar lokasi. Tak lama emudian, seorang wanita muda yang mengendarai sepeda motor berhenti di masjid lalu menemui Bandiman. Wanita yang hingga berita ini ditulis belum diketahui identitasnya itu meminta Bandiman mengantar paket buka puasa berupa menu sate kepada seseorang yang berada di wilayah Kapanewon Kasihan, Bantul.
"“Pak bisa enggak antar paket ini lewat ofline, soalnya saya enggak punya aplikasi,” ucap Bandiman menirukan permintaan wanita tersebut, seperti diktuip dari BacaJogja.id.
Bandiman lantas menerima permintaan wanita misterius itu dengan ongkos kirim Rp 25 ribu. Wanita itu juga memberinya alamat lengkap beserta nomor telepon penerima paket makanan buka puasa itu. Paket itu sendiri ditujukan kepada Pak Tomi sedangkan pengirimnya adalah Pak Hamid.
Bandiman, ayah dari NFP menunjukkan foto mendiang putranya yang meninggal setelah menyantap sate yang ternyata bumbunya diberi racun keras. (Foto: Tribun Jogja)
Tanpa menaruh rasa curiga, Bandiman pun bergegas ke lokasi tujuan untuk mengantar hidangan sate yang masih terbungkus dalam kardus.
Namun pihak penerima tidak bersedia menerima makanan tersebut. Alasannya, penerima tidak mengenal pak Hamid, yang disebut-sebut sebagai pengirim makanan. Di sisi lain, penerima juga sedang berada di luar kota.
Akhirnya, si penerima makanan memita Bandiman untuk membawa pulang makanan itu. “Saya diminta membawa pulang untuk berbuka. Saya mau balikin ke pengirim (wanita misterius) tapi saya tidak sempat meminta nomornya. Akhirnya saya bawa pulang,” ujarnya.
Saat sampai di rumah, Bandiman memakan sate tersebut bersama keluarganya, yakni istri dan dua anaknya, apalagi NFP yang kebetulan menyukai menu tersebut. Bandiman dan salah seorang anaknya sempat makan masing-masing dua tusuk sate tanpa bumbu dan merasa baik-baik saja. Sementara istri dan anaknya yang kedua (NFP) memakan makanan itu dengan bumbu, yang lantas mengaku terasa pahit hingga merasakan tenggorokannya terbakar. Ia pun langsung pergi ke luar untuk memuntahkan isinya. Setelah muntah, NFPl itu kemudian terjatuh tak sadarkan diri.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya Bandiman seperti dikutip dari tribunnews.com.
Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
Sesampainya di rumah sakit sekitar pukul 18.50 WIB, NFP dinyatakan dokter meninggal dunia akibat racun. Menurut Bandiman, dokter menyatakan bahwa racun yang terdapat pada bumbu sate itu lebih keras dibanding dengan racun hama pertanian.
"Baunya menyengat sekali memang dan waktu di dalam mobil itu seperti bau gosong terbakar," katanya. Sementara nyawa ibunya masih tertolong dan bisa dibawa kembali ke rumah.
"Saat itu juga kami langsung bergerak, untuk mengecek di TKP, mengecek keadaan, itu udah olah TKP," jelas Kapolsek Sewon, AKP Suyanto, seperti dikutip dari suarajogja.id.
Suyanto menyampaikan, dari peristiwa tersebut pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Olah TKP juga sudah dilakukan bersama dengan tim inavis dan Polres Bantul.
Terkait kondisi korban yang meninggal setelah mengkonsumsi lontong dan bumbunya belum bisa dikatakan secara pasti sebagai keracunan makanan.
Baik dokter, rumah sakit, maupun pihaknya berhati-hati dalam mengambil spekulasi. Suyanto pun menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menerima barang dari orang asing. Khusus kepada penyedia jasa ojek online, Suyanto meminta agar bisa melakukan cek dan kroscek jika pengirim tidak dikenal.
Sisa sate dibawa ke laboratorium
Terpisah, suarajogja.id melaporkan bahwa menurut Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto, Polres Bantul telah melakukan olah TKP terkait tewasnya Naba Faiz, warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DIY.
"Untuk peristiwa di Sewon, tadi malam Polres Bantul sudah melaksanakan olah TKP. Kemudian sudah mengirim sisa makanan ke laboratorium," katanya.
Yuli menyampaikan selain itu beberapa orang saksi juga sudah dilakukan pemeriksaan. Tujuannya guna mengungkap lebih jauh peristiwa tersebut.
Lebih lanjut pihaknya enggan untuk menyimpulkan secara tergesa-gesa penyebab kematian bocah berusai 8 tahun tersebut. Namun yang pasti sisa makanan yang diguna menjadi salah satu pengaruh bocah itu menghembuskan napas terakhir telah dikirim ke laboratorium.
"Ini kita belum tahu motifnya apa, kemudian penyebab kematian juga apakah betul dari takjil itu atau apa kita kan belum tahu. Jadi kita belum bisa memastikan itu dari takjil," ujarnya.
Nantinya pihak kepolisian masih akan menunggu informasi terbaru dari hasil penelitian sisa makanan itu. Apakah memang benar mengandung zat berbahaya atau tidak.
(Stefanus/IDWS)