Seorang Mahasiswi Tikam Selegram Ari Pratama di Makassar Karena Sakit Hati Ditinggalkan
Seorang mahasiswi berinisal AS (20) ditangkap polisi karena diduga menikam selegram asal Makassar, Ari Pratama hingga tewas.
IDWS, Jumat, 5 Maret 2021 - Kejadian pembunuhan itu disebut berlangsung di sebuah wisma di kawasan Panakkukang, Makassar. Lantas apa motif tersangka? Rupanya karena sakit hati karena ditinggalkan.
"Sakit hati, Pak. Iya mau ka na tinggalkan (dia mau meninggalkan saya)," ujar AS saat diperiksa polisi di Posko Resmob Panakkukang, Jumat (5/3/2021).
Kepada polisi, AS mengaku berkenalan dengan korban pada tahun 2020 atau sekitar setengah tahun lalu, dan hubungna keduanya menjadi semakin serius seiring berlalunya waktu.
Akan tetapi belakangan, korban Ari Prtama mengatakan kepada AS bahwa ia ingin meninggalkannya. Tak mau ditinggal begitu saja, AS pura-pura hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Ari. Hanya saja, korban tak percaya dan ngotot untuk berpisah.
"Natinggalkan ka setelah tahu hamilka (tetap dia mau meninggalkan setelah mengetahui saya hamil)," ujar AS.
Kepergian korban membuat AS sakit hati. Dia pun diduga mulai berniat untuk melukai korban. Hingga ketika korban mengajak pelaku bertemu kembali di Wisma, pelaku pun melancarkan aksinya dengan menikam korban.
Melansir laporan detikcom pada Jumat (5/3/2021), korban diketahui check-in di sebuah wisma di Panakkukang sekitar pukul 03.41 WITA dini hari tadi. Ia rupanya tak sendiri, namun bersama seorang rekan wanita di mana keduanya sama-sama check-in ke kamar 214 di lantai 2 wisma itu.
Lalu sekitar pukul 05.01 Wita, subuh, korban tiba-tiba keluar dari kamar 214 di Lantai 2 dan sekujur tubuhnya sudah bersimbah darah. Korban kemudian disebut turun ke area lobi untuk minta pertolongan ke resepsionis.
Terduga pelaku pembunuhan selegram Makassar Ari Pratama (kiri). (Foto: Hermawan/detikcom)
"Dia bilang, 'Kak saya ditikam sama cewek di atas'," kata seorang petugas Wisma, Roni (28) menirukan ucapan permintaan tolong korban kepada detikcom.
Kedatangan korban yang menderita luka tusuk dan bersimbah darah itu membuat Roni panik. Roni lantas keluar dari Wisma meminta tolong. Tapi kondisi korban semakin memburuk.
"Cowok (korban) bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Karena dia mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh terakhirnya," kata Roni.
Terakhir, kata Roni, korban berdiri kemudian berjalan perlahan ke halaman Wisma. Namun keadaan yang semakin memburuk membuat korban terkapar di depan Wisma hingga dinyatakan meninggal.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: detikcom