Varian Corona B.1.1.7 Ditemukan DI Karawang, Gubernur Jabar Minta Pemerintah Setempat Segera Bertindak
Mutasi virus corona B.1.1.7 ditemukan di Kabupaten Karawang, Pemerintah Karawang diminta segera antisipasi oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
IDWS, Rabu, 3 Maret 2021 - Ridwan Kamil disebut mewanti-wanti agar tidak kecolongan sehingga malah terjadi penyebaran yang semakin luas.
"Jangan sampai kecolongan. Kita tidak bisa mengendalikan, mumpung masih kecil, harus segara dideteksi. Kalau telat, harga treatment-nya sangat mahal sekali," kata Emil, sapaan akrabnya, usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (3/3/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.
Varian virus corona B.1.1.7 yang dilaporkan lebih mudah menular dibandingkan versi awal dari COVID-19 itu pertama kali diidentifikasi di Inggris dan terus bermunculan di berbagai negara di penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Gubernur Jabar yang kerap disapa Kang Emil itu menjelaskan, virus corona varian baru ini menjangkiti dua orang warga Karawang usai bepergian dari luar negeri. Saat ini, tim Satgas Covid telah melakukan pelacakan terhadap pihak keluarga.
"Virus varian B.1.1.7 UK ini terdeteksi ada di Karawang, dari warga Karawang yang bepergian dengan pesawat Qatar Airways, sesuai prosedur mendarat diisolasi 10 hari,” tutur Emil.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (22/2/2021).(Humas Pemprov Jabar)
"Kita sedang tracing. Kami akan tes berkali-kali memastikan tidak ada hal yang merugikan. Sudah dinyatakan negatif dari virus varian baru, tapi masih isolasi. Kita belum yakin. Masih (isolasi) di rumah masing-masing," tambahnya.
Analisis sementara, lanjut Emil, mutasi virus tersebut dipastikan bukan mutasi lokal. Saat ini, ia sudah memerintahkan tim ahli untuk melakukan kajian serta mencari upaya pencegahan.
“Karena virus varian ini pasti impor, bukan varian mutasi lokal. Makanya, dua orang ini tercatat bepergian internasional. Kadisnkes dan peneliti melakukan kajian, bagaimana merespons treatment-nya. Kami sedang menunggu kajian,” jelasnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com