Ini Penjelasan Pemerintah Terkait Melonjaknya Jumlah Pasien Positif COVID-19 di Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, faktor tracing contact lebih masif lah yang menyebabkan jumlah penambahan kasus baru COVID-19 kembali mencatat rekor tertinggi
IDWS, Rabu, 10 Juni 2020 - Pemberlakuan tracing contact yang semakin masif itu menurutnya sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Kita bisa melihat bahwa memang secara keseluruhan kita masih mengalami peningkatan kasus COVID-19," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Rabu (10/6/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
"Akan tetapi kalau kita lihat penambahan kasus positif ini karena tracing agresif dilakukan. Sehingga sebagian besar penambahan kasus ini (berasal) dari spesimen yang dikirim puskesmas atau dinas kesehatan, " lanjutnya.
Dengan kata lain, Yuri menegaskan bahwa spesimen yang diperiksa dalam 24 jam terakhir tidak didominasi dari yang dikirim rumah sakit. Namun demikian, pelaksanaan tracing yang agresif bisa menambah begitu banyak kasus positif.
"Tracing secara agresif bisa mengungkap begitu banyak aksus postif. Selanjutnya kami ingin bisa menjalani isolasi secara mandiri."
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers, Sabtu (30/5/2020). (Gugus Tugas Nasional)
Setelah itu, individu yang dinyatakan positif diharapkan bisa melakukan isolasi secara mandiri sehingga bisa memutus rantai penularan di tengah masyarakat. Diberitakan, Indonesia kembali mencatatkan penambahan kasus harian tertinggi COVID-19 dalam sehari berdasarkan data yang diumumkan pada Rabu sore. Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada penambahan 1.241 pasien positif COVID-19
Angka ini merupakan jumlah kasus baru tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Dengan penambahan tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, total ada 34.316 kasus COVID-19 di Tanah Air.
Sumber: Kompas.com