Pria Klaten Nekat Jual Ginjal Setelah Dirumahkan Akibat Pandemi COVID-19
IDWS, Minggu, 3 April 2020 - Frans Larry Oktavianus (43) berjalan kaki sambil membawa poster di pundak dan punggungnya menawarkan ginjalnya untuk dijual. Pria yang mengaku beralamat di Dusun Karangasem, Jogonalan, Klaten itu berniat menawarkan ginjalnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga setelah dirumahkan dari tempat kerjanya di tengah pendemi Corona atau COVID-19.
"Kemarin saya udah dirumahkan karena pekerjaan sepi setelah Corona. Padahal saya ada utang harus saya bayar, untuk makan dan kebutuhan," kata Larry saat ditemui detikcom di Jalan Yogya-Solo, Dusun Karangwuni Kulon, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Klaten, Sabtu (2/5/2020).
Frans Larry Oktavianus asal Klaten ini rela jual ginjal usai dirumahkan gegara pandemi Corona (Achmad Sayuqi/detikcom)
Saat berbincang dengan detikcom, Larry tampak berjalan gontai ke arah utara. Dia menggendong tas, bermasker, dan memakai sandal jepit.
Di punggung dan dadanya terdapat selembar poster bertuliskan tangan. Di poster itu tertulis, 'Berkah Dalem, maaf saya Frans Larry O ingin jual ginjal untuk nafkahi keluarga saya, melunasi hutang, pendidikan, kesehatan, tempat tinggal, makan agar keluarga saya tak diremehkan. Maaf saya bukan mengemis'.
Larry mengaku berjalan kaki hendak menuju ke Semarang. Jika memungkinkan, dia ingin bertemu Gubernur Jawa Tengah agar mendapat solusi.
"Saya ingin ke Semarang, kalau bisa ingin bertemu gubernur tapi saya yakin beliau juga banyak kerjaan. Saya hanya ingin seperti yang bapak lihat di tulisan," ungkap Larry dengan mata berkaca-kaca.
Frans Larry Oktavianus asal Klaten ini rela jual ginjal usai dirumahkan gegara pandemi Corona (Achmad Sayuqi/detikcom)
Larry mengatakan ginjalnya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan anak. Dia mengaku memiliki empat anak, dan istrinya tidak bekerja.
"Anak saya empat, satu sudah tidak sekolah. Istri tidak kerja sebab ada si kecil dan kemarin saya dirumahkan," terang Larry.
Larry bercerita dia sebelumnya bekerja di cucian dan salon mobil di Jl Kaliurang, DIY. Namun, pekan lalu dia dirumahkan dengan pesangon Rp 300 ribu.
"Uang sebesar itu sudah habis. Padahal anak istri kan harus makan," ucap Larry.
Larry mengaku memilih berjalan kaki agar menemukan orang yang benar-benar ingin membeli ginjalnya. Dia mantap berjalan untuk menuju ke Semarang.
"Pokoknya saya ingin bertemu orang yang benar-benar membutuhkan. Harganya berapa saya tidak tahu sebab hanya itu yang berharga dan masih tersisa dari diri saya," ucap Larry sambil meneteskan air matanya.
Larry mengaku istrinya sempat melarangnya namun dia tetap nekat. Sebab dia memikirkan nasib keempat anaknya untuk makan sehari-hari.
"Kalau tindakan saya melanggar hukum tunjukkan di mana, dan apa solusinya," lanjut Larry.
Dia juga mengaku tidak menerima bantuan saat pandemi virus Corona di wilayahnya. Dia mengaku sudah didata namun belum mendapatkan bantuan.
"Cuma didata dan belum jelas hasilnya. Padahal anak dan istri saya butuh makan secepatnya," pungkas Larry.