Gubernur Ganjar Murka, Pemilik Kos yang 'Usir' Tiga Perawat RSUD di Solo Ternyata Bidan
IDWS, Selasa, 28 April 2020 - Tiga perawat RSUD Bung Karno Solo terpaksa tinggal di lantai 5 rumah sakit tempat mereka bekerja karena "terusir" dari tempat kosnya di wilayah Grogol, Sukoharjo.
Menurut laporan Solopos.com, disebutkan bahwa warga setempat meminta ketiga perawat tersebut meninggalkan kos mereka dan pindah dari lingkungan itu. RSUD Bung Karno Solo berinisiatif menjemput ketiganya dengan ambulans VIP. Video "penjemputan" tersebut diunggah di laman resmi Instagram RSUD Bung Karno Solo dan jadi viral di internet.
“Kami enggak tahu apa alasan mereka sampai diminta pergi. Kejadiannya pada Jumat (24/4/2020). Kami langsung menjemput mereka menggunakan ambulans dan membawa mereka ke rumah sakit beserta barang-barang mereka. Kebetulan lantai V rumah sakit belum digunakan. Lebih baik mereka di sana, karena bisa membantu jika sewaktu-waktu dibutuhkan,” kata Wahyu Indianto, Direktur RSUD Bung Karno Solo, kepada wartawan, Senin (27/4/2020), seperti dikutip dari Suara.com.
Screenshot penjemputan tiga perawat RSUD Bung Karno Solo yang "terusir" dari tempat kosnya karena stigma negatif pemilik kos dan warga setempat. (Screenshot via Instagram/@rsudbungkarno)
Menurut Wahyu, ketakutan pemilik kos dan warga setempat tidak berdasar karena alur penanganan sudah diatur jelas sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Para tenaga medis sudah dipastikan bersih saat akan pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Salah satu dari tiga perawat RSUD Bung Karno Solo yang terusir tersebut, Siska, mengaku "pengusiran" tersebut begitu mendadak dan sempat membuat ia dan kedua rekannya kebingungan.
"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan COVID-19. Mungkin ibu kos khawatir," terang Siska seperti dikutip dari Solopos.com. "Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," tambahnya.
Pemilik kos ternyata seorang bidan, membuat Gubernur Jawa Tengah murka
Kasus pengusiran ketiga perawat itu menjadi sangat viral, hingga sampai ke telingan Gubernur Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo. Parahnya lagi, rupanya pemilik kos ketiga perawat tersebut berprofesi sebagai bidan. Gubernur Ganjar pun murka begitu mengetahuinya, dan mengaku tak habis pikir bagaimana sesama tenaga medis tega melakukan perbuatan seperti itu.
Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Foto: Solopos.com)
Ganjar mengaku langsung menelepon dan menegur pemilik kos tersebut.
“Saya telepon pemiliknya, dia nangis-nangis minta dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik indekos adalah bidan,” ujar Ganjar, Senin (27/4/2020), seperti dikutip dari Solopos.com.
Ganjar mengatakan saat ini tiga perawat yang diusir dari rumah indekos itu dalam kondisi aman. Mereka sementara tinggal di rumah sakit dengan fasilitas seadanya.
Menurutnya, kurangnya edukasi membuat stigma negatif terhadap tenaga medis masih menerima perlakuan tidak mengenakkan hingga pengucilan dan pengusiran.
"Edukasi memang harus kita tingkatkan untuk menghindari hal-hal semacam ini. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tempat khusus yang dapat digunakan para tenaga medis untuk tinggal apabila terjadi hal serupa. Namun sebenarnya, kalau edukasi kepada publik sudah baik, tentu tidak akan terjadi hal semacam ini," tegasnya.
Kasus "pengusiran" tiga perawat RSUD Bung Karno Solo tersebut membuat Ganjar mulai memikirkan fasilitas tempat tinggal bagi para tenaga medis. Menurutnya, Pemerintah Provinsin (Pemprov) Jateng telah menyiapkan sejumlah tempat untuk ditinggali para dokter dan perawat. Sejumlah tempat seperti Hotel Kesambi Hijau di Semarang dan gedung bekas Bakorwil di Solo juga telah disiapkan untuk menampung para tenaga medis di Jateng.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Solopos.com, Suara.com