dr Tirta Minta Maaf dan Klarifikasi Beberapa Kontroversi Terkait Dirinya
IDWS, Selasa, 31 Maret 2020 - Sosok dokter Tirta jadi viral di tengah pandemi virus corona (COVID-19) karena aktif membantu pemerintah dalam penanggulangan virus novel tersebut serta kepeduliannya akan rekan sesama tenaga medis terkait alat pelindung diri (APD) hingga mengedukasi masyarakat.
Hebatnya semua itu ia lakukan saat masih melawan penyakit bronkitis yang diidapnya hingga harus dirawat di rumah sakit, bahkan masih terus update dengan Dompet Dhuafa serta edukasi masyarakat.
Namun selalu ada dua sisi dalam mata uang logam. Ia juga sempat bikin pergunjingan setelah mengkritik keras pemerintah terkait penanganan corona serta tersebarnya voice note mengenai simulasi lockdown.
(Instagram/@dr.tirta)
Atas semua pro dan kontra yang disebabkannya itu, pria dengan warna rambut nyentrik ini pun akhirnya angkat suara. Lewat video di akun Instagram @dr.tirta yang diunggah pada Senin (30/3) malam, ia meminta maaf kepada semua netizen Indonesia. Video itu ditayangkan pada hari terakhir dokter Tirta dirawat di Rumah Sakit Kartika Pulomas.
Banyak netizen sudah terpecah belah di seluruh Indonesia Karen video yang saya buat.
Ada beberapa yang perlu diclearkan.
1. Soal Dokter yang meninggal saya minta maaf kalau kepleset ngomong. Saat itu saya bilang dokter meninggal setiap hari.
Pada saat bikin video memang ada 8 dokter meninggal tetapi tidak setiap hari.
Saya minta maaf kalau ngomong dokter meninggal setiap hari saya cabut pernyataan itu.
2. Soal voice note yang tersebar jujur mengecewakan banget.
Kronologinya ada anak di grup persatuan brand, dia cuma tanya ‘Mas Tirta kalau lockdown simulasinya seperti apa?’
Lalu anak ini mengcapture foto hoaks jalan Tol di Cipinang yang sudah diklarifikasi Jasa Marga. Saya jawab panjang mas prosesnya setahu saya harus ijin ini itu dst.
Dari pada di chat panjang lalu saya terangkan di voice note intinya setelah saya diskusi dengan staf khusus presiden kondisi lockdown seperti itu.
Intinya saya ngomong di voice note disebarkan di grup-grup keluarga, itu luar biasa dan viral. Saya minta maaf pada semua warga dan pemerintah.
Padahal maksudnya mau bantu pemerintah. Saya hanya menjelaskan ke teman lewat voice note.
3. Soal saya marah-marah di mobil itu saya serius tidak memaki orang tujuan disitu sama sekali bukan menyerang pemerintah.
Disini saya susah payah bantu pemerintah, bikin rumah sakit bareng Dompet Dhuafa, bikin disinfektan untuk pemerintah. Saya dukung pemerintah. Namun kondisi kemarin itu saya kerja 22 jam bukan maksud ngeles, saya saat itu tidur cuma 3 jam dan demam.
Sama driver dibilang udah live Instagram. Nah saat itu saya kecewa dengan omongan Pak Jubir Menkes (Achmad Yurianto) yang miskin menginfeksi yang kaya.
Nah disitu saya mengkritik. Memang sih Saya dan Pak Jubir punya kelemahan tak bisa fliter omongan.
Di Video kedua itu saya usulkan karantina wilayah nggak usah lockdown karena masing-masing daerah sudah karantina sendiri dan itu seingat saya dalam perintah Pak Jokowi.
Harapan saya lewat video itu karantina wilayah menjadi pembahasan, bukan untuk hujat pemerintah. Tapi kalau disebut hujat pemerintah saya minta maaf..
Saya disini tak bermaksud memecah belah. Saya hanya berharap kalau Kepala Daerah bikin karantina wilayah lewat Pak Jokowi. Tapi saya mendukung keputusan pemerintah.
Saya disini hanya ingin membantu teman-teman yang kekurangan APD, lalu membuat rumah sakit lapangan untuk mengurani beban pemerintah alhamdulillah jadi terima kasih teman-teman.
Lalu saya ingin melakukan edukasi ke masyarakat bersama Menkes dan Jubir soal masker, edukasi soal diinfektan chamber, penyemprotan di terminal tempat publik.
4. Menjadi pelajaran bagi saya untuk tidak membuat video dalam kondisi under pressure, dan lebih mengontrol kata-kata supaya tidak berantem di media social.
Tujuannya cuma edukasi. Ini benar-benar jadi pelajaran, dalam kondisi tersebut harusnya saya istirahat. Sekali lagi saya minta maaf karena omongan di video.
5. Soal voice note saya mohon hentikan penyebarannya, demi Allah, demi rasulullah itu hanya untuk menjelaskan orang di simulasi.
Dokter yang beralih profesi jadi pengusaha ini menjelaskan bahwa dirinya bukan termasuk orang dalam pengawasan (ODP) virus corona, melainkan sakit bronkitis kronis dan PPOK.
"Semua hasil negatif, termasuk swab. Namun saat itu videonya diambil sama Direktur RS Kartika Pulomas dimaksudkan untuk memberitahu ke masyarakat cara swab test. Eh malah dikira saya membuat drama, ya udahlah saya anggap nol," ujar Tirta.
"Sekarang saya terapi stop rokok dan akan sekarang akan diajak staf Menkes Ibu Kirana dan Pak Terawan untuk membuat kampanye rokok.
Jadi saya bukan kena Covid-19, kalian bisa tanyakan langsung ke Direktur RS Kartika Pulomas. Nah sekali saya minta maaf saya dukung pemerintah, Pak Jokowi sebagai panglima tertinggi berhak memutuskan,semoga saya bisa membantu untuk mengatasi COVID," pungkasnya.
Sumber: Tribun-Medan.com