Update COVID-19 di Indonesia: Kasus Positif Naik Jadi 514, Meninggal 48, Sembuh 29.
IDWS, Minggu, 22 Maret 2020 - Pemerintah mengumumkan update wabah virus corona (COVID-19) terbaru di Indonesia pada hari Minggu (22/3). Kasus positif corona meningkat lagi dari 450 pada Sabtu (21/3) menjadi 514, lalu pasien corona meninggal dari 25 menjadi 48, sedangkan pasien sembuh dari 20 meningkat ke 29.
Dengan begitu, rasio kefatalan kasus COVID-19 (Case Fatality Rate atau CFR) di Indonesia meningkat lagi menjadi 9,3 persen atau melampaui CFR dari negara paling parah terkena dampak corona, yakni Italia (53.578 kasus, 4.825 meninggal, CFR 9,01 persen).
Melansir CNNIndonesia.com pada Minggu (22/3), penyebaran dari 48 korban meninggal akibat virus corona di Indonesia berdasarkan provinsi antara lain adalah:
- DKI Jakarta - 29
- Jawa Barat - 9
- Banten - 3
- Jawa Tengah - 3
- Bali - 2
- Jawa Timur - 1
- Sumatera Utara - 1
Hingga artikel ini ditulis, total di seluruh dunia kasus positif COVID-19 mencapai 308.720 dengan korban meninggal mencapai 13.071 orang dan 95.838 sembuh menurut worldofmeters.info.
Fenomena rumah sakit penuh, pemerintah himbau warga yang punya gejala COVID-19 ringan untuk isolasi mandiri
Sementara itu juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, menyoroti fenomena masyarakat yang berbondong-bondong ke rumah sakit karena merasa gejala-gejala seperti terjangkit corona.
Jubir pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto. (Foto: dok. BNPB)
"Kami menyadari bahwa semua ingin sehat, semua ingin tidak terkena penyakit ini. Mana kala kemudian muncul gejala, kita harapkan tidak panik, kemudian konsultasikan segera ke fasilitas kesehatan yang terdekat, ke dokter, ke puskesmas, ke RS, ataupun ke mana," kata Yuri dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube BNPB, Minggu (22/3/2020), dikutip dari detikcom.
Nantinya, Yuri melanjutkan, dokter secara profesional akan mulai melihat dan menilai apakah ada indikasi kuat untuk dilakukan swab untuk mencari kemungkinan terinfeksi virus Corona. Dokter akan menentukan seberapa berat pasien terinfeksi dan ke mana harus dirujuk di RS.
"Kita sadari RS kita didatangi banyak orang dan kapasitasnya hampir melebihi batas yang ada. Kalau kita lihat dan teliti dengan baik, sebenarnya banyak di antara mereka yang sebenarnya tidak perlu diindikasikan masuk ke RS, karena positif dengan keluhan ringan sebenarnya cukup isolasi diri," jelas Yuri.
Sumber: detikcom 1/2, CNNIndonesia.com