COVID-19 Ditetapkan Sebagai KLB, Dua Direksi PDAM Cianjur dan Tiga Staff 'Main' ke Eropa
IDWS, Rabu, 18 Maret 2020 - Dua direksi PDAM Cianjur dan tiga stafnya dilaporkan melancong ke Eropa seiring dengan penetapan virus corona sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kelimanya diminta segera pulang oleh Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Melansir laporan detikcom, pejabat yang dimaksud antara lain Direktur Utama, Direktur Umum, Kepala Bagian Produksi, Kasubag Kas, dan Staf Produksi. Awalnya rombongan pejabat PDAM Cianjur akan berangkat umroh pada awal Maret 2020. Namun lantaran akses ke Arab Saudi ditutup, para pejabat itu mengalihkan tujuan ke Eropa.
Menurut Plh Dirut PDAM Tirta Mukti Cianjur Syamsul Hadi mereka tengah cuti. Namun ia tidak mengetahui secara pasti proses dan tujuan dari cuti tersebut. Mereka pergi ke Eropa 10 Maret dan pulang 23 Maret. WHO sendiri resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3/2020) malam.
"Iya ada lima orang yang di luar negeri. Mereka pergi Selasa, tanggal 10. Saya tahunya cuti. Saya tidak tahu kalau urusan mendetailnya," ujar Hadi pada Selasa (17/3) seperti dikutip dari detikcom.
Sementara itu Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku tidak mengetahui sejak kapan mereka berangkat, sebab tidak ada permohonan cuti dari para pejabat BUMD tersebut. "Baru tahu mereka di luar negeri dua hari lalu. Saya tidak pernah mengeluarkan izin cuti, apalagi untuk ke Eropa," kata Herman dihubungi terpisah, Selasa (17/3/2020).
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman. (Foto: Ismet Selamet/detikcom).
Herman juga mengaku telah meminta mereka segera pulang. "Saya sudah suruh pulang, hari ini katanya bakal tiba di Cianjur," katanya.
Saat tiba di tanah air, kata Herman, mereka akan langsung dites kesehatan. Pasalnya mereka sudah bepergian ke luar negeri dan dikhawatirkan terpapar Covid-19 selama berada di sana.
"Bukan dianjurkan lagi, harus periksa kesehatan. Mereka masuk dalam pengawasan, meskipun tidak dalam kondisi sakit," pungkasnya.
Seperti diketahui, Herman telah mengeluarkan surat edaran untuk menutup seluruh tempat wisata di Cianjur. Herman mengatakan, penutupan tempat wisata tersebut bukan berarti Cianjur lockdown, tetapi merupakan langkah yang diambil dengan ditetapkannya penyebaran virus Corona ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sumber: detikcom