Viral Bupati Jember Beri Bantuan Bagi Korban Banjir, Usah Diliput Media Bantuan Ditarik Lagi?
IDWS, Senin, 17 Februari 2020 - Kejadian unik terjadi di Jember, Jawa Timur. Bantuan yang diserahkan Bupati Jember dr Faida kepada korban banjir ditarik kembali sesaat setelah dia pulang. Namun setelah ramai dibicarakan, bantuan kembali diserahkan kepada warga.
Peristiwa penyerahan bantuan banjir itu terjadi pada Jumat (7/2) lalu. Dari rilis yang dimuat di website resmi Pemkab Jember, Bupati Faida mengunjungi warga di dua RT yang terdampak banjir, yang ada di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates. Lokasi tersebut, malam sebelumnya tergenang banjir.
Dalam kunjungan pada Jumat pagi itu, Faida menyerahkan sebanyak 40 paket sembako, 40 kasur lipat, selimut serta nasi bungkus. Lokasi yang tergenang banjir tepat berada di sekitar kampus IAIN Jember.
"Banjir masuk perkampungan warga, sehingga 52 kepala keluarga terdampak. Setelah dikunjungi, rumahnya memang terendam. Barang-barang juga basah karena air masuk hampir satu meter," ujar Faida sebagaimana dikutip dari situs Jemberkab.go.id.
Salah satu titik yang dikunjungi Faida adalah sebuah pesantren bernama Baitul Ilmi, yang diasuh oleh Ustaz Mastur. "Saya tidak tahu persis, warga waktu itu ramai-ramai, ternyata ada kunjungan bupati. Lalu Bu Faida ke tempat kita dan sempat berdialog," ujar Mastur seperti dikutip Merdeka.com, Jumat (14/02).
Dalam dialog itu, Faida bertanya tentang jumlah penghuni pesantren yang diasuh Mastur. Kebetulan pesantren kecil itu masih mengontrak di salah satu rumah warga. Para santri seluruhnya merupakan mahasiswa IAIN Jember.
Bupati Jember Faida saat memberikan bantuan kepada korban banjir. (Foto: Merdeka.com)
"Saya jawab, santrinya ada 18 anak. Lalu spontan beliau perintahkan ke anak buahnya agar (seluruh santri) dikasih bantuan satu-satu," tutur Mastur menirukan dialognya dengan Faida. Saat berkunjung ke korban banjir itu, Faida juga membawa rombongan wartawan cetak, elektronik dan televisi.
"Saat itu juga ada Pak Camat, Lurah, dan RT-RW. Lalu diserahkan bantuan secara simbolis berupa selimut, kasur dan paket sembako," ujar pria yang juga dosen di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUAH) IAIN Jember ini.
"Saya hitung untuk simbolis, masing-masing ada lima kasur, lima selimut dan dua dus paket sembako," lanjut Mastur. Seperti lazimnya bantuan Pemkab Jember selama ini, seluruh bantuan juga tertera foto Bupati Faida pada kemasannya.
Namun, keunikan terjadi sesaat setelah Faida dan rombongan wartawan pulang dari lokasi banjir. "Kemudian setelah bubar, ada salah satu petugas yang datang ke saya. Dia bilang, "Mohon maaf, ini sementara saya tarik kembali ya pak," ujar Mastur.
Kepada Mastur, pegawai Pemkab yang menarik kembali bantuan itu beralasan, bantuan nanti akan diserahkan kembali, sesuai data yang ada. "Saya pikir, kalau bantuan sudah ditarik lagi, masak iya bisa kembali lagi," tutur Mastur.
Semua bantuan ditarik kembali, tanpa ada yang tersisa sedikit pun. "Padahal kita sudah terlanjur senang. Sebab saat banjir, salah satu tembok jebol, sehingga air masuk ke pesantren. Imbasnya, anak-anak tidak bisa tidur dengan nyaman," jelas Mastur.
Selang tiga hari setelah kunjungan bupati, salah satu santri ada yang diminta oleh perangkat RW untuk mengambil bantuan. Namun bukan 18 paket seperti kata bupati, melainkan hanya dua paket yang terdiri dari kasur dan selimut.
"Pak Camat-nya bilang gini ke santri saya. Karena yang banjir bukan hanya di asrama kami, tetapi tempat-tempat lain juga kena, maka bantuan diratakan. Makanya kita hanya dapat jatah 2 kasur dan 2 selimut," ujar Mastur.
Hingga beberapa hari kemudian, Mastur tidak lagi memikirkan perihal bantuan itu. Namun cerita tentang insiden bantuan yang ditarik kembali itu kadung menyebar di masyarakat.
"Ya mungkin karena pimpinan kan tidak tahu realitas yang di lapangan. Spontan saja kasih bantuan satu persatu. Saya tidak tahu, apa karena pencitraan jelang Pilkada," ujar Mastur.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Kaliwates, Asrah Widono langsung tanggap. "Ini sekarang kita lagi di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jember. Sebentar lagi akan kita berikan lagi bantuan tersebut," ujar Asrah saat dikonfirmasi oler Merdeka.com, Jumat (14/2).
Asrah membantah, penarikan karena bantuan itu hanya bersifat simbolis. "Memang di pesantren itu banyak yang KK (Kartu Keluarga) dari luar kelurahan Mangli. Tetapi kan instruksi bupati, suruh memberi, meski bukan warga Jember. Sekarang ini sedang dipenuhi," ujar Asrah.
Namun Asrah kembali membantah bahwa penyerahan bantuan yang tertunda beberapa hari itu karena bantuan kurang. "Ini di kantor BPBD banyak sekali kasur dan selimut. Sebenarnya tadi pagi mau kita distribusikan. Cuma saya pas lagi banyak agenda kegiatan, macam-macam," pungkas Asrah.
Sumber: Merdeka.com