Seluruh WNI yang Dikarantina di Natuna Dinyatakan Sehat dan Negatif Covid-19
IDWS, Minggu, 16 Februari 2020 - Sebanyak 285 WNI, termasuk mahasiswa Indonesia, diplomat dan kru pesawat, telah meninggalkan pusat observasi di Natuna, Kepulauan Riau, dan terbang menuju Jakarta dalam tiga pesawat berbeda pada Sabtu (15/2).
Para WNI yang sempat dikarantina di Natuna sebagian telah sampa di Jakarta pada Sabtu (15/2). (Foto: Reuters)
Mereka dinyatakan dalam keadaan sehat. Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabpad) Laksamana Madya TNI Yudo Margono, yang ditugasi memimpin proses observasi hingga pemulangan, mengatakan timnya telah menyerahkan 285 WNI kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi untuk selanjutnya menyerahkan mereka kepada keluarga masing-masing.
"Seluruhnya telah diterbangkan dengan tiga pesawat ke Halim Perdana Kusuma Jakarta. Seluruhnya dinyatakan sehat dan akan diberikan surat keterangan sehat oleh Kementerian Kesehatan," kata Yudo kepada BBC Indonesia Sabtu (15/2).
Para WNI yang terdiri dari warga yang dievakuasi dari Wuhan, diplomat dan kru pesawat yang menjemput dinyatakan sehat setelah dikarantina selama dua minggu. (Foto: BNPB)
Menurut Yudo, para WNI tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok berbeda dan terbang dengan dua pesawat Boeing dan satu pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara. Pesawat yang membawa mereka terbang secara bergilir mulai pukul 13.20 WIB hingga pukul 14.00 WIB.
"Selanjutnya seluruh peralatan yang digunakan selama proses observasi akan disemprot disinfektan," kata Yudo.
Yudo menambahkan, selanjutnya Kogasgabpad yang bertugas menangani proses observasi akan dibubarkan pada 17 Februari mendatang dan Hanggar Pesawat Lanud Raden Sadjad yang menjadi pusat karantina akan kembali ke fungsi aslinya.
Sebelumnya, pemerintah daerah menyatakan mereka yang pulang dinyatakan aman dari virus corona, tapi tetap diminta menjauhi kerumunan dalam waktu dekat.
Seperti apa kondisi WNI selama observasi di Natuna?
Salah satu WNI yang mengikuti observasi kesehatan di Natuna adalah Rio Alvi. Ia merupakan mahasiswa pascasarjana dari China University of Geoscienes.
Ia mengaku selama proses observasi hampir dua pekan seluruh WNI hidup seperti biasanya. "Ya kayak hidup sehari-hari. Makan, bangun pagi. Ibadah. Biasa aja lah," katanya kepada BBC News Indonesia, Jumat (14/02).
Rio juga mengaku selama observasi, dinas kesehatan melakukan pengecekan kesehatan seperti suhu tubuh dan tensi darah. "Kalau dari dinkes dua hari sekali ngecek," katanya.
Selain itu, WNI yang hampir seluruhnya adalah mahasiswa juga tetap belajar dengan metode daring. "Yang pasti yang dari kampus itu, yang kuliah sudah mulai belajar online," kata Rio.
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, Hubei, China melakukan senam bersama prajurit TNI pada hari kesembilan di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Senin (10/2/2020). (Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Saat ini Rio dalam proses sidang tesis. Kemungkinan, sidangnya akan terganggu karena wabah virus corona.
"Jadi mungkin nanti. Nggak tahu lah bagaimana prosedurnya apakah video call buat presentasinya belum tahu juga. belum pasti," katanya.
Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020). (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Kenapa mereka dipulangkan?
Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memastikan 238 WNI asal Wuhan, China dalam kondisi sehat setelah menjalani 'observasi' di Natuna, Kepulauan Riau.
Setelah memastikan ratusan WNI asal Wuhan dalam kondisi fit, Presiden Jokowi meminta masyarakat tak khawatir ketika mereka berbaur lagi dengan lingkungan.
"Dikit-dikit takut. Nggaklah. Sudah proses protokol kesehatannya dilalui. Terima apa adanya," kata Jokowi di Taman Nasional Merapi Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kepada media, Jumat (14/02).
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Mataram mengukur suhu tubuh wisatawan asing yang tiba menggunakan kapal cepat di Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (12/2/2020). (Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Lebih lanjut, Jokowi juga menjelaskan ratusan WNI di Natuna telah melewati proses pemeriksaan kesehatan yang mengikuti standar protokoler kesehatan dari World Health Organisation (WHO).
"Karantina di Natuna juga ketat diawasi. Ketat dicek. Harian dicek. Sudah sekarang 14 hari. Memang protokolnya seperti itu," kata Jokowi.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan Vivi Setiawaty mengenakan pakaian steril saat akan memasuki Labotarium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta, Selasa (11/2/2020). (Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Ke mana mereka pulang?
Berdasarkan itu juga, 238 WNI ini berasal dari 28 provinsi di Indonesia dengan rincian sebagai berikut: Aceh (13 Orang), Bali (2 orang), Bangka Belitung (1 orang), Banten (5 orang), Bengkulu (1 orang) dan DIY (1 orang) dan Gorontalo (1 orang).
Kemudian DKI Jakarta (16 orang), Jambi (4 orang), Jawa Barat (9 orang), Jawa Tengah (10 orang) dan Jawa Timur (65 orang-terbanyak).
Peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) menunjukkan cairan struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). (Foto: ANTARA FOTO/MOCH ASIM)
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna juga tersebar di Kalimantan Barat (4 orang), Kalimantan Timur (15 orang), Kalimantan Selatan (8 orang), Kalimantan Tengah (4 orang) dan Kepulauan Riau (2 orang).
Lalu, Lampung (1 orang), NTB (4 orang), Papua (5 orang), Papua Barat (9 orang), Riau (6 orang), Sulawesi Barat (2 orang), Sulawesi Selatan (16 orang). Sulawesi Tengah (2 orang), Sulawesi Tenggara (4 orang), Sumatera Utara (4 orang) dan Sumatera Barat (1 orang).
Protap kesehatan apa saja yang sudah dilalui?
Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto mengatakan selama belasan hari, kesehatan ratusan WNI dipantau kesehatannya, terutama terkait dengan gejala-gejala virus corona.
"Covid itu kan gejala-gejalannya panas, batuk, itu yang kita awasi jangan sampai muncul. Jadi tiap hari yang dipelototi ya itu," katanya.
Selain itu, Yurianto juga menjelaskan setelah pulang, warga yang baru pulang dari Wuhan, episenter wabah virus corona, akan tanggung jawab pemerintah daerah setempat.
"Katanya desentralisasi, mosok kita (kemenkes-pusat) semua. Nanti orang daerah nganggur dong. Padahal dia punya anggaran juga kan," jelasnya.
Walaupun jumlah korban jiwa meningkat, tapi banyak juga pasien yang berangsur pulih dan sembuh.
Apa yang akan dilakukan pemerintah daerah?
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana mengatakan tak akan ada perlakuan khusus kepada warganya yang telah melewati observasi di Natuna.
"Karena mereka sudah dikarantina selama dua kali masa inkubasi," katanya kepada BBC News Indonesia, Jumat (14/02)
Seperti diketahui, masa inkubasi virus akan berlangsung selama 7 hari. Jika seseorang terpapar virus corona, maka dalam rentang waktu ini akan menunjukkan gejala-gejala seperti demam, batuk dan sesak napas.
Sementara itu, masa observasi di Natuna sudah berlangsung 14 hari atau sudah berlangsung dua kali masa inkubasi.
"Kita lebih aman ini. Jadi mereka datang sama dengan WNI lain yang mau datang ke Jawa Timur," jelas Herlin.
Kematian Dr Li Wenliang, yang mencoba memperingatkan tentang virus pada bulan Desember, telah menyebabkan kemarahan dan kesedihan yang meluas di seluruh Tiongkok
Namun, untuk memastikan dan mewaspadai virus baru ini, Dinkes Jawa Timur akan menyarankan warganya yang baru kembali dari 'proses observasi' ini untuk menjauhi kerumunan dalam waktu dekat
"Nanti kalau sudah pulang, kita berharap jangan kumpul terlalu banyak orang dulu... Sambil kita melihat apakah ke depan ada gejala atau tidak. Kalau nggak ya sudah aman-aman saja. Jadi tidak ada perlakuan khusus," tambah Herlin.
Dari jumlah WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, paling banyak akan kembali ke Jawa Timur, yaitu 65 orang.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Widyastuti mengatakan masih melakukan pendataan terhadap warganya yang akan dipulangkan dari Natuna. "Kami masih dalam berproses dalam klarifikasi ini," katanya.
WNI yang kembali dari observasi di Natuna ke Jakarta berjumlah 15 orang.
Petugas medis mengecek ruang isolasi khusus untuk menangani pasien penderita penyakit pneumonia berat akibat terjangkit wabah novel Coronavirus (nCoV) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kraton, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (05/02).
Bagaimana nasib mahasiswa WNI yang masih bertahan di Wuhan?
Sebelumnya, tiga WNI yang sedang melanjutkan studi di Wuhan, China, gagal lolos pemeriksaan kesehatan saat hendak kembali ke Indonesia. Namun, menurut Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto ketiga WNI itu sudah kembali ke asrama masing-masing.
"Sudah sehat. Sudah di asramanya lagi. Mereka cuma batuk pilek saja dan tidak menderita Covid," katanya.
Kata Yurianto, WNI yang masih bertahan di Wuhan saat ini belum bisa dievakuasi ke Indonesia karena masih dalam dalam status karantina. "Wuhan kan masih di-lockdown. Belum boleh keluar," katanya.
Sumber: BBC News Indonesia