Raja Keraton Agung Sejagat Rupanya Pedagang Angkringan di Yogyakarta Merangkap Penipu
IDWS, Kamis, 16 Januari 2020 - Raja Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Totok Santosa Hadiningrat (42) ternyata adalah pedagang angkringan di Sleman, DIY.
Usaha angkringan itu berlokasi di rumah kontrakannya di Jl. Berjo-Pare, RT 005/RW 004, Desa Sidoluhur, Godean, Sleman, DIY.
“Iya [rumah kontrakannya] untuk angkringan. Mulainya sudah hampir satu tahunan ini,” jelas Deki Rinawan, tetangga Totok seperti dikutip dari Solopos.com via detikcom, Rabu (15/1/2020).
Raja Totok Santosa Hadiningrat di Keraton Agung Sejagat, Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jawa Tengah. (Antara-Istimewa)
Totok Santosa menjalankan usaha angkringan itu dengan memanfaatkan beberapa gazebo di samping rumah. Biasanya ada beberapa orang yang berjaga di angkringan tersebut. Namun kini angkringan itu telah dibongkar oleh polisi pada Selasa (14/1/2020) atau malam di mana Totok dan istrinya Fanni Aminadia (41) digelandang oleh polisi karena dugaan penipuan dan keonaran.
Dalam penggeledahan itu, tim gabungan Polda Jawa Tengah, Polres Sleman, dan Polda DIY, mengangkut sejumlah barang dari rumah kontrakan Totok.
Deki Rinawan menyebut sudah lama curiga terhadap Totok Santosa. Selama tinggal di Sleman, Totok Santosa merupakan pribadi yang tertutup. Dia jarang mengikuti kegiatan warga, termasuk tak pernah ikut gotong royong.
Warga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, digegerkan oleh kemunculkan orang yang mengaku sebagai pemimpin Kerajaan Agung Sejagat alias KAS. [Facebook]
“Orangnya seringnya di dalam rumah. Di lingkup rumah kontrakan yang ditinggalinya,” imbuh Deki Rinawan.
Saat ini, Totok Santosa dan istrinya, Fanni Aminadia, berada di Mapolda Semarang untuk dimintai keterangan. Keduanya ditangkap berdasarkan laporan keresahan warga Purworejo tentang aktivitas Keraton Agung Sejagat.
Pasangan suami-istri ini sempat bikin heboh warga Purworejo dan warganet karena mendirikan Keraton Agung Sejagat yang diklaim wilayahnya mencapai seluruh Bumi.
Obral janji
Setelah ditangkap polisi, barulah terungkap wujud asli dari Keraton Agung Sejagat, yakni skema penipuan. Totok Santoso yang mengklaim dirinya sebagai raja Keraton Agung Sejagat rupanya kerap mengobral janji kepada para pengikut keratonnya, hingga anggota-anggota lembaga bentukannya seperti Yogyakarta Development Comitte (DEC).
Seperti halnya warga Dusun Tumpak, Desa Ngawu, Kecamatan Playen bernama Hadi Suroso (74). Hadi pernah dijanjikan tunjungan sebesar 500 dolar per bulan jika mau menjadi koordinator DEC.
Iring-iringan Kerajaan Agung Sejagat. [Facebook]
Pria yang kerap disapa Roso ini menjelaskan awal mula perkenalannya dengan Toto. Menurutnya, ia mengenal Toto dari Sekretaris Gunungkidul DEC bernama Retno pada tahun 2016.
"Saat itu saya tanya untuk apa, dia jawab karena saya salah satu tokoh karena pernah jadi Komandan Koramil Wonosari dan kenal banyak orang," imbuh Roso.
Saat perkenalan itu, Roso menyebut jika Toto adalah pendiri Yogyakarta (DEC) dan ingin membentuk lembaga itu di Gunungkidul. Karena itu, Toto ia meminta dirinya untuk menjadi koordinator dan mencari anggota Gunungkidul DEC.
Totok Santoso usai ditangkap polisi. (Foto: detikcom/istimewa)
"Ikut Pak Toto itu katanya itu ada dana sosial yang dari luar, dari Turki. Katanya dana itu lewat dia (Toto). Terus saja dijanjikan 500 dolar perbulan, itu tunjangan dari pak Toto terkait jabatan (sebagai koordinator Gunungkidul DEC) saya. Kalau sudah keluar (dana dari Turki) nanti dijanjikan sebulan dapat segitu (500 dollar)," imbuh Roso.
Roso lalu menjadi koordinator Gunungkidul DEC, tahun 2016-2018. Selama itu, ia bersama anggotanya kerap menghadiri rapat di Yogyakarta. "Selama 2 tahun saya ke sana kemari, tiap Rabu rapat di Jogja dan pakai biaya sendiri. Rapatnya itu hanya diyakinkan sama dia (Toto terkait DEC)," ucapnya.
Roso semakin curiga dengan lembaga bentukan Toto. Mengingat ia harus menanggung semua biaya operasional anggota selama 2 tahun, padahal anggotanya mencapai ratusan orang.
"Lha wong saya bisa dikatakan habis-habisan, karena mobil bawa sendiri, terus anggota ikut saya dan jajan saya yang bayari, bensin juga. Akhirnya saya keluar tahun 2018 karena ternyata hanya ngayawara (mengada-ada) itu," katanya.
Hal itu karena Roso terpaksa menutup semua biaya operasional Gunungkidul DEC. Bahkan, untuk menutup biaya tersebut ia terpaksa menjual lahan pertaniannya di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Kini Toto sudah ditangkap polisi dan dijadikan tersangka penipuan. Pintu masuk polisi adalah ketika pria 42 tahun itu mendirikan apa yang dia sebut sebagai Keraton Agung Sejagat di Purworejo.
Di 'keratonnya' itu, ternyata Toto juga melakukan pengumpulan dana dari warga dengan modus pendaftaran anggota. "Mendaftar itu menyerahkan uang. Ada Rp 3 juta, Rp 20 juta, bahkan Rp 30 juta," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes (Pol) Iskandar Fitriana Sutisna.
"Mereka diiming-imingi jabatan tinggi dan gaji besar dalam dolar. Ini penipuan publik," lanjut Iskandar.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Solopos.com, detikcom