Reynhard Sinaga Pemerkosa Berantai di Inggris Punya 2 Gelar Magister dan Tengah Mengejar Gelar Doktor
IDWS, Selasa, 7 Januari 2020 - Warga Negara Indonesia (WNI), Reynhard Sinaga, 36 tahun, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pengadilan Manchester karena kasus perkosaan yang disebut-sebut terbesar dalam sejarah hukum di Inggris. Diduga, ia setidaknya telah memperkosa 195 pria, hanya saja hanya 48 korban yang terbukti di pengadilan.
Modus Reynhard adalah mengajak pria-pria muda yang gemar mampir di klub malam dekat apartemen Reynhard di pusat kota Manchester untuk mampir ke kamar apartemennya sebelum kemudian ditawari minuman beralkohol yang telah dicampuri dengan obat bius jenis GHB (Gamma Hydroxybutyrate) yang membuat para korbannya tidak sadarkan diri selama berjam-jam.
Pelaku pemerkosaan berantai di Inggris asal Indonesia, Reynhard Sinaga. (GREATER MANCHESTER POLICE)
Baru kemudian Reynhard melancarkan aksi bejatnya melampiaskan nafsu birahinya ke para pria malang yang semuanya warga Inggris kulit putih itu. Bahkan ia juga merekam dan memfoto aksinya tersebut hingga polisi menemukan lebih dari 1.500 video di ponsel Reynhard serta 3,29 Terabyte foto. Kasus ini menggemparkan seantero Inggris dan membuat banyak netizen Indonesia merasa malu akan kejahatan yang dilakukan Reynhard.
Siapakah Reynhard Sinaga?
Reynhard Sinaga lahir di Jambi pada 19 Februari 1983 sebagai putra dari seorang bankir kaya serta pengusaha yang bergerak di berbagai bidang, salah satunya kelapa sawit. Reynhard adalah anak tertua dari empat bersaudara dan keluarganya tinggal di Depok, Jawa Barat.
Pria berusia 36 tahun itu mengenyam pendidikan awalnya di serangkaian sekolah swasta. Kemudian ia kuliah di jurusan arsitektur di sebuah Universitas Indonesia dan lulus pada 2006. Ia lalu hijrah ke Manchester, Inggris, untuk melanjutkan pendidikan pada 2007.
Di sana, ia memperoleh dua gelar magister, salah satunya di bidang Sosiologi. Pada Agustus 2012, Reynhard kembali melanjutkan kuliah di Universitas Leeds untuk mengejar gelar PhD (Doktor) ilmu geografi manusia dengan tesisnya yang berjudul 'Sexuality and Everyday Transnationalism Among South Asian Gay and Bisexual Men in Manchester' (Seksualitas dan Keseharian Transnasionalisme para pria Gay dan Biseksual Asia Selatan di Manchester).
Gedung apartemen tempat Reynhard Sinaga tinggal sejak 2011 (kiri), sedangkan gedung di sebelah kanan merupakan lokasi dari sebuah klub malam. (BBC News Indonesia)
Namun sebelum mendapat gelar Doktor itu, ia ditangkap oleh kepolisian Manchester pada 2017 silam setelah salah satu korbannya terbangun saat Reynhard tengah melakukan aksi bejatnya, lalu korban melawan dan berhasil kabur hingga menginformasikan kejadian yang menimpanya kepada pihak berwajib.
Perawakan tubuh kecil nan rapi dipadu kepribadinya yang pintar dan murah senyum membuat para korban tidak menaruh curiga. Namun sayang kelebihan ini lah yang membuat 195 pria di Inggris terpedaya menerima ajakan Reynhard ke apartemennya untuk kemudian dibius dan dinodai.
Rekaman CCTV saat Reynhard keluar dari apartemennya di Manchester. (CCTV GREATER MANCHESTER POLICE)
Dari berbagai sumber; disebutkan bahwa Reynhard juga pernah bekerja dalam waktu singkat di dua klub sepakbola tersohor di kota Manchester, di sebuah toko pakaian dan juga di sebuah bar di Gay Village — kawasan untuk warga gay di kota Manchester.
Hakim yang memimpin empat persidangan Reynhard Sinaga, Suzanne Goddard, menyebutkan bahwa pria itu tidak tampak menunjukkan banyak penyesalan dan bahkan tampak beberapa kali menikmati proses persidangan.
Keluarganya membiayai prosesi hukum Reynhard hingga menyewa pengacara mahal untuk membelanya dari segala tuduhan. Ibu Sinaga disebutkan juga pernah terbang ke Inggris untuk menghadiri salah satu pemeriksaan pra-persidangan awal, tetapi setelah mendengar berat bukti terhadap putranya kembali ke Indonesia dan tidak kembali.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Suarariau.co, Indozone