Viral Video Istri Aniaya Suami yang Mengidap Stroke dan Alzheimer, Polisi Turun Tangan

IDWS, Rabu, 18 Desember 2019 - Sebuah video yang menampilkan (maaf) adegan kekerasan seorang istri kepada suaminya yang disebut tengah mengalami stroke bikin heboh dunia maya Indonesia.
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik yang beredar, terdengar suara perempuan yang diduga pelaku. Pelaku itu berbicara sendiri, menyebutkan bahwa dirinya telah mengurusi suaminya yang menderita stroke, seusai buang air besar.
"Pagi-pagi gue bangun, nganterin dia cek darah ya," ucap pelaku. Dalam video itu, pelaku mengeluh karena merasa lelah mengurusi suaminya. Pelaku juga sempat menyebutkan meminta kompensasi Rp 1 miliar jika sang suami ingin bercerai dari dirinya.
"Kalau dia mau pisah sama gua boleh, bayar 1 M sama syaratnya dia stroke lagi di ranjang. Tolong jagain dia hanya di ranjang aja," tuturnya lagi.
Setelah itu, pelaku mendekati korban dan memukulnya berkali-kali dengan tongkat bantu jalan atau walker. Korban tampak kesakitan, namun tidak bisa berbuat apa-apa lantaran menderita stroke dan hanya meraung kesakitan.
Foto: Polisi mengecek lokasi suami (paling kiri) yang dianiaya istrinya (dua dari kiri). Istrinya sendiri tengah makan saat polisi menghampiri kediaman mereka (Instagram/@tante.officially)
Dilansir dari detikcom, suami dalam video itu berinisial HT alias Ko Ahuang (antara 64-65 tahun) dan menderita stroke serta alzheimer. Ia dipukuli oleh istrinya yang berinisial M (34-35) dengan walker.
Kapolsek Penjaringan AKBP Imam Rifai membenarkan adanya kejadian yang viral di media sosial itu. Polisi juga telah melakukan pengecekan ke tempat kejadian perkara (TKP).
"Iya memang kami mendapatkan laporan dari masyarakat dan sudah kami cek ke TKP pada hari itu, tapi itu baru viral sekarang ya," kata AKBP Imam Rifai dikutip dari detikcom, Selasa (17/12/2019).
Peristiwa itu terjadi pada Rabu 11 Desember 2019 lalu di rumah korban di Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Polisi mengecek ke TKP setelah menerima informasi dari pihak RT dan tetangga. "Iya ada laporan dari saksi, RT dan tetangga," imbuh Imam.
Dari KTP mereka, diketahui HT bekerja sebagai wiraswasta dan MF hanya sebagai ibu rumah tangga.
Polisi telah mengamankan pelaku yakni M (35), istri siri dari korban, HT (65). Korban sendiri langsung dibawa oleh pihak keluarga. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dan belum diketahui motif pasti pelaku melakukan penganiayaan tersebut.
Istri gangguan jiwa
Melansir Tribunnews, MF diduga mengalami gangguan kejiwaan setelah melalui pemeriksaan awal. Polisi pun mengirimkannya ke Rumah Sakit Jiwa Grogol, Jakarta Barat, untuk diobservasi selama dua minggu.
HT dan MF menikah secara siri pada 2014 silam. Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan Kompol Mustakim mengatakan, hal itu diketahui setelah polisi memeriksa adik korban.
"Adiknya korban itu mengatakan bahwa korban ini baru nikah siri," kata Mustakim saat ditemui di Mapolsek Metro Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (18/12/2019)
Menurut Mustakim, HT sebelumnya pernah menikah. Namun, pernikahan dengan istri pertamanya kandas sehingga ia kembali mencari pasangan.
"Dengan si istrinya dia dulu pernah punya istri. Istri pertama itu cerai terus nikah lagi, tapi baru nikah siri, belum nikah resmi," kata Mustakim.
HT menikahi MF secara keagamaan tanpa terdaftar di catatan sipil. Pernikahan siri ini sudah berjalan sejak sekitar tahun 2014. Adapun dari pernikahan siri ini, HT dan MF dikaruniai seorang anak.
"Iya (punya) anak kandung, umur setahun," ucap Mustakim.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: detikcom, Tribunnews