Budayawan Ridwan Saidi Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif Dalam Video YouTube yang Viral
IDWS, Kamis, 29 Agustus 2019 - Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, menjadi kontroversi karena ia menyebut Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan fiktif. Pria berkopiah itu heran video diskusi — yang diunggah di kanal YouTube Macan Idealis — di mana ia menyebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif bisa begitu viral, padahal sesungguhnya hal itu pernah ia sampaikan di buku yang ia tulis, Rekonstruksi Sejarah Indonesia dan Kedatangan Islam.
Sebelumnya, tokoh senior Betawi ini menyatakan dengan tegas bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan dongeng. Ia menganggap Sriwijaya hanya sekelompok bajak laut. Hal tersebut diterangkan Ridwan dalam dua video yang diunggah akun YouTube Macan Idealis pada 23 Agustus 2019 dan 25 Agustus 2019.
Menurut dia, kerajaan Sriwijaya hanya dongeng, tidak ada jejaknya di Nusantara. “Sriwijaya itu kan kerajaan fiktif, kita enggak sebut dah. Itu bajak laut,” kata Ridwan dalam video pertama berdurasi 15 menit yang sudah ditonton 300.311 kali.
Video kedua Ridwan Saidi yang menyinggung kerajaan Sriwijaya fiktif dengan durasi 20 menit, telah ditonton 129.713 kali.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Selatan Farida Wargadalem menyatakan, hipotesis budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya hanya fiktif, tidak dapat diterima.
Pria berambut putih itu, menurut Farida, hanya bertutur sembarang kata.
"Jelas ngawur, sebuah temuan harus diuji oleh forum ilmuan sebidang agar ada pengakuan, tidak bisa asal berpendapat," kata Farida Wargadalem dilansir Antara, Senin, 26 Agustus 2019.
Ia menilai Ridwan Saidi tidak memiliki kapasitas untuk berpendapat mengenai keabsahan Kerajaan Sriwijaya, karena dia bukan orang yang tepat untuk menjawab ilmu pengetahuan sejarah.
"Apakah setiap pendapat orang yang tidak jelas keahliannya menjadi sebuah pembenaran? Jika demikian maka tutup saja perguruan tinggi atau kajian-kajian khusus bidang sejarah," tutur Farida.
Ia berharap masyarakat tetap berpegang pada hasil kajian para arkeolog dan sejarawan yang telah menggali bukti-bukti sejarah, serta tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan yang tidak memiliki landasan ilmiah, mengingat literasi sejarah masyarakat Indonesia masih rendah.
Dilaporkan ke polisi
Melansir dari CNNIndonesia.com, diketahui Ketua Yayasan Tandipulau Erwan Suryanegara bakal melaporkan Ridwan dan akun Macan Idealis ke polisi terkait pendapat Kerajaan Sriwijaya fiktif dan hanya sekumpulan bajak laut.
Sedangkan Ridwan Saidi juga bakal dilaporkan terkait Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif dan merupakan kelompok bajak laut dalam video yang diunggah akun Macan Idealis di YouTube.
Erwan mengatakan sejarah dan bukti keberadaan Kerayaan Sriwijaya sudah dikaji baik secara lokal, nasional, maupun masyarakat internasional. Bukti artefaktual arkeologis berupa arca, prasasti, serta candi pun sudah membuktikan adanya kerajaan tersebut.
Sehingga, Erwan menilai pernyataan yang disampaikan Ridwan di dalam kanal Youtube yang dikelola oleh Vasco Ruseimy tersebut dinilai tidak berlandaskan fakta sejarah.
Ridwan Saidi yang berusia 77 tahun itu mengaku heran bakal dilaporkan ke polisi terkait pendapatnya tentang Kerajaan Sriwijaya fiktif. Sebab Ridwan mengaku pendapat itu berdasarkan kajian-kajian yang dia pelajari selama ini.
"Saya siap aja kalau dilaporkan. Ini kan masalah keilmuan. Saya tidak bicara di luar itu. Ini kan masalah ilmiah, kalau masalah ilmiah dipidanakan itu saya enggak ngerti nganut sistem hukum apa," ujar Ridwan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/8).
Ridwan mengatakan selama ini telah mempelajari prasasti-prasasti sejarah di Indonesia, termasuk prasasti di Sumatera Selatan. Salah satu prasasti yang dijadikan dasar tentang peninggalan Kerajaan Sriwijaya, yakni prasasti Kedukan Bukit.
Menurut Ridwan, aksara dalam prasasti itu berbahasa Armenia, bahasa yang digunakan sebagian ras atau bangsa Arya. Selain itu ada tiga prasasti lain yang dijadikan dasar para peneliti sejarah maupun arkeolog mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Erwan mengatakan sejarah dan bukti keberadaan Kerayaan Sriwijaya sudah dikaji baik secara lokal, nasional, maupun masyarakat internasional. Bukti artefaktual arkeologis berupa arca, prasasti, serta candi pun sudah membuktikan adanya kerajaan tersebut.
Erwan menilai pernyataan yang disampaikan Ridwan di dalam kanal Youtube yang dikelola oleh Vasco Ruseimy tersebut dinilai tidak berlandaskan fakta sejarah.
(stefanus/IDWS)
Sumber: CNNIndonesia.com, Tagar
Foto: indopolitika.com