Aktivis Pencegahan Bunuh Diri Ditemukan Tewas Gantung Diri, Disinyalir Kerap Dibandingkan dengan Sang Adik
IDWS, Kamis, 20 Juni 2019 - Mahasiswi program pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bernama Desti Nurfaliqoh, 25, ditemukan tewas tergantung di dalam kamar kosnya pada Senin (17/6/2019) siang.
Desti sendiri dikenal aktif dalam gerakan kampanye #preventsuicide atau pencegahan bunuh diri di media sosial.
Jenazah Desti ditemukan oleh teman kuliahnya, Sri Rahayu, yang mendatangi kamar kosnya di Kampung Gendingan, Kelurahan Jebres, Solo. Pada malam hari sebelumnya, Sri dan Desti sempat mengobrol di kamar kos tersebut hingga sekitar pukul 23.00 WIB, Sri pulang ke kosnya yang berlokasi tak jauh dari kos Desti.
Paginya, Sri menerima pesan WhatsApp dari Desti yang memintanya datang ke kosnya. Sri tidak sempat membalas pesan tersebut karena masih menjalani kuliah. Usai kuliah, Sri mendatangi kos Desti dan menemukan kamar kos tersebut tidak dikunci. Begitu membuka pintu kamar, Sri terkejut karena menemukan teman kuliahnya itu tergantung di plafon kamar.
"Saya berteriak minta tolong lalu orang-orang berdatangan. Saya benar-benar syok," aku Sri.
Jenazah Desti kemudian dievakuasi polisi dan petugas Medical Center UNS serta PMI. Dari hasil pemeriksaan, polisi menyampaikan dalam setahun terakhir ini Desti merupakan pasien psikiatri di Rumah Sakit Hermina Solo. Diduga, Desti mengalami depresi sehingga harus rutin memeriksakan diri ke psikiater.
"Kami sudah memeriksa beberapa saksi, ini murni bunuh diri. Ada catatan korban kerap depresi dan menjadi pasien tetap di RS Hermina," kata Kapolsek Jebres, Kompol Juliana Bangun.
Juliana menambahkan dari pemeriksaan beberapa saksi, Desti yang merupakan warga Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat itu diduga nekad mengakhiri hidupnya karena terbelit masalah keluarga. Namun Juliana enggan mengungkapkan detail masalah tersebut.
Hal serupa disampaikan oleh Sri, orang yang terakhir menemui Desti sebelum mengakhiri hidupnya. Menurut Sri, Desti berada dalam situasi yang menyebabkan dirinya merasa bodoh karena sering dibandingkan dengan adiknya yang dianggap lebih pintar oleh keluarganya.
Aksi bunuh diri Desti ini bisa dibilang ironis, karena selama ini Desti dikenal sebagai pribadi yang sangat positif di media sosial di mana ia seringkali memberi kata-kata motivasi dan aktif dalam gerakan kampanye #preventsuicide atau kampanye pencegahan bunuh diri.
Pada 8 September 2018 misalnya, Desti turut menyambut peringatan Hari Anti Bunuh Diri sedunia dengan mengunggah foto Twibbon yang didesain Kamalia Putri Rahman, kontributor Into The Light Indonesia Suicide Prevention Community.
Desti turut menyambut Hari Bunuh Diri sedunia dengan mengunggah foto Twibbon yang didesain Kamalia Putri Rahman, kontributor Into The Light Indonesia Suicide Prevention Community. (Facebook/Desti Nurfaliqoh)
"Do you want to #worktogether to #preventsuicide? Join our movement for World Suicide Prevention Day 2018." tulisnya.
Desti juga kerap mengunggah kata-kata motivasi untuk warganet di akun facebooknya. Pada 16 Maret 2019, Desti menulis kata-kata motivasi yang pernah ditulisnya pada tanggal yang sama pada 2013 di Facebook.
“Apapun yang terjadi pada dirimu, tetaplah positif dan selalu semangat!" tulisnya.
Di kalangan teman-teman kuliahnya, Desti dikenal mudah bergaul dan selalu terlihat riang. Mereka kaget mendengar kabar Desti nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: IDN Times