Viral Penggunaan Ular Untuk Interogasi Oleh Kepolisian di Papua
IDWS, Rabu, 8 Mei 2019 - Ada banyak cara untuk memaksa kriminal mengakui kejahatannya. Akan tetapi polisi di Indonesia baru-baru ini jadi viral karena menggunakan cara yang aneh dan cukup mengerikan untuk melakukannya.
Mereka membalutkan seekor ular ke leher seorang pria yang diduga merupakan seorang pencuri untuk memaksanya mengakui tindakan kriminal yang dituduhkan kepadanya. Video dari proses interogasi tersebut kini jadi viral di internet.
Dalam video itu, si terduga pencuri berteriak ketakutan di saat petugas yang menginterogasinya tertawa dan mendekatkan ular itu ke wajah si pria.
Terdengar pula petugas itu menanyakan, "Berapa kali kamu kamu curi HP?"
Ternyata penggunaan ular untuk interogasi orang Papua yang ditangkap cukup marak. Terakhir yang diketahui adalah terhadap Sam Lokon anggota KNPB. Video ini kabarnya di Wamena.
Snakes are reported being used against West Papuans for interrogation. pic.twitter.com/Rf72r9oJMO — Veronica Koman (@VeronicaKoman) February 8, 2019
Seorang juru bicara kepolisian Papua menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menindak para petugas yang menggunakan cara keji tersebut. Akan tetapi ia juga membela penggunaan reptil dalam interogasi
Dalam sebuah pernyataan, Kepala Kepolisian Jayawijaya Tonny Ananda Swadaya meminta maaf dengan mengatakan, "Investigator [yang terlibat dalam interogasi tersebut] tidak profesional dalam menjalankan tugasnya." Swadaya menambahkan bahwa para petugas yang terlibat menggunakan ular untuk memperoleh pengakuan dari tertuduh atas inisiatif mereka sendiri dan bahwa ular yang digunakan tidak berbisa serta jinak.
Meski pun misalkan memang benar ular yang digunakan dalam interogasi jinak dan tidak berbisa, namun tindakan tersebut tetap dipandang keji dan tidak berperikemanusiaan.
"Perlakuan tidak manusiawi terhadap warga Papua Barat sudah sering dilaporkan. Budaya tak takut hukum di sana membuat warga Papua Barat membiarkannya saja dan tidak menindaklanjuti lebih jauh," ungkap Veronica Koman, seorang pengacara HAM, kepada Efe. Penggunaan ular dalam interogasi sudah beberapa kali dilaporkan terjadi di Papua dan Papua Barat, tambah Koman.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: India Times