Kampanye Tolak Perdagangan Daging Anjing Digelar di Solo
IDWS, Jumat, 26 April 2019 - Sejumlah aktivis pecinta anjing di Solo, Jawa Tengah yang tergaabung dalam koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) melangsungkan kampanye menolak perdagangan daging anjing.
Aksi tersebut digelar pada Kamis (25/04/2019) di depan Balai Kota Solo sebagai bentuk keprihatian akan tingginya jumlah konsumsi daging anjing di Solo yang diklaim mencapai 13.700 ekor setiap bulannya.
Melansir dari BBC News Indonesia, menurut Angelina Pane, seorang perwakilan dari Dog Meat Free Indonesia, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan pada Januari lalu, setidaknya ada 82 warung di Solo yang menjajakan daging anjing.
Angelina Pane, perwakilan dari Dog Meat Free Indonesia. (BBC News Indonesia/Fajar Sodiq)
"Mereka menjual secara terang-terangan daging anjing, tapi tentu saja tak terhitung berapa puluh warung lainnya di sekitar solo yang tidak terang-terangan menjual daging anjing," ungkap Angelina kepada wartawan BBC News Indonesia.
Ia memperkirakan setiap bulannya ada sekitar 13.700 ekor anjing yang dijual dan dikonsumsi di Kota Solo, berdasarkan keberadaan 82 warung yang menyatakan menjual daging anjing. Dari informasi yang didapatkan, anjing-anjing yang dijual dan dikonsumsi di Solo tersebut didatangkan dari Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Anjing yang masuk ke Solo itu berasal dari Garut, Tasikmalaya dan sekitarnya. Sedangkan dari Jawa Timur dari Surabaya," kata Angelina. "Arus masuk anjing secara massal hampir 500 ekor anjing setiap hari," imbuhnya.
Salah satu menu populer berbahan daging anjing di Kota Solo, Sate Jamu. (BBC News Indonesia/Fajar Sodiq)
Tingginya pasokan daging anjing ke Kota Solo disebabkan banyaknya permintaan dari konsumen. Angelina memperkirakan Solo merupakan kota yang cukup tinggi untuk peredaran anjing yang dijual dan dikonsumsi dibandingkan kota lain di Pulau Jawa.
"Ini sangat memprihatinkan, Solo yang katanya berseri malah seperti jadi Solo kota daging anjing, karena semakin tingginya permintaan dan promosi Solo mengenai itu (kuliner anjing)."
Menurut Angelina, maraknya peredaran daging anjing di Solo dikhawatirkan rentan terhadap penyakit rabies, karena anjing-anjing tersebut didatangkan dari luar Solo. Karena itulah ia meminta supaya perdagangan daging anjing di Solo dihentikan saja.
AKtivis Dog Meat Free Indonesia mengharapkan kampanye menolak perdagangan daging anjing ini didukung Pemkot Solo serta dapat berlaku di seluruh Indonesia. (BBC News Indonesia/Fajar Sodiq)
"Saat ini hanya delapan provinsi dari 34 provinsi yang bebas rabies. Jawa Tengah termasuk yang bebas rabies, tapi bukan tidak mungkin Solo dan Jawa Tengah akan kehilangan status bebas rabies karena perdagangan anjing tidak dihentikan," ujarnya.
Ia mengharapkan kampanye menolak perdagangan daging anjing ini didukung Pemkot Solo serta dapat berlaku di seluruh Indonesia.
"Kita bersama wujudkan Indonesia bebas daging anjing dan Indonesia sebenarnya sudah mencanangkan bebas rabies tahun 2020. Tetapi tidak akan mungkin terjadi jika perdagangan daging anjing tidak dihentikan dan dilarang sekarang juga," ucapnya.
Apa tanggapan otoritas terkait?
Setelah menggelar kampanye menolak perdagangan daging anjing di depan Balai Kota Solo, mereka menemui sejumlah kepala dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kota Solo.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Wenni Ekayanti, mengungkapkan bahwa aturan yang mengatur larangan maupun perdagangan daging anjing di Solo belum ada.
"Aturan belum ada. Tapi yang ada surat edaran dari Dirjen Peternakan dan Keswan untuk selalu tetap mengawasi," kata Wenni Ekayanti.
(Dog Meat Free Indonesia)
Hanya saja ketika disinggung tentang larangan untuk mengkonsumsi daging anjing, ia pun menyebutkan isi salah-satu pasal dalam Undang-Undang Pangan yang menyatakan bahwa daging anjing bukan termasuk ternak yang dikonsumsi.
"Bukan dikonsumsi, tapi yang mengkonsumsi kan orang-orang tertentu saja. Ya, seperti babi, tapi aturannya kan jelas, ada RPH-nya juga, konsumennya kan terbatas," ucapnya.
Dia kemudian mengatakan untuk membuat peraturan daerah terkait pelarangan perdagangan dagung anjing harus ada aturan di atasnya yang belum ada.
"Lha kalau Perda harus mengacu ke dhuwur (atas), terus nanti nyantelnya ke sopo (cantelannya ke siapa)," ujarnya.
Diperkirakan Solo menjadi kota dengan peredaran daging anjing konsumsi yang tinggi dibandingkan kota-kota lain di Pulau Jawa, klaim aktivits. (BBC News Indonesia/Fajar Sodiq)
Wenni mengklaim bahwa pihaknya sudah lama mengusulkan kepada pemerintah pusat tentang aturan tersebut.
Meski demikian, ia mengaku sudah melakukan upaya penyadaran kepada para konsumen yang menkonsumsi daging anjing, yaitu menjelaskan tentang penyakit hewan yang bisa ditularkan melalui hewan.
"Kalau daging anjing itu, kalau masih hidup, kan rabiesnya. Tapi kalau sudah seperti itu (sudah berbentuk daging), nggak hanya rabies, tapi juga leptospira bisa dan lainnya," sebutnya.
Sedangkan mengenai pengawasan di tempat penyembelihan dan pengolahan daging anjing, dia mengaku pihaknya tidak memiliki fungsi dan peran pengawasan.
Menurutnya, pengawasan yang dilakukan hanya sebatas menanyao dari mana asal anjing-anjing tersebut serta kondisi kesehatan anjing.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo, jumlah pedagang daging anjing di Kota Solo mencapai 22 pedagang. Adapun peredaran daging anjing di Solo mencapai 84 ekor per hari.
"Selama masih ada konsumen, mereka akan tetap jualan," jelasnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: BBC News Indonesia