Walikota Gorontalo Akan Laporkan Warga yang Lepas Buaya di Jalan Rusak ke BKSDA
Seorang warga Gorontalo yang viral karena melepas buaya peliharaannya di jalan rusak sebagai aksi protes kepada pemerintah akan dilaporkan ke balai konservasi oleh Walikota Gorontalo terkait aksinya tersebut.
IDWS, Rabu, 17 April 2019 - Aksi Romy Pakaya melepas seekor anak buaya di lubang jalan yang dipenuhi air hujan pada akhir pekan lalu jadi heboh di internet, terutama media sosial serta mengundang banyak respon dari netizen.
Bayi buaya yang dilepas Romy Pakaya di jalan berlubang di Gorontalo. (Foto: Natha, Gorontalo Post)
Akan tetapi reaksi berbeda datang dari Walikota Gorontalo, Marten Taha, yang mengaku kecewa dengan bentuk protes itu karena buaya termasuk satwa yang dilindungi.
"Jawal Sulawesi itu sudah dianggarkan, makanya saya kecewa. Itu nanti kita laporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), buaya itu kan reptil yang dilindungi, terus dilepas di jalan yang airnya sedikit," kata Marten kepada Dwi Djuuna, wartawan Radio Selebes yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
"Saya minta masyarakat harus sadar bahwa ini pekerjaan yang berproses, apalagi anggaran ini kita diawasi oleh KPK, tidak sembarangan saja. Begitu ada anggaran langsung dikerjakan, kan ada prosesnya," tambah Martn.
Romy Pakaya sendiri mengaku langkahnya melepas anak buaya itu sebagai salah satu usaha untuk menarik perhatian pemerintah agar memperbaiki jalan yang telah rusak selama satu dekade.
Ancam lepas ular tiga meter
Menanggapi berita dirinya akan dilaporkan ke BKSDA, ROmy mengatakan bahwa ia sebelumnya telah memberitahu pihak balak konservasi, baru ia menjalankan aksinya itu. Ia juga mengklaim akan mengembalikan buaya itu ke habitatnya dalam waktu dekat lewat kerja sama dengan balai konservasi.
Menurut Romy, ide itu muncul secara spontan dan ia hanya meletakkan buaya itu selama 15 menit di kubangan jalan ditemani beberapa rekan yang ia klaim merupakan profesional dalam menangani buaya.
"Belakangan hujan sering turun jadi sudah jadi kubangan dan ada beberapa pengendara terutama pengendara motor mengalami kecelakaan di jalan itu. Pada malam Sabtu setelah hujan deras kurang dari satu jam, akhirnya paginya saya lihat kubangan sudah banyak airnya.
"Nah timbul ide untuk menunjukkan sikap saya akan kekecewaan terhadap pemerintah terkait jalan yang tidak diperhatikan," papar Romy.
Ia juga mengancam akan melepas ular peliharannya bila jalan rusak di perumahannya tidak juga diperhatikan pemerintah.
"Substansinya ada pada perbaikan jalan itu - tuntutan kami masyarakat untuk jalannya diperbaiki - bukan pada buaya itu, apakah buaya itu dipelihara secara illegal atau tidak. Intinya jangan diseret-seret saya pelihara atau melanggar.
"Saya siap diskusi soal itu, kali lain kalau masih ada jalan seperti itu saya akan gunakan cara lain, bukan lagi dengan buaya , mungkin saya lepas ular saya yang tiga atau empat meter," tegasnya.
Di media sosial, salah satu akun yang menanggapi aksi ini di Instagram termasuk akun atas nama Itoyadimulya yang antara lain menyebutkan,"Sebenarnya cara-cara seperti ini bisa dibilang ekstrem dan berisiko (tapi keadaan membuat mungkin sudah tidak ada pilihan lain)..bisa jadi karena warga tidak punya media untuk menyampaikan usulan."
(Stefanus/IDWS)
Sumber: BBC News Indonesia