Viral Pengemis Bermobil: Punya Istri dan Pernah Naik Haji Tapi Mobil Hanya Sewaan
IDWS, Kamis, 21 Maret 2019 - Viral foto sesosok pengemis di Bogor yang membawa mobil sendiri itu kini diungkap oleh Satpol PP.
Terlihat dalam foto yang diambil di Bogor, seorang pengemis hendak membuka pintu mobil warna hijau.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, pengemis itu memang sering beroperasi di Jl. KH Sholeh Iskandar dan Jl. KH Abdullah Bin Nuh, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Ia biasanya mengemis kepada orang-orang yang menyeberangi kedua jalan itu pada siang dan sore hari. Dari pengamatan TribunnewsBogor.com, pakaian baju koko putih dan kain sarung kotak-kotak yang terlihat di foto itu tak pernah diganti dan terkesan lusuh nan kusam, membuat para pengendara yang melintas iba dan memberi sedekah.
(Foto: TribunnewsBogor.com / Lingga Arvian Nugroho)
Selain itu, pengemis itu juga punya cacat di wajah yang makin membuat orang merasa kasihan.
Menurut Kasatpol PP Kota Bogor, Herry Karnadi, pengemis itu kepergok membawa mobil ketika petugas Satpol PP melakukan penertiban alat peraga kampanye (APK) di sepanjang Jl. KH Abdullah Bin Nuh (Yasmin) pada Senin (18/3) lalu.
"Itu Kemarin (Senin, red) saat anggota melakukan penertiban APK bertemu dengan orang itu. Tapi, kemarin hanya diusir saja karena posisi anggota sedang penertiban bersama Bawaslu,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/3/2019).
Namun petugas membiarkan pengemis tua itu pergi. Bahkan dalam foto yang jadi viral di media sosial tampak petugas Satpol PP berdiri tak jauh dari pengemis itu ketika hendak menaiki mobil.
Sementara itu Kabid Dalops Satpol PP Kota Bogor Dimas Tiko membenarkan jika pria tersebut merupakan seorang pengemis yang sering meminta-minta di jalan.
"Kalau terkait yang bersangkutan pengemis betul adanya, lokasi biasanya di sekitaran simpang lampu merah Yasmin atau simpang Lotte Mart," katanya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Selasa (19/3).
Namun mengenai dugaan pengemis bermobil pihaknya saat itu belum bisa memberi keterangan.
Terjaring Satpol PP
Pada Rabu (20/3) kemarin, pengemis bermobil bermobil itu berhasil diamankan petugas-petugas Satpol PP Kota Bogor. Pengemis yang diketahui tinggal di wilayah Leuwiliang berhasil dijaring ketika sedang bersembunyi di warung sebelah masjid di Jalan KH Abdullah Bin Nuh dekat simpang Semplak tempat ia biasa beroperasi.
Pengemis yang belakangan diketahui bernama Herman atau Abah Nur, warga Cisauk, Camplang RT 5/1, Cibungbulang, Kabupaten Bogor itu tak segan untuk kembali mengemis di Kota Bogor meski telah viral di media sosial. Bahkan ia mengakui sebelum berangkat mengemis pada hari Rabu itu ia mengetahui dirinya jadi telah viral.
(Foto: WowKeren.com)
"Iya sudah tahu, tadi pagi sebelum berangkat, tau dari anak saya, iya (masih ngemis) karena saya enggak punya salah, apa yang di media sosial itu kan bohong, saya belum punya mobil, enggak ada mobil, katanya juragan angkot itu juga bohong," katanya saat ditemui di kantor Dinas Sosial Kota Bogor, Rabu (20/3/2019).
Terkait foto yang beredar tentang dirinya yang akan membuka pintu mobil, Herman menjelaskan bahwa dirinya sedang akan mengambil baju salin untuk shalat.
"Saya itu mau ambil baju ganti, salin untuk shalat, kalau shalat masa pakai baju kotor, itu yang saya pegang baju salin bukan duit," katanya.
Penghasilan hingga 400 ribu sehari dan pernah naik haji
Hebatnya lagi, Herman mengaku sudah pernah naik haji bersama istrinya. Menurut keterangannya Ia naik haji menggunakan uang hasil menjual sawah warisan orangtuanya.
"Saya dapat warisan sawah sama rumah, tahun 74 sawah saya jual saya pakai naik haji, kalau ngemis saya mulai tahun 80an di Jembatan Merah," katanya.
Herman mengaku penghasilannya mengemis dalam sehari berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Namun faktanya saat diamankan oleh Satpol PP Kota Bogor, Herman yang memulai mengemis sejak pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB sudah mengantongi uang Rp 130 ribu. Maman Sopir Herman juga membernarkan jika penghasilan Herman bisa mencapai Rp 300 - 400 ribu.
"Iya kalau lagi ramai lagi dapat banyak bisa Rp 300 - Rp 400 ribu, saya juga suka dikasih Rp 50 ribu tapi kalau lagi dapat banyak, kalau biasanya benar Rp 150 ribu, cuma kalau lagi ramai memang dapat lebih," katanya.
Untuk memudahkan mobilitasnya, herman pun menyewa satu unit mobik jenis mini bus berwarna hijau kepada tetangganya. Menurut pengakuannya Herman menyewa mobil Rp 80 ribu sehari.
"Mobil itu sewa, kalau enggak percaya bisa saya panggil yang punya nya, sewanya Rp 80 ribu setengah hari hanya sampai pukul 12.00 WIB," katanya.
Selain menyewa mobil rupanya Herman juga menyewa sopir untuk mengantar jemput dirinya menjalani aktifitasnya ke lokasi mengemis. Itu Ia lakukan untuk memudahkannya berpindah lokasi dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Karena dari pengakuan Herman dirinya sudah tidak bisa berjakan kaki jauh.
"Iya Rp 80 ribu itu sudah sama sopir, jadi setengah hari," katanya.
Maman, Sopir Herman mengaku sudah hampir satu tahun menjadi sopir sewaan Herman. Menurutnya hal itu Ia lakukan lantaran agar memiliki pekerjaan. Karena selain mengantar jemput Herman, Ia juga sering menerima sewaan dari orang lain.
"Iya kalau ada sewa tarikan ya narik saya, pernah waktu itu ada sewaan ke Jakarta ya saya tinggak saya bilang ada sewaan terus dia naik angkot saya narik," katanya. Maman pun mengaku tidak ada hubunga darah atau kerabat denga Maman. Hal itu murni dilakukannya karena memang dirinya berprofesi sebagai sopir sewaan.
Hasil mengemis untuk kehidupan sehari-hari
Herman mengaku bukannya ia tidak pernah mencoba beralih profesi atau menekuni usaha lain. Herman yang sudah mengalami luka dihidungnya sejak lahir itu mengaku sulit mendapat pekerjaan. Bahkan untuk berdagang pun menurutnya hal itu tak mungkin dilakukan.
"Dulu saya nertani tapi sawah sudah dijual, ini ngemis kemauan sendiri tanpa ada paksaan, pengen cari usaha lain tapi apa, kalau dagang kann enggak mungkin kondisi fisik saya seperti ini kerja diorang juga tidak diterima," ujarnya.
Herman pun mengungkapkan bahwa kehidupannya di kampunya sama seperti warga lainnya. Ia pun menyangkal kalau dirinya hidup berlebihan dan berlimpah harta. Bahkan kata Herman dirinya menggunakan uang hasil mengemis untuk kebutuhan sehari hari.
"Saya kalau hidup saya sudah berkecukupan, sudah mapan kehidupan sehari hari cukup saya juga enggak akan ngemis, anak saya kerja mungut sampah di Pamulang, penghasilan Rp 800 ribu dia sudah berkeluarga juga, masa saya masih mau membebani kan enggak," katanya sambil mengeluarkan air mata.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Azrin akan segera melakukan kordinasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor.
"Iya jadi langkahnya setelah penjaringan dengan Satpol Pp kemudian diserahkan ke kami kita lakukan asessment kemudian selanjutnya kita melakukan home visit mendatangi kediamannya setelah itu kami membuat berita acara dengan kepala desa setempat, selanjutnya jika benar dia warga Kabupaten Bogor kami akan melakukan dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor dan nanti kita lakukan kordinasi juga dengan balairehabitiasi untuk mencari solusi dan jakan keluarnya agar dia tidak kembali turun ke jalan," ujarnya.
(Stefanus/IDWS)