Indonesia Tegaskan Tetap Netral Seiring Makin Santer Kabar Vladimir Putin Akan Datang ke G20 Bali
Indonesia tidak akan memihak ke siapa pun sebagai ketua bergilir G20, kata Duta Besar RI untuk PBB Dian Triansyah Djani pada Kamis (24/3/2022).
IDWS, Jumat, 25 Maret 2022 - Komentar itu dilontarkan Dian menyusul meningkatnya seruan agar Rusia tidak diundang ke KTT G20 di Bali pada November 2022. Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia pada Rabu (23/3/2022) membenarkan bahwa Presiden Vladimir Putin berencana menghadiri pertemuan G20 Indonesia.
Negara-negara Barat sedang menentukan sikap atas keanggotaan Rusia di G20, mengingat invasi ke Ukraina mendorong krisis pengungsi di Eropa dan mengguncang pasar global.
"Kami akan tetap sebagai ketua yang tidak memihak dan akan menemukan solusi untuk setiap masalah yang mungkin muncul," kata Dian dikutip dari Kompas.com mengutip AFP.
Presiden Rusia Vladimir Putin memberi isyarat saat dia berbicara selama konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 15 Februari 2022. (Kompas.com/AP PHOTO/SERGEY GUNEEV)
Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Kamis (24/3/2022) mengatakan, mengizinkan Vladimir Putin duduk dengan para pemimpin dunia lainnya di meja yang sama untuk KTT G20 tahun ini akan menjadi langkah yang terlalu jauh bagi Indonesia. Mantan perdana menteri Inggris David Cameron juga meminta negara-negara Barat untuk memboikot KTT G20 jika presiden Rusia akan datang, dalam opini yang diterbitkan di Wall Street Journal pekan ini. Namun, beberapa anggota G20 lainnya kemungkinan akan memveto larangan tersebut, dan China bersikeras bahwa Rusia adalah anggota penting G20.
Dian menegaskan, undangan untuk tanggal KTT G20 2022 dikirim ke semua negara anggota--termasuk Rusia--pada 22 Februari atau dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
“Indonesia selalu membangun diplomasi berdasarkan aturan prosedur dan preseden masa lalu, termasuk dalam menjadi tuan rumah G20,” imbuhnya.
Dian lebih lanjut menggarisbawahi bahwa Indonesia akan fokus pada masalah ekonomi dan pemulihan global, mengingat "G20 adalah forum ekonomi internasional utama", yang menyiratkan bahwa topik invasi Rusia kemungkinan besar akan dijauhkan dari agenda.