Apa Saja yang Telah Kita Ketahui Mengenai Varian Omicron?
Organisasi Kesehatan Dunia PBB, WHO, resmi memasukkan varian baru B.1.1.529 atau Omicron ke dalam kategori variant of concern atau varian yang mengkhawatirkan pada Senin (29/11/2021).
IDWS, Rabu, 1 Desember 2021 - Varian tersebut mengandung 30 mutasi pada protein spike yang memungkinkan virus masuk ke dalam tubuh. Bahkan, varian tersebut dianggap lebih cepat penularannya ketimbang varian delta. Lantas, apa saja yang sudah kita ketahui mengenai varian Omicron ini?
Pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada 24 November 2021, variasi baru dari virus corona ini menimbulkan kecemasan di kalangan ilmuwan dan pejabat kesehatan publik karena jumlah mutasi yang begitu tinggi, tidak seperti varian lainnya — berpotensi membuat varian ini lebih mudah menular serta tidak mempan diatasi dengan vaksin yang telah beredar sekarang.
Peta penyebaran varian Omicron per 30 November 2021. (The New York Times)
WHO telah mewanti-wanti bahwa resiko penularan global dari Omicron "sangat tinggi". Berbagai kasus penularan Omicron telah diidentifikasi di setidaknya 20 negara sejauh ini menurut laporan The New York Times pada 30 November 2021, seperti Inggris, Italia, Belgia, Belanda, dan Australia.
Apakah kita harus khawatir akan Omicron?
Ditemukannya varian Omicron telah menyebabkan kepanikan di penjuru Bumi dengan sejumlah negara — seperti Jepang, Israel, Maroko, dan lain-lain — telah memblokir penerbangan dari negara-negara di wilayah selatan Benua Afrika, tempat pertama ditemukannya varian Omicron.
Namun ahli-ahlu kesehatan telah menyuarakan penanganan yang lebih hati-hati, menyebutkan bahwa belum ada bukti bahwa Omicron lebih berbahaya dari variasi-variasi lain seperti Delta yang telah terbukti menyebar dengan cepat di Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Staff di Bandara Internasional Haneda di Tokyo berdiri di depan papan informasi kedatangan. Jepang termasuk salah satu negara yang memblokir penerbangan masuk dari negara-negara di wilayah selatan Benua Afrika. (Franck Robichon/EPA, via Shutterstock)
Hanya saja kekhawatiran akan Omicron tidak hanya sebatas kecepatan penularannya saja yang sampai sekarang masih belum bisa dibandingkan dengan Delta karena keterbatasan data. Yang lebih menjadi perhatian adalah seberapa bahaya Omicron bagi manusia, terutama kemampuannya melawan imunitas tubuh serta vaksin-vaksin COVID-19 yang ada sekarang. Dan karena masih terbilang sangat baru, maka informasi lebih lanjut mengenai tingkat bahaya varian Omicron baru akan datang dalam beberapa pekan ke depan.
Kabar baiknya, dengan banyaknya mutasi yang terjadi pada Omicron, maka varian ini sangat mudah diidentifikasi dengan tes swab dibandingkan dengan varian-varian lainnya.
Jadi kesimpulannya, tidak perlu terlalu panik namun tetap mengikuti perkembangan berita akan penelitian terhadap varian Omicron dan mengikuti saran-saran yang dianjurkan atau panduan dari pemerintah.
Mengapa ilmuwan sangat khawatir terhadap Omicron?
Dengan virus corona bereproduksi di tubuh manusia, mutasi-mutasi yang baru terus terjadi seiring dengan proses reproduksi tersebut. Meski kebanyakan dari mutasi tersebut tidak memberi keunggulan lebih pada virus corona, namun ada potensi di mana segelintir mutasi bisa membuat virus itu menjadi jauh lebih mematikan.
Seorang wanita sedang menerima suntikan vaksin COVID-19 di Soweto, Afrika Selatan. (Denis Ferrell/Associated Press)
Para ilmuwan dan peneliti di Afrika Selatan menyerukan bahaya varian Omicron karena mereka menemukan lebih dari begitu banyak mutasi pada spike protein — komponen di permukaan virus yang membuatnya melekat ke sel manusia dan memasukinya. Beberapa sampel yang ditemukan di Botswana bahkan ditemukan memiliki 50 mutasi.
Spike protein merupakan target utama bagi antibodi yang dihasilkan sistem imun tubuh manusia untuk melawan infeksi COVID-19. Jika spike protein virus memiliki begitu banyak mutasi, maka antibodi akan kesulitan untuk melawannya.
Meski begitu, patut diingat bahwa varian of concern sebelumnya, seperti Beta dan Mu, berevolusi sehingga memiliki kemampuan untuk secara sebagian menghindari pertahanan imun tubuh, hanya saja kedua varian itu tidak pernah menjadi ancaman dunia karena kemampuan infeksi yang rendah.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The New York Times, health.gov.au