Elon Musk Siap Jual Rp 86 Triliun Saham Tesla Jika WFP Bisa Beri Solusi Konkret Bagi Kelaparan Dunia
Elon Musk kembali jadi sorotan setelah manusia terkaya di Bumi saat ini itu merespon pernyataan organisasi Program Pangan Dunia (WFP) dari PBB yang menyentil kekayaan CEO Tesla itu.
IDWS, Senin, 1 November 2021 - Pekan lalu, Elon Musk berargumen bahwa uangnya senilai USD 50 miliar — yang harus ia bayarkan sebagai "pajak miliarder" oleh pengajuan kongres demokrat — lebih baik digunakan untuk mendanai misinya ke Mars.
Kemudian belum lama ini, Elon Musk juga disentil oleh Direktur WFP David Beasley yang mengklaim bahwa 2 persen dari total kekayaan Elon Musk dapat digunakan untuk mengatasi kelaparan dunia.
Seorang pengguna Twitter bernama Dr. Eli David lewat akun Twitternya @DrEliDavid kemudian mempertanyakan klaim David Beasley tersebut, dengan menyebut bahwa pada 2020, WFP berhasil menggalang dana hingga USD 8,4 miliar namun tidak juga menyelesaikan masalah kelaparan di dunia. Sedangkan 2 persen dari total kekayaan Elon Musk saat ini "hanya" berkisar di antara uSD 6 miliar.
Elon Musk pun membalas cuitan Dr. Eli David tersebut dengan mengatakan bahwa jika WFP bisa mendeskripsikan bagaimana persisnya USD 6 miliar bisa menyelesaikan kelaparan dunia, maka Elon Musk tidak akan ragu untuk menjual saham Tesla sekarang juga.
Elon Musk kemudian menambahkan syarat bahwa solusi menyelesaikan kelaparan dunia dari WFB harus dilakukan secara terbuka (open source) dari sisi keuangan agar publik bisa melihat dengan jelas ke mana uang mengalir. David Beasley lewat akunnya @WFPChief membalas bahwa ia dapat menjamin kepada Elon Musk bahwa WFP memiliki sistem yang transparan di mana Elon Musk dan timmnya bisa me-review dan bekerjasama dengan WPF.
Dr. Eli David kemudian membalas dengan menyebut bahwa konsep laporan keuangna terbuka adalah ide yang buruk karena publik akan melihat bagaimana sebagian besar dari uang tersebut akan habis terbuang untuk birokrasi dan inkompetensi.
Tahun lalu, Beasley mengajak para miliarder dunia untuk berkonstribusi sebesar USD 5 miliar kepada WFP setelah organisasi tersebut memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian atas usahanya memerangi kelaparan dunia di saat pandemi COVID-19. Menurut WFP, jumlah orang yang "berada di ambang kelaparan" meningkat dua kali lipat di saat pandemi, sedangkan kekayaan dari para miliuner justru meningkat pesat. Di satu sisi, WFP memang selalu mengumumkan hasil audit keuangan mereka setiap tahunnya.
Hanya saja di sisi lain, kredibilitas WFP dalam menangani kelaparan dunia juga dipertanyakan. Pada 2018, organisasi non-profit Center for Global Development (CGD) menempatkan WFP di ranking terakhir dari 40 agensi bantuan dunia dalam kategori "efektivitas bantuan", menurut laporan Fortune.
Elon Musk (kiri) dan ketua WFP, David Beasley. (AP/republicworld.com)
Sedangkan untuk tahun ini, CGD tidak lagi mencakup WFP dalam penilaiannya karena WFP dianggap lebih bersifat "menyelesaikan masalah" alih-alih "perkembangan" yang berarti WFP tidak masuk dalam standar penilaian CGD karena organisasi itu hanya menyelesaikan masalah yang muncul, bukannya menyelesaikan masalah langsung ke akarnya.
Sayangnya hingga artikel ini ditulis, belum ada tanggapan jelas dari pihak WFP akan pertanyaan Elon Musk yang meminta solusi detil untuk menyelesaikan kelaparan dunia.
(stefanus/IDWS)