3,4 Juta Pria Jomblo di Jepang Terancam Tidak Bisa Temukan Pasangan Hidup
Jutaan pria di Jepang terancam tidak akan mendapat pasangan sekalipun mereka ingin menikah, menurut sebuah laporan.
IDWS, Rabu, 1 September 2021 - Laporan yang dibagikan oleh Yahoo News Japan itu menunjukkan bahwa lebih dari 3,4 juta pria di Jepang tidak akan pernah menemukan pendamping hidup karena ketimpangan populasi pria dibandingkan dengan wanita di Negeri Sakura.
Dalam artikel itu, ditunjukkan sebuah bagan yang menunjukkan perbedaan jumlah pria dan wanita yang belum kawin. di Jepang pada tahun 2015 dibagi berdasarkan kategori usia. Kolom kedua dari kiri menunjukkan jumlah pria belum kawin, sedangkan kolom di samping kanannya adalah jumlah wanita belum kawin.
Dari usia 15-74, terlihat bahwa populasi pria yang belum kawin (jomblowan) di Jepang lebih banyak daripada wanita yang belum kawin (jomblowati) di mana kategori usia 75 tahun ke atas menunjukkan populasi wanita lebih banyak dari pria, namun tentunya kategori usia tersebut sudah tidak relevan lagi untuk dibahas mengenai pernikahan bukan?
Fenomena jumlah pria yang berstatus belum kawin lebih banyak dari wanita yang belum kawin ini diberi sebutan "Male Surplus Phenomenon" atau fenomena surplus pria.
Para jomblowan berunjuk rasa menentang perayaan Hari Valentine di Jepang. (Foto: kakuhidou)
Penyebab fenomena surplus pria
Lantas, apa penyebab dari ketimpangan jumlah penduduk belum kawin antar gender di Jepang? Fenomena ini disinyalir merupakan buntut dari rasio kelahiran pria dibanding wanita di Jepang yang sejak era Meiji (1868-1912) berkisar pada 1,05. Ini berarti, jumlah bayi pria yang lahir lima persen lebih banyak dibanding wanita. Perbedaan tipis itu terus menumpuk dari tahun ke tahun, menghasilkan perbedaan yang cukup besar pada zaman modern sekarang ini.
Ketimpangan ini sempat mengecil di era modernisasi Jepang, ketika negara itu terlibat dalam berbagai perang — termasuk Perang Dunia II — di mana tingkat kematian pria meningkat tajam dibandingkan wanita karena mayoritas pria direkrut oleh militer untuk mendukung peperangan. Namun begitu perekonomian Jepang meroket pasca Perang Dunia II yang berujung pada meningkatnya fasilitas pelayanan serta teknologi kesehatan, membuat tingkat kematian pria pun berangsur-angsur menurun hingga populasi pria kembali mengungguli wanita.
Dari data di atas, sekalipun seluruh wanita yang belum kawin di Jepang pada akhirnya menikah, tetap akan ada lebih dari 3,4 juta pria Jepang yang tidak bisa menemukan pasangan. Sungguh memprihatinkan.
Tidak hanya terjadi di Jepang
Fenomena surplus jomblowan dibanding jomblowati ini ternyata tidak hanya terjadi di Jepang, namun di beberapa negara termasuk Indonesia. Menurut data lama PBB, pada tahun 2012 menunjukkan terdapat 5,92 juta lebih banyak jomblowan di Amerika Serikat dibanding jomblowati.
Lalu di China pada 2010, terdapat 33,5 juta lebih banyak jomblowan dibanding jomblowati. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia, mencatatkan 6,73 juta lebih banyak jomblowan dibanding jomblowati. Sedangkan India jadi yang terbanyak, di mana pada tahun 2001 terdapat lebih dari 50 juta jomblowan dibanding jomblowati di sana.
(stefanus/IDWS)
Sumber: Yahoo News Japan