Seorang Reporter Wanita Viral Karena Keberaniannya Meliput di Tengah-tengah Kekacauan di Kabul, Afghanistan
Suasana di Afghanistan yang kian mencekam setelah Taliban mengambil alih kekuasaan membuat warga kocar-kacir dan berusaha kabur ke luar negeri, terutama kaum wanita yang ketakutan akan kekejaman Taliban terhadap kaum hawa lebih dari 20 tahun lalu.
IDWS, Kamis, 19 Agustus 2021 - Di tengah-tengah kekacauan dan suasana mencekam itu, seorang reporten wanita bagi CNN bernama Clarissa Ward jadi sorotan karena terjun langsung ke jalanan kota Kabul, ibukota Afghanistan, untuk menjalankan tugasnya.
Clarissa berjalan di tengah-tengah suasana yang menakutkan bagi kebanyakan orang karena diwarnai suara tembakan dan kekerasan. Sikapnya yang bukan hanya berani tapi tenang menuai pujian dari netizen dunia.
Dalam video yang diunggah CNN di akun Instagram resminya @cnn, Clarissa Ward melaporkan kericuhan suasana bandara internasional Kabul di tengah-tengah warga yang ingin melarikan diri dari Afghanistan setelah Amerika Serikat resmi meninggalkan negara tersebut.
Tampak dalam video itu, pasukan Taliban yang menenteng senjata api berseliweran melewati Clarissa dan kru CNN lainnya.
Ketika menyusuri jalanan di bandara, ia melaporkan bahwa tembakan terdengar hampir setiap beberapa menit. Meski begitu, Clarissa tetap berjalan dengan tenang. Tak lama kemudian, wanita yang menggunakan hijab dan abaya serba hitam itu dihadang oleh tentara Taliban yang marah tapi ia tetap berani memberikan pertanyaan.
Tentara Taliban memintanya untuk menutupi wajah. Pria tersebut sempat menjelaskan opininya tapi tidak mau berbicara dengan Clarissa entah karena ia adalah warga Amerika Serikat atau karena ia seorang wanita.
"Mereka mengatakan bahwa kekacauan ini adalah salah Amerika," kata Clarissa. "Lihat orang-orang ini, Amerika membuat mereka ketakutan, mengapa mereka berbohong dan berkata orang-orang ini boleh pergi ke Amerika. Mengapa tidak membiarkan mereka tinggal dan membantu negara?" ujarnya saat menerjemahkan jawaban tentara Taliban.
Sepanjang perjalanan, Clarissa juga dikerumuni dengan orang-orang yang meminta bantuan untuk bisa masuk bandara dan keluar dari Afghanistan. Karena itu, tentara Taliban semakin kesal dengan rombongan CNN hingga Clarissa memutuskan untuk pergi dan berjalan ke mobil mereka.
Ketika itu, tentara Taliban menggunakan senjatanya untuk mendorong kerumunan. Tak lama kemudian beberapa dari mereka mulai mendatangi kru stasiun televisi berita berbasis di AS itu.
"Ketika mereka diberi tahu bahwa kami punya izin untuk meliput, mereka menurunkan senjata mereka dan membiarkan kami untuk lewat," tutupnya.
(stefanus/IDWS)