Kedubes RI di Thailand dan Myanmar Didemo Terkait Kudeta Myanmar, Ada Apa Sebenarnya?
Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok, Thailand, didemo sejumlah pengunjuk rasa asal Myanmar pada Selasa (23/2/2021) kemarin.
IDWS, Rabu, 24 Februari 2021 - Para pendemo dilaporkan melakukan aksi unjuk rasa di Kedubes RI untuk Thailand untuk menentang Indonesia yang disebut-sebut mendukung pemilihan umum (pemilu) ulang di Myanmar yang diusulkan oleh pihak Militer Myanmar — yang kalah dalam pemilu 8 November 2020.
Dalam demonya, mereka meminta agar Indonesia memperjuangkan pembebasan AUng San Suu Kyi sekaligus mendesak militer Myanmar mengakui hasil pemilu tahun lalu.
Demonstrasi serupa juga terjadi di depan Kedubes RI di Yangon, Myanmar..
Protests have erupted at the #Indonesia embassy Yangon this morning following news reports that the country is campaigning among ASEAN members “to support a new election which the illegal military council has called for” #WhatsHappeningInMyanmar pic.twitter.com/pUFVCdn60h — Hnin Zaw (@hninyadanazaw) February 23, 2021
Junta militer Myanmar sendiri telah menangkap pemimin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi dan presiden terpilih, Win Myint serta sejumlah petinggi partai berkuasa NLD pada Senin (1/2/2021).
Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok, Selasa (23/02), guna memprotes posisi Indonesia yang diduga mendukung pemilu baru di Myanmar.
Terjadinya aksi-aksi demonstrasi di Kedubes RI di Thailand dan Myanmar itu merupakan buntut dari laporan kantor berita Reuters yang menyebut bahwa Indonesia tengah mencari dorongan negara ASEAN lainnya untuk mendukung Myanmar melakukan pemilihan umum ulang pascakudeta.
Pemberitaan itu sendiri dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Posisi Indonesia tidak berubah, tidak ada suatu pergeseran posisi apa pun. Saya tidak tahu apa yang dikutip media, tetapi sejauh yang saya tahu tidak ada proposal seperti itu dari Kemlu RI," kata Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, dalam jumpa pers virtual pada Selasa (23/02), seperti dikutip dari BBC News Indonesia.
Menlu RI Retno Marsudi dilaporkan berkunjung ke Myanmar, pada Rabu (24/02), namun Kemlu RI membantahnya. (Foto: REUTERS)
Selain disebut menggalang dukungan untuk digelarnya pemilu ulang di Myanmar, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, juga dikabarkan oleh Reuters akan bertolak ke Myanmar dalam rangka mencari solusi di tingkat ASEAN. Laporan itu didasarkan pada surat Kementerian Transportasi Myanmar yang menyebutkan Menlu RI Retno Marsudi akan tiba di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, pada Kamis pagi pukul 08:10 waktu setempat. Retno kemudian akan bertolak pada 11:50 waktu setempat.
Seorang pejabat Myanmar mengonfirmasi bahwa surat itu memang benar dikeluarkan Kementerian Transportasi Myanmar.
Namun perkembangan situasi di Myanmar saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan kunjungan tersebut.
Demo di depan Kedubes Indonesia di Yangon, Myanmar, pada 23 Februari 2021. (Twitter/hninyadanazaw)
"Menlu RI membuka opsi melakukan kunjungan di Nay Pyi Taw untuk mencari solusi di tingkat kawasan, dalam hal ini ASEAN. Rencana ini disusun dengan terus mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar," kata Teuku Faizasyah.
"Dengan melihat berbagai perkembangan yang ada saat ini, dan setelah berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar," tambahnya
Menlu Retno Marsudi, menurut Faizasyah, masih terus mengumpulkan masukan dan perspektif negara ASEAN lain terkait solusi untuk Myanmar.
Teuku Faizasyah menekankan bahwa Indonesia terus berkomitmen untuk berkontribusi dan berkomunikasi dengan semua pihak di Myanmar, serta melakukan konsultasi dengan negara ASEAN lainnya mengenai setiap perkembangan yang ada
"Saat ini Menlu RI masih berkonsultasi dan mengumpulkan perspektif dan masukan dengan Menlu ASEAN lainnya, setelah itu konsultasi itu akan berkembang menjadi masukan kebijakan yang akan didiskusikan dalam rapat khusus ASEAN (soal Myanmar)," kata Faizasyah.
Menurut Teuku Faizasyah, Menlu Reto Marsudi saat ini tengah berada di Thailand, namun belum jelas apakah beliau akan melanjutkan kunjungan ke Myanmar setelahnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: BBC News Indonesia