Pakai Desain dan Trademark Anime Kimetsu no Yaiba Untuk Kampanye, Politikus Jepang Dikecam Penggemar
Jepang akan menggelar pemilu di berbagai kotanya pada tahun 2021 ini, dan pastinya persaingan semakin meruncing bagi para calon pemimpin yang mengajukan diri. Banyak cara digunakan, termasuk "menumpang" kepopuleran anime dan manga demi mendapatkan suara sebanyak mungkin. Hanya saja, apakah itu langkah yang jitu?
IDWS, Rabu, 10 Februari 2021 - Tak bisa dipungkiri, anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba tengah berada di puncak popularitasnya di Jepang, bahkan di beberapa negara lain termasuk Indonesia. Kepopuleran anime yang diangkat dari manga karya Koyoharu Gotouge itu sampai membuat beberapa politikus berusaha "menumpang" ketenarannya demi memikat hati para pemilih di saat pemilu nanti.
Mereka menggunakan logo sampai pola-pola khas dari Kimetsu no Yaiba dalam poster-poster kampanye masing-masing. Hal itu sampai mengundang komentar dari Shueisha — penerbit dari manga Kimetsu no Yaiba, angkat suara. Bahkan, poster-poster yang menggunakan unsur Kimetsu no Yaiba akhirnya di-take down oleh DPR Jepang — yang kemudian merilis pernyataan minta maaf dan membuat poster-poster baru.
Poster kampanye politikus Makoto Oniki yang mengundang kecaman dari para penggemar Kimetsu no Yaiba di Jepang. (TV Asahi)
Kasus terbesar di mana politikus "menumpang" ketenaran Kimetsu no Yaiba adalah Makoto Oniki, anggota DPR dari partai berkuasa LDP (Partai Demokrasi Liberal). Di daerah pemilihan tingkat 2 Fukuoka, poster-poster kampanye Oniki mengundang kemarahan dari para penggemar Kimetsu no Yaiba karena menjiplak logo dari Kimetsu no Yaiba dan menggantinya dengan namanya sendiri. Kasus ini menarik perhatian Shueisha, yang kemudian merilis pernyataan lewat Twitter mereka yang menyatakan penerbit manga Kimetsu no Yaiba itu tidak ada sangkut pautnya dengan poster-poster tersebut.
Poster promosi dari film layar lebar Kimetsu no Yaiba, beserta logo khas dari anime itu. (Ufotable/Kimetsu no Yaiba)
Dari laporan TV Asahi, Oniki akhirnya meminta maaf dan menyatakan dirinya "pantas dikritik" oleh penggemar Kimetsu no Yaiba. Ia berjanji bahwa poster-poster yang menggunakan unsur-unsur dari Kimetsu no Yaiba akan segera dicopot secepatnya.
Poster lain yang cukup mengundang perhatian adalah poster di prefektur Hyogo, Kota Amagasaki, yang memuat foto dari Horifumi Yoshimura (gubernur Osaka) bersama konselor Kota Amagasaki, Keisuke Mitsumoto. Keduanya sama-sama anggota dari Partai Nippon Ishin no Kai. Yoshimura yang merupakan salah satu orang dengan kekuatan politik terbesar di Jepang ikut terpampang di poster itu untuk membantu meng-endorse Mitsumoto yang akan mengikuti pemilu. Poster itu menggunakan latar belakang kotak-kota warna hitam-hijau seperti pola pakaian (haori) dari tokoh utama Kimetsu no Yaiba, Tanjiro Kamado.
Poster kampanye Keisuke Mitsumoto bersma Gubernur Osaka, Horifumi Yoshimura. (Twitter/@surait)
Namun yang paling parah adalah penggunaan gambar api di belakang kedua pria tersebut, serta slogan "nyalakan bara di hatimu" merupakan referensi langsung terhadap Kyojuro Rengoku, salah satu karakter populer dari Kimetsu no Yaiba. Belum cukup sampai di situ, Mitsumoto juga tak jauh beda dengan Oniki. Ia juga membuat ulang logo Kimetsu no Yaiba namun mencantumkan nama partainya di logo tersebut.
Secara hukum, Shueisha tidak bisa melarang para politikus ini menggunakan trademark Kimetsu no Yaiba dalam poster kampanye mereka, selain menyatakan bahwa Shueisha tidak terlibat sama sekali dalam pembuatan atau penggunaan poster-poster itu. Untungnya teknologi internet membuat poster-poster itu tersebar ke netizen Jepang dan menyulut kemarahan para penggemar Kimetsu no Yaiba, yang tak takut mengkritik para politikus tersebut.
Lain kali, mungkin para politikus harus berpikir dua kali sebelum menggunakan kultur pop untuk kepentingan pribadi mereka, karena rakyat juga bisa marah! Apalagi para penggemar manga dan anime!
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Hashima Kikou, TV Asahi, Twitter Weekly Shounen Jump