Pemerintah China Berencana Perangi 'Feminisasi' di Kalangan Pria Muda, dan Galakkan Maskulinitas
Kementerian Pendidikan China bikin geger karena berencana "mengkultivasi maskulinitas" di sekolah lewat penambahan kelas olahraga dan jumlah guru pria.
IDWS, Senin, 8 Februari 2021 - Kementerian Pendidikan China dilaporkan menginginkan pria dari generasi muda di negaranya menjadi lebih maskulin. Pemerintah daerah dan sekolah-sekolah di bawah naungan masing-masing nantinya diminta untuk menambah kelas-kelas fitness atau latihan fisik, serta menambah jumlah guru olahraga.
Tak hanya itu, Kementerian Pendidikan China juga disebut mengembangkan metode pengajaran baru yang dikhususkan untuk meningkat maskulinitas pada murid pria.
Rencana tersebut pastinya, ditentang keras oleh berbagai pihak karena menilai langkah tersebut dapat berakibat meningkatnya kekerasan domestik serta berbagai masalah sosial lainnya.
Sepasang anak lelaki bergandengan pulang dari sekolah di Beijing, China. (Foto: Getty Images)
Menurut laporan South China Morning Post, rencana itu dimulai sebagai respon dari penasehat politik top Si Zefu, yang menyebutkan bahwa China butuh memerangi "feminisasi" pria-pria muda yang terus meningkat. Si Zefu juga menyebut generasi pria muda di China sebagai "halus, pengecut, dan (maaf) banci".
Dalam dokumennya, Si Zefu menyebutkan bahwa negara (china) harus "mencegah para pria muda menjadi banci", menyalahkan kaum wanita di keluarga seperti ibu, nenek, dan guru wanita yang dianggap terlalu memanjaka mereka.
Si Zefu bahkan menyebut bahwa fenomena meningkatnya feminisme di kalangan pria muda merupakan "ancaman akan perkembangan dan keselamatan negara kita (China)", serta menyerukan kepada para guru pria untuk "melawan isu tersebut".
Kementerian Pendidikan China yang mendukung saran dari Si Zefu itu dikritik keras dari para ahli gender dan seksual, yang percaya bahwa keputusan itu dapat menimbulkan efek merusak terhadap masyarakat hingga berujung pada kekerasan domestik, perundungan (bullying) akan identitas seksual atau pengekspresian gender.
Poster boyband S.K.Y. dicopot dari event marathon Huangzhou setelah para peserta marathon merasa mereka "tidak cukup maskulin" untuk mewakili event tersebut. (SCMP)
Mereka berargumen bahwa terlalu fokus terhadap maskulinitas merupakan diskriminasi dan dapat menyebabkan efek negatif terhadap perkembangan mental generasi muda.
Isu maskulinitas di China telah dianggap sebagai masalah dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2018 silam, sebuah sekolah menengah atas di timur kota Hangzhou meluncurkan kelas mendaki, di mana kepala sekolahnya yang bernama Jiang Zhiming mengatakan "Anak laki-laki terlalu lemah, mereka butuh olahraga maskulin".
Tahun lalu, poster-poster dari boyband China S.K.Y. yang mempromosikan Marathon Huangzhou dicopot setelah para peserta marathon berpendapat bahwa anggota-anggota boyband itu "tidak cukup maskulin" untuk mewakili event olahraga itu.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: South China Morning Post